Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Sedekah Saat Susah Diganti Harta Melimpah Ruah

Kompas.com - 12/10/2025, 14:04 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Sedekah adalah memberikan sebagian harta kepada orang-orang yang membutuhkan. Sedekah merupakan cara untuk mengekalkan harta dan membuatnya menjadi berlipat ganda.

Sedekah dapat mengekalkan harta karena ia akan menjadi pahala bagi pelakunya. Harta akan menjadi berlipat ganda karena Allah SWT sudah menjanjikannya.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ

Artinya: "Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." (Q.S. Al Baqarah: 261).

Baca juga: Kisah Cinta Salman Al Farisi yang Menginspirasi: Tak Ada Patah Hati

Sedekah di Waktu Lapang dan Sempit

Sedekah itu diperintahkan kapan saja, baik saat mempunyai harta yang banyak dan lapang, maupun saat mempunyai harta yang sedikit atau sedang dalam kesempitan rezeki. Orang-orang yang tetap menyedekahkan harta walaupun di waktu sempit, termasuk tanda-tanda orang yang bertakwa.

ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ فِى ٱلسَّرَّآءِ وَٱلضَّرَّآءِ وَٱلْكَٰظِمِينَ ٱلْغَيْظَ وَٱلْعَافِينَ عَنِ ٱلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ يُحِبُّ ٱلْمُحْسِنِينَ

Artinya: "(Orang-orang bertakwa yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan." (Q.S. Ali Imran: 134).

Sedekah di waktu sempit atau saat kekurangan harta tentunya lebih bernilai dibandingkan sedekah di waktu lapang atau mempunyai harta yang berlimpah.

Kisah Seorang Lelaki Sedekah 1 Dirham

Kisah ini dinukil dari buku Masuk Surga Tanpa Ibadah karya Agus Susanto.

Fudhail bin 'Iyadh adalah salah seorang ahli ibadah yang berasal dari Samarkand. Ia pernah menceritakan tentang kisah seorang laki-laki yang membawa benang tenun untuk dijual seharga satu dirham. Uang tersebut akan digunakan untuk membeli tepung bagi keluarganya.

Namun ketika pulang, ia melewati dua orang laki-laki yang saling berkelahi memperebutkan uang satu dirham. Melihat hal tersebut, ia memberikan uang satu dirhamnya agar perkelahian itu selesai, walaupun ia harus pulang tanpa membawa apa-apa.

Sesampainya di rumah, ia menceritakan apa yang dialaminya kepada isterinya. Sang isteri dapat memahami suaminya. Sang isteri kemudian mengumpulkan barang-barang yang ada di rumahnya untuk digadaikan guna membeli tepung. Sayang, barang-barang tersebut tidak laku karena sudah usang.

Baca juga: Kisah Seorang Masuk Surga Karena Tidak Punya Rasa Hasad dan Dendam

Barter Barang dan Ikan

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan seseorang pedagang yang membawa ikan yang sudah menebarkan bau busuk.

Orang yang membawa ikan itu berkata, “Engkau membawa sesuatu yang tidak laku, demikian pula denganku. Apakah anda mau menukarnya dengan ikan yang kubawa?”

Karena merasa sudah kelelahan dan sangat lapar, ia pun menyetujui usul sang pedagang itu. Ikan tersebut kemudian dibawanya pulang untuk dimasak oleh isterinya.

Ketika membelah perut ikan, sang isteri sangat terkejut karena menemukan sebutir mutiara di dalam perut ikan itu. Ia kemudian menunjukkan mutiara tersebut kepada suaminya.

“Ini adalah mutiara. Aku tidak tahu harganya, tetapi aku kenal seseorang yang mengetahui harga mutiara ini,” kata sang suami.

Singkat kata, sang suami membawa mutiara tersebut ke sebuah toko perhiasan dan dihargai sebesar 120 ribu dirham. Uang tersebut kemudian dibawanya pulang. Sesampainya di rumah, datanglah seorang pengemis.

Dengan ramah, sang suami mempersilahkan sang pengemis masuk. Ia kemudian menyerahkan separuh hartanya kepada pengemis tersebut.

Tak berapa lama kemudian, sang pengemis tadi kembali dan berkata, “Sebenarnya aku bukanlah orang miskin atau fakir, tetapi Allah SWT telah mengutusku kepadamu, yakni Dzat yang telah mengganti satu dirhammu dengan 20 qirath. Dan ini yang diberikanNya kepadamu adalah baru satu qirath daripadanya, dan Dia menyimpan untukmu 19 qirath yang lain.”

Baca juga: Kisah Lelaki dengan Utang 1000 Dinar: Keimanan Mendatangkan Pertolongan

Hikmah Kisah

Kisah di atas menunjukkan sebuah kisah yang sangat luar biasa. Orang yang benar-benar bertakwa mampu mengorbankan kepentingan pribadi demi kemaslahatan orang banyak.

Ketika hal tersebut dilakukan, tentunya Allah SWT tidak akan tinggal diam membiarkan orang tersebut dalam keadaan menderita. Allah SWT akan menurunkan pertolongannya dengan cara yang tidak terduga.

Oleh karena itu, jangan pernah merasa enggan untuk bersedekah dalam kondisi apapun bagi yang membutuhkannya karena Allah pasit akan menggantinya dengan berlipat ganda.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Saat Rais Aam PBNU dan Gus Yahya Satu Pesawat Tanpa Saling Bicara...
Saat Rais Aam PBNU dan Gus Yahya Satu Pesawat Tanpa Saling Bicara...
Aktual
Klarifikasi PBNU soal Foto Rais Aam dan Gus Yahya Dalam Satu Pesawat
Klarifikasi PBNU soal Foto Rais Aam dan Gus Yahya Dalam Satu Pesawat
Aktual
PWNU Tiga Wilayah Serukan Islah Redakan Dinamika Internal PBNU
PWNU Tiga Wilayah Serukan Islah Redakan Dinamika Internal PBNU
Aktual
MUI Tegaskan Nikah Siri Sah Secara Agama tetapi Hukumnya Haram
MUI Tegaskan Nikah Siri Sah Secara Agama tetapi Hukumnya Haram
Aktual
Doa Agar Sedekah Membawa Berkah Lengkap dengan Terjemahannya
Doa Agar Sedekah Membawa Berkah Lengkap dengan Terjemahannya
Doa dan Niat
Kiai dan Santri Istighosah di Surabaya, Doakan NU Segera Berbenah
Kiai dan Santri Istighosah di Surabaya, Doakan NU Segera Berbenah
Aktual
Hubungan Takdir, Ikhtiar, Doa, dan Tawakal: Penjelasan Lengkap dalam Islam
Hubungan Takdir, Ikhtiar, Doa, dan Tawakal: Penjelasan Lengkap dalam Islam
Doa dan Niat
Ajak Selesaikan Konflik PBNU lewat Muktamar, Gus Yahya: Mari Jaga Keutuhan NU
Ajak Selesaikan Konflik PBNU lewat Muktamar, Gus Yahya: Mari Jaga Keutuhan NU
Aktual
4 Cara Berbakti kepada Orangtua yang Telah Meninggal
4 Cara Berbakti kepada Orangtua yang Telah Meninggal
Doa dan Niat
Kisah Salman Al Farisi: Perjalanan Mencari Kebenaran
Kisah Salman Al Farisi: Perjalanan Mencari Kebenaran
Doa dan Niat
Kerugian Orang yang Tidak Mau Menikah dan Punya Anak Menurut Islam
Kerugian Orang yang Tidak Mau Menikah dan Punya Anak Menurut Islam
Doa dan Niat
Gus Yahya Tegaskan Surat Pemberhentiannya sebagai Ketum PBNU Tidak Sah Secara Konstitusi
Gus Yahya Tegaskan Surat Pemberhentiannya sebagai Ketum PBNU Tidak Sah Secara Konstitusi
Aktual
Cara Rasulullah SAW Mengekspresikan Kasih Sayang Terhadap Anak
Cara Rasulullah SAW Mengekspresikan Kasih Sayang Terhadap Anak
Doa dan Niat
Kemenhaj RI Resmi Lantik Pejabat Struktural, Dorong Perubahan Tata Kelola Haji dan Umrah
Kemenhaj RI Resmi Lantik Pejabat Struktural, Dorong Perubahan Tata Kelola Haji dan Umrah
Aktual
Bahaya Dosa Terhadap Hati: Pelan dan Pasti Menutupi Cahaya Ilahi
Bahaya Dosa Terhadap Hati: Pelan dan Pasti Menutupi Cahaya Ilahi
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com