KOMPAS.com - Surat Al 'Adiyat adalah surat ke-100 dalam Al Quran. Surat ini termasuk surat Makkiyah atau surat yang turun di Mekkah dan terdiri dari 11 ayat. Surat Al 'Adiyat turun setelah surat Al 'Ashr dan sebelum surat Al Kautsar.
Surat Al 'Adiyat artinya kuda perang yang berlari kencang. Nama surat ini diambil dari ayat pertama surat ini. Untuk lebih memahami surat Al 'Adiyat, berikut ini pembahasan lengkapnya.
Baca juga: Surat Al Humazah: Bacaan, Azbabun Nuzul, Dan Tafsirnya
Berikut ini bacaan surat Al 'Adiyat lengkap dengan teks Latin dan Artinya.
وَالْعَادِيَاتِ ضَبْحًا. فَالْمُورِيَاتِ قَدْحًا
فَالْمُغِيرَاتِ صُبْحًا. فَأَثَرْنَ بِهِ نَقْعًا
فَوَسَطْنَ بِهِ جَمْعًا. إِنَّ الْإِنْسَانَ لِرَبِّهِ لَكَنُودٌ
وَإِنَّهُ عَلَى ذَلِكَ لَشَهِيدٌ. وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ
أَفَلَا يَعْلَمُ إِذَا بُعْثِرَ مَا فِي الْقُبُورِ. وَحُصِّلَ مَا فِي الصُّدُورِ
إِنَّ رَبَّهُمْ بِهِمْ يَوْمَئِذٍ لَخَبِيرٌ
Wal ‘aadiyaati dhabhaa. Falmuuriyaati qadhaa.
Falmughiiraati shubhaa. Fa atsarna bihii naq’aa.
Fawasathna bihii jam’aa. Innal insaana lirabbihii lakanuud.
Wa innahuu ‘alaa dzaalika lasyahiid. Wa innahuu lihubbil khoiri lasyadiid.
Afalaa ya’lamu idzaa bu’tsira maafil qubuur. Wahushshila maa fish shuduur.
Inna rabbahum bihim yaumaidzil lakhabiir.
Baca juga: Surat Al Qariah: Bacaan, Arti, Asbabun Nuzul, dan Tafsir
Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah,
Dan kuda yang mencetuskan api dengan pukulan (kuku kakinya),
Dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
Maka ia menerbangkan debu,
Dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh.
Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Tuhannya,
Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya,
Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.
Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur,
Dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada,
Sesungguhnya Tuhan mereka pada hari itu Maha Mengetahui keadaan mereka.
Baca juga: Surat Al Lahab Lengkap dengan terjemahan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
Berdasarkan kitab Asbabun Nuzul karya Imam Syuthi, asbabun nuzul surat Al 'Adiyat adalah ketika Nabi Muhammad SAW mengirimkan pasukan perang, namun selama sebulan tidak ada kabarnya.
Ibnu Abbas berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengirim pasukan berkuda. Selama satu bulan tak ada kabar. Lantas turunlah Surat 'Al Adiyat.
Sementara dalam riwayat lain disebutkan Nabi Muhammad SAW mengirimkan pasukan kepada Bani Kinanah di bawah pimpinan Al Mundzir bin Amr Al Anshari.
Tafsir ini didasarkan pada tafsir karya Abdurrahman bin Nashir As Sa'di yang berjudul Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan.
Allah bersumpah dengan kuda, karena pada kuda terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah yang amat jelas dan nikmat-Nya yang nyata padanya yang diketahui oleh manusia. Allah bersumpah dengan kuda pada kondisi dimana tidak ada hewan lain yang menyertainya seraya berfirman, 'Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah' yaitu kuda yang berlari kencang dan kuat serta terengah-engah.
Baca juga: Surat An Nashr: Bacaan, Arti, Azbabun Nuzul, dan Kandungan Maknanya
'Dan kuda yang memercikkan api' dengan kuku kakinya ketika menginjak batu 'dengan hentakan (kuku kakinya)' sehingga memercikkan api karena kokoh dan kuatnya kaki ketika lari.
'Dan kuda yang menyerang' musuh 'di waktu pagi'. Ini adalah hal umum, karena serangan tiba-tiba biasanya dilakukan pada waktu pagi. Nabi Muhammad SAW juga biasa melakukan serangan terhadap musuh di waktu pagi.
'Maka ia menerbangkan' dengan lari dan serbuannya 'debu' , yitu tanah. 'Dan menyerbu' dengan menungganginya 'ke tengah-tengah kumpulan musuh' dengan penunggangnya. Kuda-kuda lari menyerbu musuh yang mereka serbu.
Dan yang disumpahkan adalah firman Allah 'Sesungguhnya manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya' yaitu amat mencegah kebaikan yang wajib ditunaikan untuk Allah atasnya.
Tabiat dan fitrah manusia tidak merelakan dirinya menunaikan kewajiban-kewajibannya secara sempurna dan penuh. Bahkan tabiat manusia adalah pemalas dan mencegah kewajiban-kewajiban harta dan badan yang harus ditunaikan, kecuali orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan keluar dari sifat tersebut menuju sifat rela dengan menunaikan kewajiban-kewajiban.
Baca juga: Surat Al Kautsar: Bacaan, Asbabun Nuzul, dan Tafsirnya
'Dan sesungguhnya manusia itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya' yaitu sesungguhnya manusia menyaksikan keengganannya menunaikan kewajiban dan keingkaran yang ia ketahui pada dirinya. Manusia tidak membantah dan tidak mengingkarinya karena itu adalah sesuatu yang jelas.
Kemungkinan kata ganti dalam ayat ini merujuk pada Allah, artinya sesungguhnya manusia benar-benar ingkar terhadap Rabb-nya dan Allah menyaksikan hal itu. Dalam ayat ini terdapat ancaman dan peringatan keras bagi orang yang ingkar terhadap Rabb-nya, karena Allah Maha Menyaksikannya.
'Dan sesungguhnya dia' yaitu manusia, 'sangat bakhil karena cintanya kepada harta' yaitu amat mencintai harta, dan kecintaannya itulah yang menyebabkannya tidak menunaikan kewajiban-kewajiban. Ia lebih mengedepankan hawa nafsu daripada keridhaan Rabb-nya. Semua itu karena ia membatasi pandangannya pada dunia sementara akhirat ia lalaikan.
'Karena itu Allah berfirman memberi anjuran bagi manusia agar takut akan hari yang diancamkan tersebut, 'Maka apabila dia tidak mengetahui' yaitu apakah manusia yang terpedaya itu tidak mengetahui, 'apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam kubur' yaitu Allah akan mengeluarkan manusia dari kubur untuk dikumpulkan dan dibangkitkan, 'dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada' artinya apa yang ada di dalam dada akan menjadi nampak nyata berupa simpanan-simpanan kebaikan dan keburukan, sehingga rahasia menjadi nampak terang dan yang batin menjadi nyata, serta nampak di hadapan para manusia sebagai akibat perbuatan-perbuatan mereka.
Baca juga: Surat Al Maun: Karakteristik Para Pendusta Agama
'Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu Maha mengetahui keadaan mereka' yaitu mengetahui amalan-amalan mereka, lahir maupun batin, samar atau nyata, dan Allah akan membalas mereka atasnya.
Allah menyebutkan berita mereka secara khusus padahal Allah Maha Mengetahui mengenai mereka di setiap saat, karena yang dimaksudkan pembalasan atas perbuatan-perbuatan itu bersumber dari ilmu dan pengetahuan Allah.
Demikianlah pembahasan mengenai surat Al 'Adiyat. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang