KOMPAS.com – Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) RI menargetkan pengumpulan zakat hingga Rp50 triliun pada tahun ini.
Jumlah tersebut meningkat dari capaian tahun lalu yang berhasil menghimpun zakat sebesar Rp40 triliun.
Pimpinan Baznas RI, Muhamad Hasbi Zaenal, mengungkapkan hal itu dalam seminar interaktif bertema “Tantangan Kesejahteraan di Jawa Barat dalam Perspektif Sosial Budaya dan Strategi Pemberdayaan Berbasis Kearifan Lokal” di Gedung Serba Guna Salman ITB, Bandung, Kamis (21/8/2025).
“Per Juli 2025, kita sudah mencapai setengah dari target tersebut. Insya Allah, sampai akhir periode pengumpulan di Februari 2026, angka Rp50 triliun bisa tercapai. Bahkan ke depan, sesuai arahan Bappenas, target lima tahun kita mencapai Rp 66 triliun, dan di tahun 2029 ditargetkan bisa menembus Rp 100 triliun,” ujar Hasbi dikutip dari Tribun Jabar, Jumat (22/8/2025).
Baca juga: Gaji DPR Tembus Rp 100 Juta, Begini Hitungan Zakat Profesi yang Wajib Dibayar
Menurutnya, ada sejumlah tantangan dalam menghimpun zakat, seperti menurunnya daya beli masyarakat, inflasi, hingga fluktuasi harga emas. Meski begitu, ia tetap optimistis karena potensi zakat nasional sangat besar.
“Potensi zakat di Indonesia berdasarkan perhitungan Baznas mencapai Rp327 triliun. Tapi yang baru terkumpul saat ini masih sekitar 10–15 persen dari angka tersebut,” jelasnya.
Selain fokus pada penghimpunan, Baznas juga menekankan pentingnya pendataan mustahik (penerima zakat) agar penyaluran lebih tepat sasaran. Pada 2024, zakat telah disalurkan ke sekitar 287 ribu rumah tangga mustahik, atau lebih dari 1 juta jiwa penerima manfaat. Tahun ini, pendataan kembali dilakukan untuk mendukung kemandirian penerima.
Direktur Akademizi, Nana Sudiana, turut menyoroti pentingnya distribusi zakat berbasis komunitas.
Menurutnya, pengelolaan zakat sebaiknya dilakukan di tingkat desa, kelurahan, atau kampung agar manfaat lebih terasa.
“Kalau bantuan untuk sekolah, harus benar-benar digunakan untuk sekolah. Kalau untuk ekonomi, digunakan untuk modal usaha. Dengan begitu, dampaknya lebih terasa dan tidak diselewengkan,” ujarnya.
Berdasarkan data Baznas Provinsi Jawa Barat, terdapat sekitar 10 ribu muzakki (pembayar zakat) dengan total penghimpunan zakat, infak, dan sedekah (ZIS) mencapai Rp 80,1 miliar.
Dana tersebut telah disalurkan Rp 69,1 miliar kepada sekitar 95,8 ribu mustahik.
Baca juga: Forjukafi: Zakat Instrumen Kunci Keadilan Sosial di Indonesia
Nana berharap potensi zakat di Jawa Barat bisa semakin dioptimalkan.
“Dengan potensi ZIS Jawa Barat yang besar, semoga bisa membantu menanggulangi berbagai masalah warga miskin di Jawa Barat, termasuk mengangkat para mustahik untuk mampu menjadi muzaki,” pungkasnya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Baznas Targetkan Pengumpulan zakat hingga Rp50 Triliun, Jabar Punya Potensi ZIS Besar
Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!