KOMPAS.com-Sholat witir merupakan salah satu amalan sunah yang dianjurkan sebagai penutup dari seluruh rangkaian sholat dalam satu hari.
Kata witir secara bahasa berarti “ganjil”, sehingga jumlah rakaat sholat witir dilakukan dalam bilangan ganjil.
Sholat ini menjadi bagian dari ibadah malam yang dicontohkan langsung oleh Rasulullah SAW.
Baca juga: Panduan Sholat Istikharah untuk Memilih Jodoh: Langkah dan Doa
Dalam sebuah hadis, Rasulullah bersabda:
اِجْعَلُوْا اٰخِرَ صَلَاتِكُمْ مِنَ الَّليْلِ وِتْراً
“Jadikanlah akhir shalat kalian di malam hari dengan shalat witir.”
(Syekh Wahbah az-Zuhaili, Al-Fiqhul Islami wa Adillatuh, [Beirut: Darul Fikr, 2010], juz II, hlm. 185)
Hadis ini menjadi dasar bahwa sholat witir dikerjakan pada akhir malam atau setelah sholat tarawih dan tahajud, sebagai penutup ibadah malam seorang Muslim.
Shalat witir dapat dikerjakan dengan jumlah rakaat yang fleksibel sesuai kemampuan masing-masing.
Rasulullah SAW pernah menunaikannya dengan satu rakaat, tiga rakaat, lima rakaat, tujuh rakaat, sembilan rakaat, hingga sebelas rakaat.
Pelaksanaannya bisa dilakukan setelah shalat Isya hingga menjelang Subuh. Namun, waktu terbaik untuk melaksanakan sholat witir adalah pada sepertiga malam terakhir, sebagaimana dilakukan Nabi Muhammad SAW.
Baca juga: Panduan Sholat Safar: Pengertian, Syarat, Tata Cara, Niat, dan Waktu Terbaik
Usai melaksanakan shalat witir, dianjurkan untuk memperbanyak dzikir dan doa. Dilansir dari Antara, berikut urutan dzikir yang dianjurkan setelah shalat witir:
Dibaca tiga kali:
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، أَسْتَغْفِرُ اللهَ، أَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَالنَّارِ
Asyhadu an lā ilāha illallāh, astaghfirullāh, allāhumma innī as’aluka ridhāka wal-jannah, wa a‘ūdzu bika min sakhathika wan-nār.
Dibaca tiga kali:
سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ
سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ
Subhānal malikil quddūs, subbūhun quddūs, rabbunā wa rabbul malā’ikati war-rūh.
Dibaca tiga kali:
اللَّهُمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa fa‘fu ‘annī.
Lalu dilanjutkan dengan doa:
اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ
Allāhumma innī a‘ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu‘āfātika min ‘uqūbatika. Wa a‘ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an ‘alayka, anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.
Baca juga: Lupa Rakaat Sholat? Ini Panduan dan Tata Cara Sujud Sahwi Menurut Ulama
Setelah membaca dzikir, disunahkan menutup ibadah witir dengan doa. Doa ini berisi permohonan iman, ilmu, amal saleh, dan kesehatan.
أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ إِيْمَانًا دَائِمًا، وَقَلْبًا خَاشِعًا، وَعِلْمًا نَافِعًا، وَيَقِينًا صَادِقًا، وَعَمَلًا صَالِحًا، وَدِينًا قَيِّمًا، وَخَيْرًا كَثِيرًا، وَالْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَتَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَالشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَالْغِنَى عَنِ النَّاسِ، أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيرَنَا يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.
Artinya:
“Ya Allah, kami memohon kepada-Mu iman yang terus terjaga, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar, amal yang saleh, dan agama yang lurus. Limpahkan kepada kami kebaikan yang banyak, ampunan, serta kesehatan yang sempurna. Terimalah ibadah kami, shalat, puasa, dan amal kami, serta sempurnakanlah segala kekurangan kami. Wahai Tuhan Yang Maha Pengasih, limpahkanlah kesejahteraan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.”
Sebagai penutup, umat Muslim dianjurkan untuk membaca surat Al-Fatihah, lalu menutup dzikir witir dengan rasa syukur dan harapan agar ibadah malamnya diterima oleh Allah SWT.
Baca juga: Tata Cara Sholat Sunnah Bagi Pengantin Baru Sebelum Berhubungan Badan
Sholat witir bukan hanya ibadah penutup malam, melainkan simbol kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.
Sholat ini menjadi waktu untuk bermunajat, memohon ampunan, dan memperkuat keimanan sebelum menutup hari.
Rasulullah SAW sangat menjaga konsistensi dalam melaksanakan witir. Dalam hadis riwayat Ahmad disebutkan, “Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil) dan menyukai yang witir, maka kerjakanlah sholat witir, wahai ahli Alquran.”
Dengan menunaikan sholat witir secara rutin, seorang Muslim diharapkan mampu menjaga keikhlasan, memperkuat ruhani, dan menutup harinya dengan doa penuh ketenangan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang