Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

M Quraish Shihab Paparkan Pentingnya Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan Tafsir Alquran

Kompas.com - 20/11/2025, 14:54 WIB
Khairina

Editor

Sumber Kemenag

KOMPAS.com-Cendekiawan Muslim M. Quraish Shihab menegaskan bahwa toleransi merupakan prinsip penting dalam memahami keragaman tafsir Alquran.

Pernyataan tersebut ia sampaikan dalam kegiatan Ijtimak Ulama Tafsir Al-Qur’an: Uji Publik Hasil Penyempurnaan Tafsir Al-Qur’an yang diselenggarakan Kementerian Agama di Jakarta, Rabu (19/11/2025), dilansir dari laman Kemenag.

Quraish Shihab menjelaskan bahwa bahasa Alquran memiliki keluasan makna sehingga satu akar kata dapat menghasilkan beragam penafsiran.

Baca juga: Hadis Qudsi: Pengertian, Sumber, Contoh, dan Perbedaannya dengan Alquran

Ia menyampaikan bahwa kehati-hatian sangat diperlukan saat menerjemahkan dan memahami ayat suci.

“Di sini saya ingin kita berhati-hati dalam menerjemahkan dan memahami ayat-ayat Alquran. Satu kata yang akarnya sama bisa mempunyai makna yang berbeda,” ujarnya.

Menurutnya, keberagaman merupakan bagian dari ketentuan Tuhan dan perlu dipahami sebagai dasar untuk menjaga kehidupan yang rukun.

Ia menegaskan bahwa perbedaan justru menjadi kekuatan yang mendorong kemajuan masyarakat.

“Kita harus yakin benar bahwa Tuhan mau kita berbeda. Jangan paksa mempersamakan. Kita memang berbeda, dan melalui perbedaan itu kita maju,” ucapnya.

Dalam konteks penafsiran, ia menekankan pentingnya menemukan titik temu yang dapat menjadi pegangan bersama meskipun praktik atau sudut pandang dapat bervariasi.

Titik temu tersebut, katanya, menjadi landasan koeksistensi di tengah masyarakat majemuk.

Baca juga: Mad Thobi’i dalam Tajwid: Pengertian, Ciri, Jenis, dan Contoh Bacaan dalam Alquran

Ia mencontohkan bahwa nilai ketuhanan bangsa Indonesia menjadi prinsip yang mampu mempersatukan keragaman.

“Itulah kita di Indonesia, Ketuhanan Yang Maha Esa. Itu titik temu kita. Itu titik akhir kita,” jelasnya.

Prof. Quraish Shihab menambahkan bahwa perbedaan tafsir tidak seharusnya berujung pada pertentangan.

Menurutnya, dialog merupakan cara terbaik ketika tidak terjadi kesepahaman sehingga perbedaan dapat menjadi ruang saling belajar.

“Setelah berdiskusi, wa jadilhum bil-lati hiya ahsan. Bukan sekadar berdebat, tetapi berlatih dengan cara yang terbaik,” katanya.

Baca juga: Urutan Surat dalam Alquran dan Jumlah Ayatnya

Ia menegaskan bahwa Alquran memberikan panduan etis dalam menghadapi perbedaan, termasuk ketika titik temu tidak tercapai.

Ia menuturkan bahwa manusia tetap diperintahkan untuk hidup berdampingan sambil menyadari bahwa hanya Tuhan yang mengetahui siapa yang berada di jalan yang benar.

Menutup penyampaiannya, ia menjelaskan bahwa toleransi dalam tafsir bukan bentuk relativisme, melainkan sikap ilmiah untuk menghargai perbedaan metode, pengetahuan, dan latar belakang pembacanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Aktual
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Aktual
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Doa dan Niat
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
Aktual
Khutbah Jumat: Tips Untuk Shalat Khusyuk
Khutbah Jumat: Tips Untuk Shalat Khusyuk
Doa dan Niat
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Doa dan Niat
Penjelasan Hadits Tentang Ibumu, Ibumu, Ibumu, Baru Ayahmu
Penjelasan Hadits Tentang Ibumu, Ibumu, Ibumu, Baru Ayahmu
Doa dan Niat
M Quraish Shihab Paparkan Pentingnya Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan Tafsir Alquran
M Quraish Shihab Paparkan Pentingnya Toleransi dalam Menyikapi Perbedaan Tafsir Alquran
Aktual
Shalawat Busyro: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Shalawat Busyro: Arab, Latin, dan Terjemahannya
Doa dan Niat
Keteladanan Rasulullah SAW: Lima Akhlak Utama Nabi yang Dicontohkan Umat Islam
Keteladanan Rasulullah SAW: Lima Akhlak Utama Nabi yang Dicontohkan Umat Islam
Aktual
Kisah Umar bin Khattab: Pemimpin Berani dan Adil dalam Sejarah Islam
Kisah Umar bin Khattab: Pemimpin Berani dan Adil dalam Sejarah Islam
Aktual
Presiden Prabowo Dijadwalkan Buka Munas XI MUI 2025 di Ancol Hari Ini
Presiden Prabowo Dijadwalkan Buka Munas XI MUI 2025 di Ancol Hari Ini
Aktual
Daftar Lengkap Kloter Haji 2026: Garuda Indonesia Layani 277 Kloter, Saudia 248 Kloter
Daftar Lengkap Kloter Haji 2026: Garuda Indonesia Layani 277 Kloter, Saudia 248 Kloter
Aktual
Doa Dijauhkan dari Sifat Kikir Lengkap dengan Terjemahannya
Doa Dijauhkan dari Sifat Kikir Lengkap dengan Terjemahannya
Doa dan Niat
3 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Meninggal Dunia
3 Amalan yang Pahalanya Terus Mengalir Setelah Meninggal Dunia
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com