KOMPAS.com - Rasulullah Muhammad SAW adalah Nabi terakhir yang diutus untuk membawa agama Islam bagi seluruh dunia. Nabi Muhammad SAW berasal dari suku Quraisy dan berbangsa Arab.
Untuk lebih mengenal Rasulullah SAW, para sahabat dan ulama zaman dahulu sudah meriwayatkan kabar-kabar yang menceritakan tentang bagaimana bentuk fisik Rasulullah SAW.
Baca juga: Bacaan Sholawat Tarhim: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Ali bin Abi Thalib adalah menantu Rasulullah SAW. Ia menikah dengan putri Rasulullah SAW yang bernama Fatimah Az Zahra.
Ali bin Abi Thalib dalam sebuah riwayat menggambarkan bagaimana ciri-ciri fisik Rasulullah SAW.
“Beliau bukanlah orang yang terlalu tinggi dan tidak pula terlalu pendek, orang yang perawakannya sedang-sedang, rambutnya tidak kaku dan tidak pula keriting, rambutnya lebat, tidak gemuk dan tidak kurus, wajahnya sedikit bulat, alisnya sangat hitam, bulu matanya panjang, persendiannya yang pokok besar, bahunya bidang, bulu dadanya lembut, tidak ada bulu-bulu di badan, telapak tangan kakinya tebal, jika berjalan seakan-akan sedang berjalan di jalanan yang menurun, jika menoleh seluruh badannya ikut menoleh, diantara dua bahunya ada cincin nubuwah, telapak tangannya terbagus, dadanya paling bidang."
Baca juga: Bacaan Sholawat Jibril: Arab, Latin, Arti, dan Keutamaannya
Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Rasulullah SAW mempunyai bola mata yang lebar dan berwarna sangat hitam dengan bulu mata panjang.
Rasulullah SAW juga selalu mengenakan celak mata. Bentuk alis Rasulullah tipis, memanjang, dan bersambung.
Sedangkan untuk rambut, Rasulullah mempunyai rambut yang tidak lurus dan tidak pula keriting. Rambut Rasulullah bergelombang dan lebat serta warnanya hitam legam.
Untuk ukuran panjangnya, ada tiga istilah yang disebutkan dalam hadits, yaitu wafrah, jummah, dan limmah.
Wafrah artinya rambut sampai daun telinga, jummah artinya rambut sampai bahu, dan limmah artinya rambut diantara dua daun telinga dan bahu. Hal ini menunjukkan bahwa Nabi pernah mempunyai variasi Panjang rambut seperti digambarkan dalam tiga istilah tersebut.
Baca juga: Sholawat Munjiyat: Arab, Latin, Arti, dan Keutamaannya
Meskipun banyak riwayat yang menggambarkan fisik Rasulullah, namun para ulama melarang untuk menggambar Rasulullah SAW. Tujuannya untuk menghindari penyalahgunaan dan menjaga kemurnian aqidah Islam.
Jika melihat sejarah, orang-orang terdahulu sering mengenang orang-orang sholeh dengan membuat gambar dan patung-patungya hingga menjadikan mereka sebagai sesembahan. Hal inilah yang membuat munculnya paganisme sehingga Rasulullah tidak ingin hal ini terjadi pada umatnya.
“Janganlah kalian menyanjungku berlebihan sebagaimana orang-orang Nashrani menyanjung Putera Maryam, karena aku hanya hamba-Nya dan Rasul utusan-Nya.” (H.R. Ahmad dan Bukhari).
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!