KOMPAS.com – Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada tanggal 12 Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah.
Tanggal ini diyakini menandai hari kelahiran Rasulullah, meski para ulama berbeda pendapat mengenai kepastian waktunya.
Menurut riwayat yang banyak dijadikan rujukan, Ibnu Katsir, menyebut bahwa Nabi Muhammad SAW lahir pada Hari Senin, 12 Rabiul Awal, Tahun Gajah. Riwayat ini juga diperkuat oleh Jabir dan Ibnu Abbas.
Tidak hanya itu, sejumlah peristiwa penting dalam kehidupan Rasul juga terjadi pada hari Senin: beliau diutus sebagai Nabi, berhijrah, hingga wafat.
Baca juga: Kapan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025? Ini Jadwal, Sejarah, dan Amalan Sunnah
Meski demikian, dari sisi astronomi, sebagian ahli menilai tanggal tersebut tidak tepat jatuh pada hari Senin di Tahun Gajah. Seorang astronom Muslim, Mahmūd Pashā, bahkan berpendapat bahwa Rasulullah lahir pada pagi hari 9 Rabiul Awal, bertepatan dengan 19 atau 20 April 571 M. Karena itu, sebagian ulama menyebut kelahiran Nabi kemungkinan besar jatuh pada tanggal 8 atau 9 Rabiul Awal.
Artinya, tidak ada kesepakatan tunggal mengenai tanggal kelahiran Rasulullah. Namun, mayoritas ulama dan tradisi umat Islam tetap menjadikan 12 Rabiul Awal sebagai momen peringatan Maulid Nabi.
Bagi umat Islam, kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah peristiwa monumental dalam sejarah manusia. Beliau datang membawa risalah Islam yang menekankan tauhid, kasih sayang, keadilan, dan akhlak mulia.
Selain kelahiran, bulan Rabiul Awal juga istimewa karena menjadi bulan hijrah Rasulullah ke Madinah, peristiwa yang menandai awal kalender Hijriah dan tonggak penting perkembangan umat Islam.
Tahun ini, berdasarkan perkiraan hisab, 12 Rabiul Awal 1447 H diperkirakan jatuh pada Jumat, 5 September 2025 di Indonesia. Hari tersebut tanggal merah atau libur dan bertepatan dengan akhir pekan. Sehingga momen Maulid nabi bisa meniadi long weekend.
Tradisi peringatan Maulid Nabi sangat beragam di seluruh dunia. Ada yang memperingatinya dengan khidmat, ada pula yang merayakannya secara meriah. Beberapa bentuk perayaan antara lain:
Menariknya, Rasulullah sendiri menandai hari kelahirannya dengan ibadah puasa Senin. Dalam sebuah hadis riwayat Muslim, beliau bersabda:
"Itulah hari kelahiranku dan hari aku diutus, atau hari pertama aku menerima wahyu."
Dengan demikian, peringatan Maulid Nabi bukan sekadar tradisi, melainkan juga momentum untuk merenungi kembali ajaran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam kehidupan sehari-hari: jujur, amanah, penuh kasih, serta menjadi rahmat bagi semesta alam.
Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai tanggal pasti kelahiran Nabi Muhammad SAW, 12 Rabiul Awal tetap menjadi simbol penting bagi umat Islam.
Ia bukan hanya peringatan kelahiran seorang Nabi, melainkan juga momen spiritual untuk memperbarui cinta, syukur, dan komitmen menjalani ajaran beliau.
Melalui Maulid Nabi, umat Islam diingatkan kembali bahwa kehadiran Rasulullah SAW adalah rahmat terbesar bagi umat manusia, yang membawa risalah kebenaran, kasih sayang, dan keadilan untuk seluruh alam.
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!