Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bertemu dengan Orang yang Sudah Meninggal dalam Mimpi, Nyata atau Ilusi?

Kompas.com, 12 November 2025, 21:11 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Setiap orang pasti pernah bermimpi saat tidur. Mimpi adalah serangkaian gambaran, pikiran, emosi, dan sensasi yang dialami seseorang secara tidak sadar selama tidur.

Secara psikolgis, mimpi menjadi cerminan dari pikiran, emosi, dan pengalaman bawah sadar seseorang. Mimpi berfungsi untuk memproses emosi, mengatasi stres, dan membantu memahami diri sendiri lebih dalam.

Baca juga: Doa dan Tuntunan Rasulullah SAW Saat Mengalami Mimpi Buruk

Hadits Tentang Mimpi

Dalam Islam, mimpi termasuk masalah yang mendapat perhatian. Secara umum, mimpi dapat dibagi menjadi tiga macam sebagaimana disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya.

الرُّؤْيَا ثَلاَثٌ حَدِيثُ النَّفْسِ ، وَتَخْوِيفُ الشَّيْطَانِ ، وَبُشْرَى مِنَ اللَّهِ

Artinya: “Mimpi itu ada tiga macam: bisikan hati, ditakuti setan, dan kabar gembira dari Allah.” (H.R. Bukhari).

Mimpi yang berupa kabar gembira dari Allah SWT merupakan salah satu bagian dari Kenabian sebagaimana disampaikan Nabi Muhammad SAW.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ – رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – يَقُوْلُ: «لَمْ يَبْقَ مِنَ النُّبُوَّةِ إِلاَّ المُبَشِّرَاتِ» قَالُوْا: وَمَا المُبَشِّرَاتُ؟ قَالَ: «الرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ». رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: "Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak tersisa dari kenabian kecuali kabar-kabar gembira.’ Para sahabat bertanya, ‘Apa kabar gembira tersebut?’ Beliau menjawab, ‘Mimpi yang baik.’” (H.R. Bukhari).

Baca juga: Hadits tentang Mimpi Buruk dan Doa yang Dianjurkan Rasulullah SAW

Mimpi Bertemu Orang yang Sudah Meninggal

Ketika seseorang bermimpi bertemu dengan orang yang meninggal, apakah itu sekedar ilusi bagian dari ekspresi emosi atau benar-benar bertemu dengan orang yang sudah meninggal?

Para ulama menjelaskan bahwa seseorang bisa benar-benar bertemu dengan orang yang sudah meninggal dalam mimpinya. Hal ini didasarkan pada Al Quran surat Az Zumar ayat 42.

اللَّهُ يَتَوَفَّى الْأَنْفُسَ حِينَ مَوْتِهَا وَالَّتِي لَمْ تَمُتْ فِي مَنَامِهَا فَيُمْسِكُ الَّتِي قَضَى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْأُخْرَى إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) ruh (orang) yang belum mati di waktu tidurnya; Maka Dia tahanlah ruh (orang) yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan ruh yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda- tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berfikir.”

Ibnu Abbas sebagaimana dikutip dari kitab Tafsir Ath Thabari menjelaskan, "Sesungguhnya ruh orang yang hidup dan ruh orang mati bertemu dalam mimpi. Mereka saling mengenal sesuai yang Allah kehendaki. Ketika masing-masing hendak kembali ke jasadnya, Allah menahan ruh orang yang sudah mati di sisi-Nya, dan Allah melepaskan ruh orang yang masih hidup ke jasadnya.”

Baca juga: Kumpulan Doa Sebelum Tidur yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW

Kisah Sahabat Bertemu dalam Mimpi

Pada zaman Sahabat pernah terjadi seorang sahabat bertemu dengan orang yang sudah meninggal. Hal ini terjadi sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Baihaqi dalam kitab Dalail An Nubuwah.

Kisah ini terjadi pasca perang Yamamah. Seorang sahabat bernama Tsabit bin Qais gugur dalam perang Yamamah. Pada perang tersebut, Tsabit bin Qais mengenakan baju perang yang berharga tinggi. Setelah gugur, baju perang tersebut diambil oleh seseorang.

Suatu malam, seorang Sahabat mimpi bertemu Qais. Dalam mimpi tersebut, Qais memberikan pesan untuk dilakukan kepada Sahabat tersebut.

Tsabit bin Qais berwasiat dalam mimpi tersebut sebagai berikut: “Saya wasiatkan kepada kamu, dan jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya. Ketika saya mati, ada seseorang yang melewati jenazahku dan mengambil baju besiku.

Tinggalnya di paling pojok sana. Di kemahnya ada kuda yang dia gunakan membantu kegiatannya. Dia meletakkan wadah di atas baju besiku, dan diatasnya ada pelana. Datangi Khalid bin Walid, minta beliau untuk menugaskan orang agar mengambil baju besiku.

Dan jika kamu bertemu Khalifah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (yaitu Abu Bakr), sampaikan bahwa saya punya tanggungan utang sekian dan punya piutang macet sekian. Sementara budakku fulan, statusnya merdeka. Sekali lagi jangan kamu katakan, ‘Ini hanya mimpi kalut’ kemudian kamu tidak mempedulikannya.”

Baca juga: Amalan Sebelum Tidur Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Setelah bangun, Sahabat tersebut menemui Khalid bin Walid untuk menceritakan mimpinya. Khalid kemudian mengutus pasukan untuk menjalankan pesan yang disampaikan Tsabit bin Qais.

Apa yang disampaikan Tsabit bin Qais dalam mimpi tersebut ternyata benar dan ditunaikan sesuai dengan apa yang diwasiatkan.

Apakah Setiap Mimpi Bertemu Orang Meninggal Pasti Nyata?

Berdasarkan pembahasan di atas, bertemu dengan orang yang sudah meninggal tidak terjadi secara sembarangan. Ada hal-hal penting yang ingin disampaikan orang yang sudah meninggal ketika bertemu dalam mimpi.

Ketika seseorang bermimpi bertemu dengan orang yang sudah meninggal, namun tidak hal-hal penting yang disampaikan dalam mimpi tersebut, bisa jadi itu hanyalah mimpi yang berasal dari bisikan hati.

Bisa jadi seseorang sedang kangen atau banyak memikirkan orang yang sudah meninggal sehingga terbawa mimpi. Wallahu a'lam.

Demikianlah pembahasan mengenai mimpi bertemu orang yang sudah meninggal. Semoga bermanfaat dan menambah pemahaman.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com