Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Saja Azab Tidak Bayar Utang? Ini Penjelasan Menurut Syariat

Kompas.com, 23 Desember 2025, 09:01 WIB
Khairina

Editor

KOMPAS.com-Membayar utang merupakan kewajiban besar dalam ajaran Islam yang tidak boleh dianggap ringan.

Utang tidak hanya berkaitan dengan hubungan antar manusia, tetapi juga menyangkut tanggung jawab seorang hamba di hadapan Allah SWT.

Oleh karena itu, Islam mengatur hukum berutang secara jelas sekaligus memberikan peringatan keras bagi orang yang enggan melunasi kewajibannya.

Baca juga: Tidak Mau Membayar Utang: Dosa Besar yang Sering Diremehkan

Hukum Berutang

Dilansir dari laman Asosiasi Penghulu Republik Indonesia, dalam Islam, berutang diperbolehkan selama dilakukan karena kebutuhan yang dibenarkan dan disertai niat kuat untuk melunasinya.

Alquran bahkan memberikan perhatian khusus terhadap transaksi utang-piutang dengan memerintahkan pencatatan secara jelas agar tidak menimbulkan perselisihan di kemudian hari.

Allah SWT berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا تَدَايَنْتُمْ بِدَيْنٍ إِلَىٰ أَجَلٍ مُّسَمًّى فَاكْتُبُوهُ وَلْيَكْتُبْ بَيْنَكُمْ كَاتِبٌ بِالْعَدْلِ وَلَا يَأْبَ كَاتِبٌ أَنْ يَكْتُبَ كَمَا عَلَّمَهُ اللَّهُ فَلْيَكْتُبْ وَلْيُمْلِلْ الَّذِي عَلَيْهِ الْحَقُّ وَلْيَتَّقِ اللَّهَ رَبَّهُ وَلَا يَبْخَسْ مِّنْهُ شَيْئًا...

"Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamalah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar..." (QS. Al-Baqarah: 282)

Ayat ini menunjukkan bahwa utang adalah amanah yang harus dijaga dengan kejujuran, kejelasan, dan tanggung jawab, bukan untuk disalahgunakan atau diingkari.

Baca juga: Hukum Sengaja Tidak Mau Membayar Utang dalam Islam

Azab Bagi Orang yang Tidak Mau Membayar Utang

Islam memberikan peringatan keras terhadap orang yang sengaja tidak membayar utang, terutama jika sejak awal tidak memiliki niat untuk melunasinya.

Berikut beberapa ancaman dan azab yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

1. Tidak Bisa Masuk Surga

Rasulullah SAW menjelaskan bahwa orang yang mengabaikan hak orang lain, termasuk utang, terancam tidak masuk surga.

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:
"ثَلاثَةٌ لَا يُدْخِلُونَ الجَنَّةَ: مَدْمِنُ خَمْرٍ، وَقَاطِعُ رَحِمٍ، وَمُدْبِرُ حَقِّهِ"

"Ada tiga golongan yang tidak akan masuk surga: pecandu khamar, pemutus silaturahmi, dan orang yang mengabaikan hak orang lain." (HR. Tirmidzi no. 1906)

2. Nasibnya Akan Tergantung di Akhirat

Dalam sejumlah riwayat disebutkan bahwa ruh orang yang meninggal dunia masih memiliki utang akan tertahan hingga utangnya dilunasi. Hal ini menunjukkan betapa beratnya konsekuensi utang yang belum dibayar, bahkan setelah kematian.

3. Pahala Akan Diambil untuk Membayar Utang

Pada hari kiamat, ketika tidak ada lagi harta benda, utang akan dibayar dengan pahala. Jika pahala orang yang berutang tidak mencukupi, maka dosa orang yang memberi utang akan dipindahkan kepadanya, sehingga semakin memberatkan hisabnya.

4. Akan Mendapatkan Keburukan

Orang yang sengaja tidak membayar utang telah berbuat zalim terhadap sesama manusia. Kezaliman ini akan berbuah keburukan, baik di dunia berupa hilangnya kepercayaan dan keberkahan hidup, maupun di akhirat berupa azab yang pedih.

Baca juga: Hukum Tidak Membayar Utang dalam Islam

5. Allah Swt. Akan Merusak Orang yang Tidak Berniat Membayar Utang

Rasulullah SAW menegaskan bahwa niat sangat menentukan nasib orang yang berutang.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم:
"مَنْ أَخَذَ أَمْوَالَ النَّاسِ يُرِيدُ أَنْ يُؤَدِّيَهَا، أَدَّى اللَّهُ عَنْهُ، وَمَنْ أَخَذَهَا يُرِيدُ إِتْلَافَهَا، أَتْلَفَهُ اللَّهُ"

"Barang siapa mengambil harta orang lain dengan niat melunasinya, maka Allah akan menolongnya. Namun, barang siapa mengambilnya dengan niat merusaknya, maka Allah akan membinasakannya." (HR. Ibnu Majah no. 2415)

6. Utang Akan Menjadi Beban di Akhirat

Utang yang tidak dilunasi akan menjadi beban berat di akhirat. Seorang hamba tidak akan terbebas dari tanggung jawab ini hingga hak orang lain benar-benar ditunaikan, sehingga utang menjadi salah satu perkara yang paling serius dalam hisab.

Utang dalam Islam bukan sekadar urusan finansial, melainkan amanah besar yang akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, setiap Muslim harus berhati-hati dalam berutang, memiliki niat kuat untuk melunasi, serta berusaha menunaikannya secepat mungkin agar terhindar dari azab dan beban berat di akhirat.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com