Editor
KOMPAS.com-Muhammadiyah menyalurkan bantuan 30 ton beras dari NGO Bulan Sabit Merah Uni Emirat Arab (UEA) kepada masyarakat terdampak banjir di Sumatera Utara dan Aceh.
Bantuan tersebut didistribusikan melalui Muhammadiyah Sumatera Utara sebanyak 25 ton dan Muhammadiyah Aceh sebanyak 5 ton.
Prosesi penyerahan dan pemberangkatan bantuan 30 ton beras berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Jalan SM Raja Nomor 136 Medan pada Senin (22/12/2025), dilansir dari Antara.
Baca juga: Pemprov Sumut Percayakan Muhammadiyah Salurkan 30 Ton Beras Bantuan NGO UEA
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Utara Prof Hasyimsyah Nasution menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang menyalurkan donasi melalui Muhammadiyah.
Ia menyatakan bantuan tersebut menjadi bagian penting dalam upaya kemanusiaan bagi korban banjir di wilayah Sumatera.
Muhammadiyah di Sumatera Utara melaksanakan respons bencana melalui tiga fase penanganan yang terstruktur dan berkelanjutan.
Fase pertama ialah tanggap darurat yang berlangsung sejak 27 November 2025 hingga 5 Januari 2026.
Fase kedua berupa transisi dari darurat ke pemulihan yang dijadwalkan berlangsung pada 6 Januari hingga 31 Januari 2026.
Fase ketiga meliputi program rehabilitasi dan rekonstruksi yang direncanakan berjalan mulai Februari 2026.
Baca juga: Muhammadiyah Galang Gerakan Nasional Bantu Penyintas Bencana Aceh, Sumbar, dan Sumut
Hasyimsyah menjelaskan bahwa seluruh pelaksanaan tanggap darurat dilakukan melalui skema One Muhammadiyah One Response.
Seluruh aktivitas kebencanaan dijalankan melalui satu pintu kebijakan yang dikoordinasikan oleh Muhammadiyah Disaster Management Center dan Lembaga Resiliensi Bencana.
Wakil Ketua MDMC PP Muhammadiyah Indrayanto menyampaikan bahwa MDMC bersama seluruh unsur Muhammadiyah telah hadir di tiga provinsi, yakni Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
Kehadiran tersebut mencakup 20 kabupaten dan kota dengan pembukaan 24 pos pelayanan kebencanaan.
Indrayanto menyebutkan sebanyak 14.318 jiwa korban banjir telah mendapatkan penanganan.
Sebanyak 655 relawan diturunkan dalam operasi tersebut yang berasal dari relawan lokal dan tambahan dari sejumlah wilayah di Jawa.
MDMC memberikan layanan tanggap bencana berupa pelayanan kesehatan, penyediaan air bersih, logistik makanan, dukungan psikososial, pendidikan darurat, serta hunian sementara.
Dalam layanan kesehatan, Muhammadiyah mengerahkan tenaga medis dari 14 rumah sakit Muhammadiyah di seluruh Indonesia.
Sebanyak 42 tim Emergency Medical Team beroperasi di berbagai wilayah terdampak banjir.
Pada momentum penyerahan bantuan beras, LazisMU juga memberangkatkan bantuan berupa paket Family Kids bagi pelajar terdampak di sejumlah kawasan.
Baca juga: Ketua Umum PP Muhammadiyah Instruksikan Infak Jumat Dialihkan untuk Korban Bencana
Ketua PW Muhammadiyah Aceh Abdul Malik Musa menyatakan bahwa bencana yang terjadi di Aceh menyerupai tsunami darat dengan daya rusak yang luas dan dahsyat.
Ia menjelaskan bahwa tsunami darat berbeda dengan tsunami laut karena datang dari kawasan pegunungan dan berdampak lebih masif.
Abdul Malik menyampaikan apresiasi kepada PP Muhammadiyah atas alokasi bantuan 5 ton beras untuk Aceh.
Ia juga mengucapkan terima kasih kepada Muhammadiyah Sumatera Utara atas bantuan tanggap darurat yang diberikan kepada Aceh Tamiang.
Abdul Malik menyebutkan kondisi Aceh masih sangat memprihatinkan, terutama di Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah yang masih terisolasi.
Ia menegaskan Aceh masih membutuhkan banyak bantuan, khususnya dalam upaya membuka akses isolasi di Aceh Tengah dan Bener Meriah.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang