Editor
KOMPAS.com — Gelombang dingin musim dingin kembali menghantam Arab Saudi. Gelombang dingin ketiga pada musim dingin 2025 diperkirakan mulai menggigit sejumlah wilayah Kerajaan pada Rabu dan Kamis, dengan suhu turun drastis hingga di bawah nol derajat Celsius.
National Centre of Meteorology (NCM) Arab Saudi menyebutkan, gelombang dingin kali ini akan memengaruhi sejumlah wilayah utama, termasuk Al Jouf, Northern Borders, Hail, Qassim, hingga Riyadh. Suhu minimum diperkirakan berada di kisaran 3 derajat Celsius hingga minus 1 derajat di beberapa lokasi.
Fenomena ini menjadi gelombang dingin ketiga yang melanda Arab Saudi sepanjang musim dingin 2025.
Baca juga: Gelombang Udara Dingin Landa Arab Saudi, Suhu Turun hingga Minus 1 Derajat
Sebelumnya, gelombang dingin pada pertengahan Desember bahkan memicu salju di wilayah Hail dan Tabuk, sebuah peristiwa langka di kawasan Timur Tengah.
NCM mengimbau warga untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama pada waktu malam dan dini hari, saat suhu diprediksi mencapai titik terendah.
Otoritas setempat juga meminta masyarakat mengikuti pembaruan cuaca resmi dan mematuhi panduan keselamatan.
Dalam catatan sejarah cuaca, Arab Saudi pernah mengalami suhu ekstrem yang mengejutkan. Wilayah Hail mencatat suhu terdingin sepanjang sejarah Kerajaan, yakni minus 10 derajat Celsius pada 16 Januari 2008, sebagaimana dilaporkan NCM dan dikutip Saudi Gazette.
Data statistik musim dingin periode 1985–2025 menunjukkan sejumlah kota di Arab Saudi kerap mengalami suhu di bawah nol.
Qurayyat di Al Jouf mencatat suhu minus 9 derajat, disusul Turaif di Northern Borders yang beberapa kali mengalami minus 8 derajat. Bahkan, Riyadh pernah mencatat suhu minus 5,4 derajat Celsius.
NCM juga merilis daftar kota dengan jumlah hari embun beku terbanyak selama 40 tahun terakhir.
Turaif menempati posisi teratas dengan 720 hari embun beku, disusul Qurayyat (588 hari) dan Hail (339 hari). Riyadh berada di urutan ke-10 dengan 46 hari embun beku.
Menurut NCM, data ini penting untuk memahami tren iklim jangka panjang sekaligus meningkatkan kesadaran publik terhadap keragaman iklim Arab Saudi.
Selain suhu ekstrem, NCM juga memperingatkan potensi badai petir, hujan es, dan angin kencang di wilayah Jazan, Aseer, Al-Baha, Makkah, Riyadh, Qassim, Eastern Region, Northern Borders, dan Al Jouf. Kabut tebal diperkirakan muncul di Madinah dan Hail.
Di wilayah laut, kondisi gelombang di Laut Merah dan Teluk Arab berpotensi memburuk, terutama saat awan hujan aktif muncul.
Meski ekstrem, musim dingin justru membawa berkah bagi wilayah Northern Borders. Curah hujan dan suhu dingin menyuburkan lembah dan padang rumput, menarik wisatawan pencinta alam untuk berkemah, mendaki, dan menikmati lanskap musim dingin yang jarang terlihat di Arab Saudi.
Baca juga: Salju Turun di Arab Saudi, Jabal Al Lawz Berubah Jadi Negeri Musim Dingin
Namun, otoritas setempat tetap menekankan pentingnya keselamatan dan pelestarian alam di tengah meningkatnya aktivitas wisata.
Gelombang dingin kali ini diperkirakan masih akan berlanjut dalam beberapa hari ke depan. Warga diminta tetap waspada—karena musim dingin Arab Saudi kali ini bukan main-main.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang