KOMPAS.com-Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama Wakil Gubernur Emil Elestianto Dardak memimpin doa bersama dengan 4.000 hafiz dan hafizah untuk para korban musibah di Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo.
Khofifah menyampaikan doa dan khatmil Quran yang dipimpin para kiai dan ulama ini merupakan bentuk bakti sekaligus rasa syukur.
“Alquran adalah sumber cahaya, penuntun jalan, dan penguat akhlak,” ujar Khofifah di Surabaya, Jumat (3/10/2025), dilansir dari Antara.
Baca juga: Kemenag Sampang Galang Dana untuk Bantu Korban Ambruknya Ponpes Al-Khoziny
Sebanyak 4.000 hafiz dan hafizah berhasil mengkhatamkan Al Quran hingga 80 kali dalam momentum tersebut.
Doa khusus untuk para santri korban ambruknya mushala asrama putra Ponpes Al Khoziny dipimpin langsung Imam Besar Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, H. Abdul Hamid Abdullah.
Khofifah menegaskan bahwa doa bersama ini merupakan wujud solidaritas sekaligus ikhtiar spiritual agar para korban mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT.
Ia juga berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.
Baca juga: Ribuan Santri Ponpes di Ponorogo Gelar Sholat Gaib untuk Korban Ponpes Al-Khoziny
Khofifah menuturkan lantunan ayat suci Al Quran ini juga dimaksudkan sebagai doa untuk keberkahan Jawa Timur.
Ia berharap provinsi ini senantiasa dijauhkan dari bala dan musibah serta diberi kekuatan untuk melangkah menuju masa depan lebih baik.
Selain untuk para korban, doa bersama juga dipanjatkan bagi para pahlawan dan pendiri Jawa Timur.
Menurut Khofifah, doa tersebut penting sebagai pengikat spiritual masyarakat Jawa Timur di tengah dinamika kehidupan.
“Momentum peringatan 80 tahun Jawa Timur ini mari kita teguhkan tekad melanjutkan perjuangan para pendahulu,” ucapnya.
Baca juga: Menag Doakan Korban Musala Ambruk di Pesantren Al Khoziny Sidoarjo
Gubernur perempuan pertama di Jawa Timur itu mengapresiasi peran ulama, kiai, dan tokoh agama yang menjadi perekat sosial serta penguat kerukunan.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga moralitas di era digital.
“PR kita saat ini memberseiringi akhlak dengan digital IT, banyak yang belum membiasakan saring sebelum sharing,” ungkap Khofifah.
Menurut dia, akhlak dan perkembangan digital harus berjalan beriringan dengan semangat fastabiqul khoirot atau berlomba dalam kebaikan.
Khofifah menegaskan bahwa doa para ulama, kiai, dan penghafal Al Quran memiliki kekuatan spiritual yang luar biasa.
Ia meyakini hal itu menjadi bekal penting dalam menjaga Jawa Timur tetap aman, tenteram, dan diberkahi.
“Nilai-nilai qurani inilah yang menjadi pondasi kuat agar Jawa Timur bisa menjadi provinsi sejahtera, berdaya saing, dan bermartabat,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.