KOMPAS.com-Kementerian Agama (Kemenag) menghadirkan inovasi kreatif dalam program Bimbingan Perkawinan (Bimwin) untuk membantu calon pengantin (catin) memahami nilai-nilai keluarga sakinah dengan cara yang menyenangkan.
Melalui yel-yel “Tepuk Sakinah”, Kemenag memperkenalkan lima pilar keluarga sakinah lewat gerakan tepuk tangan yang dipadukan dengan syair sederhana.
Fenomena Tepuk Sakinah kini viral di media sosial karena dinilai unik, interaktif, dan sarat pesan moral.
Baca juga: Viral Tepuk Sakinah, Kemenag Jelaskan Makna Yel-yel Calon Pengantin
Berikut lirik Tepuk Sakinah yang dinyanyikan sambil memperagakan tepuk tangan berirama:
Berpasangan…
Berpasangan…
Berpasangan…
(Tepuk tangan tiga kali)
Janji kokoh…
Janji kokoh…
Janji kokoh…
(Tepuk tangan tiga kali)
Saling cinta…
Saling hormat…
Saling jaga…
Saling ridho…
Musyawarah…
Untuk sakinah!
Gerakan sederhana ini menghadirkan suasana belajar yang ringan dan menghibur, namun sarat makna tentang nilai-nilai penting dalam membangun keluarga harmonis.
Baca juga: Viral “Tepuk Sakinah”, Inovasi Kemenag untuk Mudahkan Calon Pengantin Ingat Nilai Keluarga
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa program Bimwin menjadi bekal penting bagi calon pengantin agar siap lahir dan batin membangun rumah tangga.
“Melalui Tepuk Sakinah, pilar keluarga sakinah lebih mudah diingat dan suasana pembekalan menjadi lebih hidup,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Menurut Abu, gerakan tepuk tangan dalam Tepuk Sakinah bukan sekadar seremonial, tetapi menjadi pengingat agar pasangan mampu mencairkan konflik rumah tangga dengan kembali mengingat esensi keluarga sakinah.
Lima pilar utama keluarga sakinah yang diperkenalkan melalui Tepuk Sakinah meliputi:
Melalui format yel-yel, nilai-nilai tersebut diharapkan lebih mudah diingat, diinternalisasi, dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari pasangan suami istri.
Baca juga: Pesantren Al Khoziny Roboh, Kemenag Segera Turunkan Bantuan
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah, Ohan Burhan, menjelaskan bahwa Tepuk Sakinah diperkenalkan sebagai alat bantu pembelajaran interaktif dalam program bimbingan pranikah di KUA.
Metode ini dirancang agar calon pengantin lebih mudah memahami konsep lima pilar keluarga sakinah, sekaligus menciptakan suasana kelas yang lebih ringan dan menyenangkan.
Menurut Ohan, Tepuk Sakinah bukan kewajiban yang harus dihafal, melainkan media kreatif untuk membantu peserta memahami nilai-nilai dasar keluarga harmonis.
Menanggapi viralnya tepuk ini, Menteri Agama Nasaruddin Umar juga menyampaikan dukungannya terhadap inovasi positif tersebut.
Dia berharap, metode seperti Tepuk Sakinah dapat membantu menekan angka perceraian dengan memperkuat pemahaman calon pengantin tentang pentingnya komunikasi dan keharmonisan rumah tangga.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang