KOMPAS.com - Sedekah adalah memberikan sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Sedekah merupakan cara untuk mengekalkan harta dan membuatnya menjadi berlipat ganda.
Sedekah dapat mengekalkan harta karena ia akan menjadi pahala bagi pelakunya. Harta akan menjadi berlipat ganda karena Allah SWT sudah menjanjikannya.
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al Baqarah: 261).
Baca juga: Kisah Cinta Salman Al Farisi yang Menginspirasi: Tak Ada Patah Hati
Sedekah itu diperintahkan kapan saja, baik saat mempunyai harta yang banyak dan lapang, maupun saat mempunyai harta yang sedikit atau sedang dalam kesempitan rezeki. Orang-orang yang tetap menyedekahkan harta walaupun di waktu sempit, termasuk tanda-tanda orang yang bertakwa.
ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ
Artinya: "(Orang-orang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Q.S. Ali Imran: 134).
Sedekah di waktu sempit atau saat kekurangan harta tentunya lebih bernilai dibandingkan sedekah di waktu lapang atau mempunyai harta yang berlimpah.
Kisah ini dinukil dari buku Masuk Surga Tanpa Ibadah karya Agus Susanto.
Fudhail bin 'Iyadh adalah salah seorang ahli ibadah yang berasal dari Samarkand. Ia pernah menceritakan tentang kisah seorang laki-laki yang membawa benang tenun untuk dijual seharga satu dirham. Uang tersebut akan digunakan untuk membeli tepung bagi keluarganya.
Namun ketika pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang saling berkelahi memperebutkan uang satu dirham. Melihat hal tersebut, ia memberikan uang satu dirhamnya agar perkelahian itu selesai, walaupun ia harus pulang tanpa membawa apa-apa.
Sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang dialaminya kepada isterinya. Sang isteri dapat memahami suaminya. Sang isteri kemudian mengumpulkan barang-barang yang ada di rumahnya untuk digadaikan guna membeli tepung. Sayang, barang-barang tersebut tidak laku karena sudah usang.
Baca juga: Kisah Seorang Masuk Surga Karena Tidak Punya Rasa Hasad dan Dendam
Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seseorang pedagang yang membawa ikan yang sudah menebarkan bau busuk.
Orang yang membawa ikan itu berkata, “Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula denganku. Apakah anda mau menukarnya dengan ikan yang kubawa?”
Karena merasa sudah kelelahan dan sangat lapar, ia pun menyetujui usul sang pedagang itu. Ikan tersebut kemudian dibawanya pulang untuk dimasak oleh isterinya.
Ketika membelah perut ikan, sang isteri sangat terkejut karena menemukan sebutir mutiara di dalam perut ikan itu. Ia kemudian menunjukkan mutiara tersebut kepada suaminya.
“Ini adalah mutiara. Aku tidak tahu harganya, tetapi aku kenal seseorang yang mengetahui harga mutiara ini,” kata sang suami.
Singkat kata, sang suami membawa mutiara tersebut ke sebuah toko perhiasan dan dihargai sebesar 120 ribu dirham. Uang tersebut kemudian dibawanya pulang. Sesampainya di rumah, datanglah seorang pengemis.
Dengan ramah, sang suami mempersilahkan sang pengemis masuk. Ia kemudian menyerahkan separuh hartanya kepada pengemis tersebut.
Tak berapa lama kemudian, sang pengemis tadi kembali dan berkata, “Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau fakir, tetapi Allah SWT telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripadanya, dan Dia menyimpan untukmu 19 qirath yang lain.”
Baca juga: Kisah Lelaki dengan Utang 1000 Dinar: Keimanan Mendatangkan Pertolongan
Kisah di atas menunjukkan sebuah kisah yang sangat luar biasa. Orang yang benar-benar bertakwa mampu mengorbankan kepentingan pribadi demi kemaslahatan orang banyak.
Ketika hal tersebut dilakukan, tentunya Allah SWT tidak akan tinggal diam membiarkan orang tersebut dalam keadaan menderita. Allah SWT akan menurunkan pertolongannya dengan cara yang tidak terduga.
Oleh karena itu, jangan pernah merasa enggan untuk bersedekah dalam kondisi apapun bagi yang membutuhkannya karena Allah pasit akan menggantinya dengan berlipat ganda.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang