KOMPAS.com - Nabi Idris AS merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam AS dan menjadi nabi pertama yang diutus oleh Allah setelah nabi-nabi awal.
Sebagai seorang nabi, ia dianugerahi kepandaian luar biasa serta kemampuan untuk mengembangkan ilmu dan peradaban manusia.
Allah memberikan kepadanya kemampuan membaca dan menulis, serta ilmu pengetahuan dalam berbagai bidang dan berbagai keterampilan lain yang menjadi dasar peradaban manusia pada masa itu.
Nabi Idris AS dikenal sebagai sosok yang memadukan ketaatan spiritual dengan kecerdasan intelektual.
Baca juga: Kisah Lengkap Nabi Idris AS
Keistimewaannya tidak hanya terletak pada kedudukannya sebagai nabi, tetapi juga pada perannya dalam meletakkan dasar-dasar ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
Melalui ilmu yang Allah anugerahkan kepadanya, Nabi Idris AS mengajarkan bahwa pengetahuan harus digunakan untuk memperbaiki akhlak, menata kehidupan sosial, dan mendekatkan manusia kepada Sang Pencipta.
Meskipun Al-Qur’an tidak menjelaskan secara rinci perjalanan hidup Nabi Idris AS, berbagai riwayat dan kisah para nabi menggambarkan beliau sebagai figur yang tekun belajar, mengajarkan ilmu, serta menjadi teladan dalam bekerja dan berkarya.
Hal ini menunjukkan bahwa Islam sejak awal telah mendorong umat manusia untuk berpikir, meneliti, dan mengembangkan peradaban dengan landasan iman dan moral.
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad Mendapat Gelar Al-Amin
Kisah Nabi Idris AS mengajarkan bahwa kemajuan peradaban tidak lahir dari ilmu semata, tetapi dari ilmu yang dibimbing oleh nilai tauhid dan tanggung jawab moral. I
Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir (2014), salah satu hal paling unik tentang Nabi Idris AS adalah perannya dalam memajukan kemampuan manusia melalui ilmu pengetahuan. Ia memiliki beberapa sebutan diantaranya:
Ilmu-ilmu ini kemudian menjadi fondasi bagi kemajuan peradaban manusia selanjutnya. Bayesian Al-Qur’an memang tidak menjelaskan secara detail kehidupan Idris, tetapi tradisi cerita dalam buku kisah nabi menyebutkan bahwa kemampuan-kemampuan itu adalah karunia khusus dari Allah yang diperuntukkan bagi tugas dakwah dan bimbingan kepada umatnya.
Nabi Idris AS diutus pada masa ketika banyak manusia telah melupakan ajaran tauhid (keesaan Allah) dan terjerumus dalam penyembahan berhala serta kehidupan penuh dosa.
Oleh karena itu, beliau berdakwah dengan gigih kepada kaumnya agar kembali kepada Allah dan meninggalkan kemaksiatan.
Tidak hanya berdakwah dengan kata-kata saja, tetapi Nabi Idris AS berusaha “memperbaiki” masyarakat melalui ajaran moral dan ilmiah, sebagai sebuah pendekatan yang sangat relevan pada zaman sekarang.
Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim dan Ismail Membangun Kakbah
Beberapa fakta menarik yang sering tidak disadari banyak orang adalah:
Kisah Idris menekankan bahwa ia memperkenalkan tulisan dan Ilmu kepada umat manusia, sesuatu yang jarang dibahas secara langsung di Al-Qur’an tetapi dijelaskan melalui tradisi kisah nabi.
Selain membaca dan menulis, Nabi Idris AS juga dikatakan mampu menjahit pakaian, merancang alat, dan memahami struktur ilmu pengetahuan secara mendalam.
Menurut beberapa riwayat yang juga tercantum dalam tradisi cerita nabi, Idris tidak meninggal biasa di bumi tetapi diangkat ke langit oleh Allah yang menggambarkan statusnya yang tinggi dan istimewa dari sisi sang pencipta.
Kisah Nabi Idris sangat relevan dengan dunia saat ini yang amat bergantung pada ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ia menjadi contoh bahwa iman dan ilmu bisa berjalan secara beriringan yang berarti seorang manusia yang dekat kepada Allah juga bisa menjadi pencipta dan pemikir yang memajukan umatnya melalui pengetahuan.
Teknologi, tulisan, perhitungan, ilmu pengetahuan, dan penerapan etika dalam penggunaan ilmu adalah tantangan besar generasi sekarang.
Dalam kisah Nabi Idris kita melihat bahwa kesalehan bukan hanya diukur dari ibadah ritual, tetapi juga dari kontribusi terhadap kemaslahatan umat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang