KOMPAS.com - Penyakit ‘Ain adalah penyakit yang muncul akibat pandangan mata orang yang punya hasad atau kekaguman terhadap seseorang kemudian berpengaruh buruk terhadap yang dipandangnya.
Penyakit ‘ain termasuk penyakit non medis yang menyebabkan gangguan pada seseorang. Mungkin ada beberapa orang yang tidak percaya adanya penyakit ini. Namun dalam Islam, penyakit ini nyata adanya sebagaimana disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
العين حق، ولو كان شيء سابق القدر سبقته العين
Artinya: “Ain itu benar-benar ada! Andaikan ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, sungguh ‘ain itu yang bisa.” (H.R. Muslim).
Baca juga: 4 Hal yang Dapat Memperparah Penyakit Hati Menurut Islam
‘Ain berasal dari kata ‘aana-ya’iinu yang artinya terkena sesuatu hal dari mata. Penyakit ini bersal dari kekaguman orang yang melihat sesuatu, lalu diikuti oleh respon jiwa yang negatif, lalu melalui media pandangan mata menyebablan yang dipandangnya sakit.
Syaikh Abdurrahman bin Hasan dalam kitab Fathul Majid menyebut bahwa penyakit ‘ain berasal dari seseorang yang memandang dan menimbulkan gangguan pada yang dipandangnya.
Penyakit 'ain merupakan penyakit yang banyak menyebabkan kematian. Hal ini disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
أكثرُ مَن يموت بعدَ قضاءِ اللهِ وقَدَرِهِ بالعينِ
Artinya: “Sebab paling banyak yang menyebabkan kematian pada umatku setelah takdir Allah adalah ain” (H.R. Al Bazzar)
Dalam sebuah hadits, dikisahkan ada seorang bernama Sahl bi Hunaif sedang bepergian bersama Amir bin Rabi’ah.
Amir bin Rabi’ah merasa kagum dengan kulit Sah bin Hunaif yang sangat halus dan indah hingga terucap: “Aku tidak pernah melihat kulit indah seperti yang kulihat pada hari ini, bahkan mengalahkan kulit wanita gadis.”
Seketika Sahl bin Hunaif menjadi sakit.
Istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah RA juga pernah terkena penyakit ‘ain. Hal ini disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
كانَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ يَأْمُرُنِي أَنْ أَسْتَرْقِيَ مِنَ العَيْنِ
Artinya: “Dahulu Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam memintaku agar aku diruqyah untuk menyembuhkan ‘ain.” (H.R. Muslim).
Baca juga: Bacaan Doa Meminta Kesehatan: Arab, Latin, dan Artinya
Syaikh Abdul Aziz As Sadhan dalam kitab Ruqyah Syar'iyyah menyebutkan beberapa ciri dari penyakit 'ain, yaitu:
1. Sakit kepala yang berpindah-pindah;
2. Wajah menjadi pucat;
3. Sering berkeringat dan buang air kecil;
4. Nafsu makan lemah;
5. Mati rasa, panas atau dingin di anggota badan;
6. Jantung berdebar atau detak jantung yang cepat dan tidak beraturan;
7. Rasa sakit yang berpindah dari bawah punggung dan bahu;
8. Bersedih dan merasa sempit (sesak) di dada;
9. Berkeringat di malam hari;
9. Perilaku (emosi) berlebihan, seperti ketakutan yang tidak wajar;
10. Sering bersendawa, menguap atau terengah-engah;
11. Menyendiri atau suka mengasingkan diri; diam atau malas bergerak;
12. senang (terlalu banyak) tidur.
Bila terdapat gelaja tersebut, tetapi setelah dicek secara medis tidak terdapat tanda-tanda penyakit tertentu, bisa jadi itu adalah penyakit 'ain.
Baca juga: Doa Agar Diberikan Kesehatan: Arab, Latin, dan Artinya
Berikut ini cara mengobati dan mencegah penyakit 'ain.
Dalam kisah Sahl bin Hunaif, Rasulullah SAW memerintahkan Amir bin Rabi’ah untuk berwudhu, kemudian air bekas wudhunya diusapkan kepada Sahl bi Hunaif. Seketika itu Sahl menjadi sehat kembali.
Sementara dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah RA, Rasulullah memerintahkan Aisyah untuk diruqyah untuk menghilangkan penyakit ‘ain. Jadi, penyakit ‘ain dapat dihilangkan dengan melakukan rukyah.
Adapun untuk mencegah timbulnya penyakit ‘ain, maka ketika memandang sesuatu yang mengagumkan, seseorang diperintahkan untuk membaca:
Arab:
مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَيْهِ
Latin:
Maasyaa Allah laa quwwata illa billahi allaahumma baarik ‘alaih.
Artinya:
Atas kehendak Allah semua ini terjadi, tiada kekuatan kecuali milik Allah, Ya Allah berikan keberkahan atasnya.
Baca juga: Bacaan Doa agar Terhindar dari Sifat Hasad Lengkap dengan Artinya
Sedangkan untuk menghindari timbulnya sifat hasad atau kekaguman yang menyebabkan timbulnya penyakit 'ain, seseorang dianjurkan berusaha bersikap tawadhu' (rendah hati), tidak menonjolkan nikmat-nikmat Allah yang berpotensi menimbulkan hasad dan kekaguman.
وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ
Artinya: “Sungguh Allah mewahyukan kepadaku agar kalian saling tawadhu' agar tidak ada seorang pun yang berbangga diri pada yang lain dan agar tidak seorang pun berlaku zalim pada yang lain.” (H.R. Muslim).
Demikian pembahasan mengenai penyakit 'ain. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang