Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Al Thufail, Penyair Masuk Islam karena Dengar Lantunan Al Quran

Kompas.com, 27 Desember 2025, 14:39 WIB
Norma Desvia Rahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Al Thufail bin Amr Al-Dausy adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal cerdas, fasih berbicara, dan memiliki pengaruh besar di tengah kaumnya.

Ia berasal dari kabilah Daus, sebuah kabilah terkemuka di wilayah Yaman. Sebelum memeluk Islam, Al Thufail dikenal sebagai penyair ulung dan tokoh yang dihormati, sehingga pandangan dan sikapnya kerap menjadi rujukan masyarakat.

Lahir dan Tinggal

Al Thufail lahir dan besar di lingkungan kabilah Daus yang menetap di wilayah Tihamah, Yaman.

Ia hidup dalam tradisi jahiliyah yang kala itu masih mengakar kuat, termasuk penyembahan berhala.

Kedudukannya sebagai pemuka suku membuatnya terbiasa memimpin dan menjadi panutan, sekaligus menjadikannya sosok yang diperhitungkan oleh para pemimpin Quraisy di Mekkah.

Baca juga: Kisah Zaid bin Tsabit: Jalan Tekad Sang Penjaga Wahyu

Awal Pertemuan dengan Islam

Ketika Al Thufail datang ke Mekkah, para pemimpin Quraisy menyambutnya dengan penuh kehormatan.

Namun, mereka juga memperingatkannya agar tidak mendengarkan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Quraisy menggambarkan Nabi sebagai sosok yang dapat memecah belah keluarga dan masyarakat. Bahkan, Al Thufail sempat menutup telinganya dengan kapas karena khawatir terpengaruh.

Akan tetapi, keteguhan hatinya runtuh ketika ia mendengar lantunan ayat suci Al Quran di dekat Kabah.

Keindahan bahasa dan maknanya membuat Al Thufail merenung. Ia akhirnya menemui Nabi Muhammad SAW, mendengarkan penjelasan Islam, dan memutuskan untuk memeluk agama tersebut dengan penuh keyakinan.

Baca juga: Kisah Utsman bin Affan: Khalifah Dermawan yang Gugur Syahid

Dakwah kepada Kaum Daus

Dikutip dari buku 65 Kisah Teladan Sahabat Nabi karya Dr. Abdurrahman Ra'fat al-Basya, setelah memeluk Islam, Al Thufail kembali ke kampung halamannya untuk berdakwah. Namun, ajakannya tidak serta-merta diterima.

Ia menghadapi penolakan, bahkan dari keluarganya sendiri. Meski demikian, Al Thufail tidak berputus asa.

Dengan kesabaran dan keteladanan, ia terus menyampaikan Islam hingga akhirnya banyak anggota kabilah Daus yang mengikuti jejaknya, termasuk Abu Hurairah, sahabat Nabi yang kelak dikenal sebagai periwayat hadis terbanyak.

Pengorbanan di Medan Perang

Al Thufail turut terlibat dalam berbagai peristiwa penting setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW.

Dalam perang melawan Musailamah Al-Kadzab pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al Thufail menunjukkan keberanian luar biasa.

Dalam pertempuran itu, salah satu tangannya terpotong. Namun, luka tersebut tidak pernah ia sesali, karena dianggap sebagai bagian dari pengorbanan di jalan Allah.

Baca juga: Kisah Umar Bin Khattab, Dari Penentang Menjadi Pembela Islam

Kisah bersama Umar bin Khattab

Suatu hari, Khalifah Umar bin Khattab mengundang Al Thufail untuk makan bersamanya. Ketika hidangan disajikan, Al Thufail enggan mengulurkan tangan.

Ia menolak dengan halus karena merasa malu terhadap tangannya yang buntung. Umar bin Khattab menatapnya dengan penuh penghormatan dan berkata bahwa tangan yang hilang itu justru menjadi bukti kemuliaan dan pengorbanannya dalam membela Islam. Kisah ini menjadi teladan tentang keikhlasan dan cara Islam memuliakan pengorbanan.

Teladan Sepanjang Zaman

Al Thufail bin Amr Al-Dausy wafat sebagai seorang pejuang yang teguh memegang iman. Kisah hidupnya menggambarkan perjalanan spiritual dari seorang penyair jahiliyah menjadi pembela Islam.

Keteguhan, keberanian, dan kerendahan hatinya menjadikan Al Thufail sebagai sosok teladan, bahwa hidayah dapat datang kepada siapa saja yang mau membuka hati dan berpikir jernih.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Abu Darda, Dari Pedagang Berhala Menjadi Guru Umat Islam
Kisah Abu Darda, Dari Pedagang Berhala Menjadi Guru Umat Islam
Aktual
Kisah Al Thufail, Penyair Masuk Islam karena Dengar Lantunan Al Quran
Kisah Al Thufail, Penyair Masuk Islam karena Dengar Lantunan Al Quran
Aktual
PBNU Gelar Doa untuk Negeri 'Satu NU Satu Bangsa' untuk Bantu Penyintas Bencana
PBNU Gelar Doa untuk Negeri "Satu NU Satu Bangsa" untuk Bantu Penyintas Bencana
Aktual
Pertemuan Lirboyo Disebut Sah dan Mengikat, Ketum PBNU Tetap Gus Yahya
Pertemuan Lirboyo Disebut Sah dan Mengikat, Ketum PBNU Tetap Gus Yahya
Aktual
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab 1447 H: Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niat
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab 1447 H: Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niat
Doa dan Niat
Doa Makbul Tes CPNS 2026 dan Daftar Kementerian Peluang Lolos Tinggi
Doa Makbul Tes CPNS 2026 dan Daftar Kementerian Peluang Lolos Tinggi
Doa dan Niat
Lima Keutamaan Sholat Dhuha, Dari Ampunan Dosa hingga Istana di Surga
Lima Keutamaan Sholat Dhuha, Dari Ampunan Dosa hingga Istana di Surga
Doa dan Niat
Puasa Sunah Rajab dan Niat di Siang Hari, Ini Penjelasan Fikihnya
Puasa Sunah Rajab dan Niat di Siang Hari, Ini Penjelasan Fikihnya
Doa dan Niat
PBNU Gelar Doa dan Ajak Masyarakat Bersatu Bantu Penyintas Bencana
PBNU Gelar Doa dan Ajak Masyarakat Bersatu Bantu Penyintas Bencana
Aktual
PBNU Masih Dipegang Pj Ketum, Rais Aam Minta Gus Yahya Tak Tersinggung
PBNU Masih Dipegang Pj Ketum, Rais Aam Minta Gus Yahya Tak Tersinggung
Aktual
Meski Islah di Lirboyo, Status Pj Ketum PBNU KH Zulfa Belum Berubah
Meski Islah di Lirboyo, Status Pj Ketum PBNU KH Zulfa Belum Berubah
Aktual
Bacaan Doa 4 Bulan Kehamilan Lengkap dengan Artinya
Bacaan Doa 4 Bulan Kehamilan Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Aktual
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Aktual
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com