Editor
KOMPAS.com-Membayar utang merupakan kewajiban besar dalam ajaran Islam yang tidak boleh dianggap ringan.
Utang tidak hanya berkaitan dengan hubungan antar manusia, tetapi juga menyangkut tanggung jawab seorang hamba di hadapan Allah SWT.
Oleh karena itu, Islam mengatur hukum berutang secara jelas sekaligus memberikan peringatan keras bagi orang yang enggan melunasi kewajibannya.
Baca juga: Tidak Mau Membayar Utang: Dosa Besar yang Sering Diremehkan
Dilansir dari laman Asosiasi Penghulu Republik Indonesia, dalam Islam, berutang diperbolehkan selama dilakukan karena kebutuhan yang dibenarkan dan disertai niat kuat untuk melunasinya.
Alquran bahkan memberikan perhatian khusus terhadap transaksi utang-piutang dengan memerintahkan pencatatan secara jelas agar tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.
Allah SWT berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلْ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِّنْهُ شَيْئًا...
"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar..." (QS. Al-Baqarah: 282)
Ayat ini menunjukkan bahwa utang adalah amanah yang harus dijaga dengan kejujuran, kejelasan, dan tanggung jawab, bukan untuk disalahgunakan atau diingkari.
Baca juga: Hukum Sengaja Tidak Mau Membayar Utang dalam Islam
Islam memberikan peringatan keras terhadap orang yang sengaja tidak membayar utang, terutama jika sejak awal tidak memiliki niat untuk melunasinya.
Berikut beberapa ancaman dan azab yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang mengabaikan hak orang lain, termasuk utang, terancam tidak masuk surga.
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:
"ثَلاثَةٌ لَا يُدْخِلُونَ الجَنَّةَ: مَدْمِنُ خَمْرٍ، وَقَاطِعُ رَحِمٍ، وَمُدْبِرُ حَقِّهِ"
"Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga: pecandu khamar, pemutus silaturahmi, dan orang yang mengabaikan hak orang lain." (HR. Tirmidzi no. 1906)
Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa ruh orang yang meninggal dunia masih memiliki utang akan tertahan hingga utangnya dilunasi. Hal ini menunjukkan betapa beratnya konsekuensi utang yang belum dibayar, bahkan setelah kematian.
Pada hari kiamat, ketika tidak ada lagi harta benda, utang akan dibayar dengan pahala. Jika pahala orang yang berutang tidak mencukupi, maka dosa orang yang memberi utang akan dipindahkan kepadanya, sehingga semakin memberatkan hisabnya.
Orang yang sengaja tidak membayar utang telah berbuat zalim terhadap sesama manusia. Kezaliman ini akan berbuah keburukan, baik di dunia berupa hilangnya kepercayaan dan keberkahan hidup, maupun di akhirat berupa azab yang pedih.
Baca juga: Hukum Tidak Membayar Utang dalam Islam
Rasulullah SAW menegaskan bahwa niat sangat menentukan nasib orang yang berutang.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:
"مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَنْ يُؤَدِّيَهَا، أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَهَا يُرِيدُ إِتْلَافَهَا، أَتْلَفَهُ اللَّهُ"
"Barang siapa mengambil harta orang lain dengan niat melunasinya, maka Allah akan menolongnya. Namun, barang siapa mengambilnya dengan niat merusaknya, maka Allah akan membinasakannya." (HR. Ibnu Majah no. 2415)
Utang yang tidak dilunasi akan menjadi beban berat di akhirat. Seorang hamba tidak akan terbebas dari tanggung jawab ini hingga hak orang lain benar-benar ditunaikan, sehingga utang menjadi salah satu perkara yang paling serius dalam hisab.
Utang dalam Islam bukan sekadar urusan finansial, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.
Oleh karena itu, setiap Muslim harus berhati-hati dalam berutang, memiliki niat kuat untuk melunasi, serta berusaha menunaikannya secepat mungkin agar terhindar dari azab dan beban berat di akhirat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang