KOMPAS.com - Kata guru berasal dari Bahasa Sansekerta yang artinya berat. Dalam hal ini berat karena sarat akan ilmu. Secara istilah, guru adalah orang yang mengajari suatu ilmu.
Beberapa waktu lalu beredar kabar viral tentang pernyataan seorang menteri bahwa Guru menjadi beban. Meskipun setelah ditelusuri ternyata hoaks dan hanya rekayasa AI (Artificial Intelligence).
Berkaitan dengan profesi guru tersebut, Islam menganggap guru sebagai profesi yang sangat mulia. Berikut ini 5 hadits tentang kemuliaan guru atau orang yang mempunyai ilmu dan mengajarkannya:
Baca juga: 7 Keutamaan Sholat Dhuha: Dilengkapi Niat dan Doanya
Orang yang berilmu mempunyai kedudukan yang tinggi. Diibaratkan seperti kedudukan Nabi dibandingkan dengan orang terendah yang ada.
فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كََفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ
Artinya: “Keutamaan orang yang berilmu atas orang yang ahli ibadah adalah seperti keutamaanku atas yang terendah darimu.“ (H.R. At Tirmidzi).
Orang yang mengajarkan ilmu yang bermanfaat bagi manusia akan didoakan oleh Allah SWT, para malaikat, dan seluruh makhluk yang ada di langit dan di bumi.
إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ وَأَهْلَ السَمَوَاتِ وَاْلأَرَضِيْنَ حَتَّى النَّمْلَةَ فِى حُجْرِهَا وَحَتَّى الْحُوْتَ لَيُصَلُّوْنَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala, malaikat-Nya, penghuni langit dan bumi, bahkan semut di dalam lobangnya sampai ikanpun berdo’a bagi orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR. At Tirmidzi).
Baca juga: 5 Keutamaan Puasa Senin Kamis Lengkap dengan Niat, Doa Berbuka: Arab, Latin, Artinya
Orang yang mengajarkan ilmu kemudian diamalkan oleh orang yang diberi ilmu, maka ia akan mendapatkan limpahan pahala dari orang yang mengamalkannya.
مَنْ دَعَا إِلَى هُدًى كَانَ لَهُ مِنَ اْلأَجْرِ مِثْل ُأُجُوْرِ مَنْ تَبِعَهُ, لاَ يَنْقُصُ ذلِكَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَيْئًا
Artinya: “Barangsiapa yang mengajak kepada petunjuk, niscaya ia mendapat pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, dan tidak mengurangi sedikitpun dari pahala mereka.” (H.R. Muslim).
Orang yang mengajarkan ilmu akan mendapat limpahan pahala yang terus menerus meskipun ia sudah meninggal dunia.
إِذَا مَاتَ ابْنُ آدَمَ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثٍ: صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ. رَوَاهُ مُسْلِمٌ
Artinya: "Apabila anak adam (manusia) telah meninggal dunia, maka terputuslah amalnya darinya, kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang selalu mendoakannya." (H.R. Muslim).
Baca juga: Keutamaan Ayat Kursi, Firman Teragung dalam Alquran yang Jadi Pelindung Umat Islam
Mengajarkan ilmu termasuk sebaik-baik sedekah.
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ أَنْ يَتَعَلَّمَ الْمُسْلِمُ عِلْمًا، ثُمَّ يُعَلِّمَهُ أَخَاهُ الْمُسْلِمُ
Artinya: "Sebaik-baik sedekah adalah seseorang muslim belajar ilmu, kemudian mengajarkannya kepada saudaranya sesama muslim." (H.R. Ibnu Majah).
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!