KOMPAS.com – Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momen penting bagi umat Islam untuk tidak hanya mengenang kelahiran Rasulullah, tetapi juga meneladani akhlak dan kebiasaan beliau dalam kehidupan sehari-hari.
Salah satu aspek yang kerap luput dari perhatian, namun sangat relevan dengan gaya hidup masa kini, adalah pola makan sehat yang diterapkan Rasulullah SAW.
Rasulullah dikenal memiliki kondisi fisik yang kuat dan jarang mengalami sakit. Salah satu rahasia di balik kesehatan beliau adalah kebiasaan makan yang sederhana, teratur, dan penuh kesadaran.
“Kami adalah kaum yang tidak makan kecuali dalam keadaan lapar, dan apabila makan, kami berhenti sebelum kenyang.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Baca juga: 3 Pesan Rasulullah SAW tentang Maraknya Pembunuhan
Kebiasaan ini terbukti berdampak positif bagi kesehatan umat Islam di masa itu, bahkan sempat membuat kagum seorang tabib Romawi yang datang ke Madinah karena jarangnya masyarakat Muslim mengalami penyakit.
Berbagai riwayat hadits dan penjelasan para ulama mencatat kebiasaan makan Rasulullah SAW yang sangat selaras dengan prinsip gizi seimbang dan kesederhanaan.
Berikut beberapa contoh menu harian Rasulullah, dikutip dari Antara:
Rasulullah SAW memulai harinya dengan air yang dicampur satu sendok madu. Madu yang disebut sebagai “syifaa” (obat) dalam Al-Qur'an memiliki banyak manfaat, seperti melancarkan pencernaan, meredakan peradangan, dan menjaga stamina.
Beliau rutin mengonsumsi tujuh butir kurma ajwa. Kurma jenis ini dikenal mampu menangkal racun dan memberikan energi alami bagi tubuh.
Untuk makan siang, Rasulullah SAW biasa menyantap roti yang dicelupkan ke dalam cuka dan minyak zaitun. Kombinasi ini membantu menjaga kadar kolesterol dan meningkatkan metabolisme tubuh.
Baca juga: Meneladani Rasulullah SAW: Bersikap Lemah Lembut
Menu makan malam Rasulullah SAW biasanya sederhana, berupa sayur-sayuran seperti sana al-makki, yang bermanfaat menjaga kekebalan tubuh dan mencegah berbagai penyakit.
Rasulullah juga sesekali menikmati makanan favoritnya seperti tsarid (roti dicampur kuah daging), namun tidak menjadikannya makanan rutin. Ini menunjukkan keseimbangan dalam pola konsumsi beliau.
Tak hanya dari sisi makanan, Rasulullah SAW juga mengajarkan adab makan dan minum yang berdampak baik bagi kesehatan fisik dan spiritual:
Beliau makan dengan tangan kanan, dan terkadang menghisap sedikit garam terlebih dahulu—diyakini sebagai penawar racun dan sumber mineral alami.
Rasulullah SAW senantiasa membaca basmalah sebelum makan, sebagai bentuk permohonan berkah dan perlindungan dari penyakit.
Beliau terbiasa mengunyah makanan hingga halus, bahkan hingga 40 kali, yang membantu sistem pencernaan bekerja lebih optimal.
Baca juga: Mengenal Ciri Fisik Rasulullah SAW dan Larangan Menggambarnya
Rasulullah SAW tidak pernah makan sampai kenyang, melainkan berhenti sebelum perut penuh. Ini mencerminkan pengendalian diri dan menjaga kesehatan tubuh.
Alih-alih tidur, Rasulullah SAW lebih memilih beraktivitas ringan setelah makan, seperti salat atau berjalan, untuk membantu proses pencernaan.
Adab minum Rasulullah juga sangat diperhatikan. Rasulullah tidak meniup air panas, tidak minum sambil berdiri, dan tidak bernafas ke dalam wadah minum. Cara minumnya pun seteguk demi seteguk, dengan jeda untuk bernafas.
Pola makan dan gaya hidup Rasulullah SAW mencerminkan nilai keseimbangan, kesederhanaan, dan kesadaran penuh terhadap kesehatan fisik dan spiritual. Islam sebagai agama rahmatan lil ‘alamin mengajarkan bahwa menjaga tubuh adalah bagian dari ibadah.
Kini, semakin banyak orang yang mencoba meneladani gaya hidup sehat Rasulullah SAW. Tidak hanya untuk menjalankan sunnah, tetapi juga demi memperoleh manfaat jasmani dan rohani yang nyata.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini