Editor
KOMPAS.com — Majelis Ulama Indonesia (MUI) menegaskan komitmennya untuk terus hadir dan mendampingi para korban bencana banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera.
Komitmen tersebut disampaikan Ketua MUI Komisi Badan Penanggulangan Bencana, Nusron Wahid, usai meninjau langsung lokasi terdampak bencana.
Nusron mengatakan, saat ini penanganan bencana telah memasuki tahap pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi atas berbagai kerusakan yang ditimbulkan.
Baca juga: Bisa Dipindah dan Ringan, Ini Keunggulan Rumah Modular Baznas untuk Korban Bencana
“Kita saat ini sedang memasuki konsentrasi, memasuki tahap recovery, rehabilitasi, dan rekonstruksi atas kerusakan-kerusakan yang diakibatkan oleh bencana alam ini,” ujar Nusron dilansir dari MUIDigital, Kamis (18/12/2025).
Dalam fase tersebut, MUI berencana membangun kembali infrastruktur vital umat di tiga provinsi terdampak.
Setidaknya, MUI akan membangun satu masjid dan satu fasilitas pendidikan sebagai bagian dari upaya pemulihan sosial dan keagamaan masyarakat.
Ia menegaskan, pembangunan tersebut tidak membedakan afiliasi organisasi masyarakat Islam.
MUI akan mendukung masjid dan lembaga pendidikan yang dikelola oleh kekuatan umat setempat.
“Apakah dikelola Muhammadiyah, NU, Al-Washliyah, atau Perti, kita tidak memilah-milah. Yang penting itu kekuatan umat yang ada di sana,” jelasnya.
Terkait lokasi pembangunan, Nusron menyebut proses asesmen masih berjalan.
Ia menambahkan, pembangunan nantinya akan menggunakan identitas dan desain MUI, namun tetap mengakomodasi kearifan lokal sesuai kebutuhan masyarakat.
“Lokasinya sedang kita assessment. Kita akan bangun dengan brand dan desain dari MUI, tapi tetap menggunakan khasanah lokal yang dibutuhkan oleh masyarakat,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Nusron menekankan peran MUI sebagai lembaga pemersatu dan katalisator kekuatan umat Islam di Indonesia.
Karena itu, seluruh gerakan kebencanaan MUI harus terintegrasi dengan potensi umat yang telah ada.
Sejalan dengan itu, MUI juga berencana membentuk Muslim Disaster Recovery, sebuah unit reaksi cepat penanggulangan bencana yang menghimpun potensi umat Islam secara nasional.
Ia mencontohkan, sejumlah organisasi Islam telah memiliki lembaga kebencanaan, seperti Muhammadiyah dengan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dan Nahdlatul Ulama dengan Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI).
Baca juga: Bantuan Baznas untuk Korban Banjir Aceh-Sumatera: 54 Dapur Umum, Relawan hingga Rumah Modular
“Kita akan assessment mana kekuatan dan kelebihannya. MUI tidak boleh menjadi ormas baru, tidak boleh menyaingi NU dan Muhammadiyah,” tegas Nusron.
Menurutnya, peran MUI adalah menyinergikan dan melengkapi upaya yang sudah berjalan.
“Tugas kita menjahit sesuatu yang sudah ada. Yang belum ada kita jahit. Kita menjadi tukang jahit, dan karena itu kita mencari benang penjahitnya,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang