Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khutbah Jumat 14 November 2025: Mengembalikan Fungsi Masjid

Kompas.com - 13/11/2025, 10:26 WIB
Farid Assifa

Editor

Khutbah Jumat

Mengembalikan Fungsi Masjid

Oleh: KH Ahmad Murod,
(Pengasuh Pondok Pesantren Al Imdad, Bantul, Yogyakarta)

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ لِلّٰهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهْ وَنَسْتَهْدِيْهِ وَنَعُوذُ بِالِلّٰهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا¸ مَنْ يَهْدِهِ اللّٰهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللّٰه وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى بِهُدَاهُ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيَا عِبَادَ الِلّٰهِ¸ أُوْصِيْنِيِ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللّٰهِ¸ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. وَقَالَ تَعَالَى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللّٰهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Segala puji bagi Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan kepada kita. Shalawat dan salam tercurah kepada Nabi Muhammad SAW yang mulia.
Pada kesempatan siang ini, khatib berwasiat untuk diri sendiri dan jamaah semuanya untuk senantiasa bertakwa kepada Alloh swt dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi segala laranganya.

Baca juga: Khutbah Jumat: Spirit Mensyukuri Nikmat Kemerdekaan

Hadirin jamaah jumah rahimakumullah..
Alloh SWT Berfirman dalam surat At Taubah:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ: التوبة : 18

“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan salat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.”

Hadirin rahimakumulloh,
marilah kita memakmurkan masjid sebagaimana fungsi masjid pada zaman Rasulullah SAW dahulu yang tidak hanya tempat untuk sholat semata. Kemarin, pada jumat, 31 Oktober 2025 kita dikejutkan oleh peristiwa meninggalnya seorang musafir, mahasiswa berusia 21 tahun yang manah Arjuna Tamaraya tersebab keinginannya untuk numpang tidur di Masjid Jami’ Sibolga, Sumutera Utara. Peristiwa menyedihkan ini tidak seharusnya terjadi di masjid yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk berlindung.

Pada zaman nabi, masjid tidak hanya menjadi pusat ibadah (sholat) semata tetapi juga pusat kegiatan sosial, manah maal (program pengentasan kemiskinan), majelis taklim, musyawarah, tempat mencari keadilan, dan tempat berlindung para kaum dhuafa dan fakir miskin, tempat para anak belajar dengan manah, dan juga tempat para ashabus shufah atau ahlusshufah. Nabi Muhammad tidak pernah melarang para ashabus shufah untuk tinggal di serambi masjid. Bahkan nabi memberikan perhatian lebih dengan menghimbau para sahabat nabi yang memiliki makanan berlebih untuk disedekahkan kepada para ahlus shuffah, Nabi juga kerap mengajak dan mengajak para ahlusshuffah untuk makan masakan istri-istri Nabi.
Jamaah Jumat Rahimakumullah,

Makna ash-Shuffah? Dan Siapakah para ahlusshuffah itu? Ash-Shuffah dalam makna Arab memiliki arti “beranda”, “teras”, “serambi”. Penghuninya kemudian disebut Ahlusshuffah (penghuni ash-Shuffah). Dalam kitab Fathul Bâri, Al-Hafizh Ibnu Hajar mendeskripsikan ash-Shuffah sebagai sebuah tempat di bagian belakang Masjid Nabawi yang diberi atap. Tempat ini diperuntukkan kepada orang asing yang berada di sana.

Yang dimaksud sebagai orang asing adalah mereka yang tidak punya rumah atau kerabat, yang juga merujuk pada kaum Muhajirin. Diantara para penghuni ash-Shuffah, pada awalnya juga ada yang belum memeluk agama Islam hingga kemudian masuk Islam.

Tetapi, tempat ini tidak hanya diperuntukkan bagi orang miskin, namun manah n diantaranya juga orang yang berkecukupan tetapi memiliki keinginan kuat untuk menimba ilmu dari Nabi secara langsung dan hidup zuhud. Diantara ahlussuffah tersebut bahkan menjadi perawi hadits terkemuka, yakni Abu Hurairah dan Hudzaifah Ibnul Yaman.

Dari penjelasan di atas, sudah sangat jelas kita ketahui bahwa masjid memiliki fungsi yang lebih luas dari hanya sekadar tempat sholat semata. Bahkan kejayaan Islam dimulai dari masjid.

Seharusnya, masjid juga menjadi tempat peristirahatan yang aman bagi siapa saja dan bahkan untuk para musafir sebagaimana dicontohkan zaman nabi. Kisah para ahlusshuffah dan kisah Thumamah bin Uthal, yang belum memeluk Islam, bisa menjadi contoh bagi kaum muslimin dan takmir masjid dalam pengelolaan dan pengembangan fungsi masjid di zaman sekarang. Rasulullah SAW membiarkan Thumamah bin Uthal tidur di masjid hingga suatu saat hati Thumamah tersentuh untuk memeluk Islam.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Mari kita kembalikan fungsi masjid sebagai tempat yang aman untuk berlindung siapa saja. Kita sendiri bisa rasakan, bahwa begitu kaki melangkah masuk ke dalam masjid, hati terasa tenang, adem.

Ketenangan dan rasa aman seperti ini juga harus kita berikan kepada siapa saja yang masuk ke dalam masjid. Perbuatan para penganiaya di masjid Sibolga merupakan perbuatan tercela dan jauh dari nilai-nilai Islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin.
Amar ma’ruf nahi mungkar tidak boleh ditegakkan dengan jalan kekerasan apalagi hingga membuat nyawa melayang.

Dalam Maqashidul Syariah, Hifdzu An-Nafs, menjaga jiwa, merupakan salah satu tujuan dalam penetapan setiap syariat. Maka, menjaga nyawa adalah manah yang sangat besar, baik menjaga nyawa orang lain maupun nyawa diri sendiri sebagaimana perintah Allah SWT dalam

Surat Al-Mā’idah ayat 32:

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ

Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia.

Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.

Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Ketika kita melangkahkan kaki ke masjid, sebuah rasa tenang bisa langsung kita rasakan. Ketenangan semacam ini seharusnya bisa kita berikan kepada siapa saja yang datang ke masjid. Ada peristiwa yang menarik tentang fakta mengenai masjid di Jepang dan Swedia. Kita ketahui bahwa angka bunuh diri di Jepang dan Swedia sangat tinggi.

Berbicara tentang ketenangan jiwa dan angka bunuh diri di Jepang, seorang profesor di Jepang mengatakan bahwa sehebat-hebatnya orang Jepang yang disiplin masih kalah dengan orang muslim. Hal ini terkait dengan bagaimana ajaran agama Islam yang dipraktikkan secara utuh bisa mengantarkan umat menuju ketenangan jiwa. Jiwa yang tenang membuat perilaku manusia terkendali dan tenang serta jauh dari keinginan untuk menyakiti diri sendiri dan orang lain.

Di Jepang, dalam setahun terdapat 30 ribu warga yang melakukan bunuh diri karena tekanan berbagai faktor penyebab seperti faktor sosial, tekanan pekerjaan, ekonomi, budaya, dan kesehatan mental yang kompleks dan saling terkait. Dalam sehari bisa 100 orang yang bunuh diri.

Sementara itu, di Swedia pernah viral sebuah berita tentang seorang ustad yang dibangunkan sebuah tempat khusus di samping sebuah bangunan yang diperuntukkan khusus untuk orang melakukan bunuh diri dikarenakan begitu besarnya jumlah orang yang mengalami depresi batin.

Bangunan yang ditinggali sang ustadz tersebut dibuatkan oleh pemerintah daerah setempat untuk konsultasi bagi warga swedia yang ingin bunuh diri agar mengurungkan niatnya tersebut. Hal ini dilatarbelakangi oleh sebuah kejadian ketika sang ustadz tanpa sengaja bertemu orang yang hendak bunuh diri.

Bunuh diri di Swedia telah ditentukan kapan waktunya dan ditempatkan sebuah bangunan khusus karena terlalu banyak warga yang bunuh diri. Singkat cerita, ada seorang pria yang akan bunuh diri. Dia telah datang di bangunan khusus bunuh diri tetapi jam untuk dia melakukan hal tersebut belum tiba.

Maka ustadz tersebut mengajak pria tersebut untuk ikut ke masjid. Sang ustadz juga berjanji akan mengganti rugi waktu pria tersebut jika mereka melewatkan waktu melebihi jam jadwal bunuh diri. Sesampai masjid, sang pria tersebut hanya bisa duduk di serambi masjid karena ia tidak beragama Islam dan mendengarkan ceramah dari serambi masjid hingga tanpa sadar dia tertidur dan melewatkan jam jadwal bunuh diri.

Dikarenakan tidurnya sangat pulas, sang ustadz tidak tega membangunkan. Hingga ketika pria itu sudah terbangun, sang ustadz pun meminta maaf dan akan mengganti rugi. Pria tersebut justru bertanya, “Tempat apa ini? Mengapa di tempat ini dia bisa tidur pulas? Dia ingin bunuh diri karena sudah 3 hari dia tidak bisa tidur. Dia sangat ingin tidur tetapi tidak bisa tidur. Dan di masjid ini, dia bisa tidur dengan lelap.

Akhrinya, pria tersebut berikrar masuk agama Islam karena pada agama ini dia bisa mendapatkan ketenangan jiwa.

Dari kisah di masjid Swedia dengan kisah penganiayaan di masjid Sibolga, kita dapatkan citra masjid yang bertolak belakang. Di Swedia dengan kelembutan hati sang ustadz, hak hifdun nafs seorang yang akan bunuh diri terlindungi, nyawanya terselamatkan bahkan masuk Islam. Sementara, dengan adanya kekerasan, musafir, yang juga seorang muslim yang ingin numpang tidur harus kehilangan hak hifdzun nafs, kehilangan nyawanya hanya karena kemalaman di tengah jalan dan ingin menumpang istirahat di masjid.

Bagaimana hukum tidur di masjid?

Dalam banyak riwayat-riwayat kuat, Imam Syafi’I membolehkan tidur di masjid. Salah satu riwayat dari Ibnu Umar mengatakan bahwa dahulu ia pernah tidur di masjid ketika masih berusia belia sebagaimana hadits di bawah ini:

عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: كُنْتُ غُلاَمًا شَابًّا عَزَبًا وَكُنْتُ أَنَامُ فِى الْمَسْجِدِ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ

Artinya, “Dari Ibnu Umar, ia berkata: ‘Dahulu aku adalah seorang pemuda yang belum menikah, dan aku tidur di masjid pada masa Rasulullah.’” (Muttafaq Alaih)

Kejadian di Masjid Agung Sibolga tidak boleh terulang lagi. Perlu langkah-langkah solutif bagi para takmir masjid untuk mengembalikan fungsi masjid yang lebih luas sebagaimana zaman Rasulullah dahulu. Tulisan-tulisan ‘Dilarang Tidur di Masjid, perlu ditinjau kembali untuk dipilah lagi, ruang-ruang mana yang boleh digunakan untuk istirahat para musafir, dan bahkan para dhuafa, dan ruang mana yang memang khusus untuk sholat.

Baca juga: Khutbah Jumat 7 November 2025: Meneladani Semangat Pahlawan dalam Islam

Pembagian ruang ini penting agar tak saling menganggu antara orang yang sedang beribadah dan para musafir yang memang sedang kelelahan atau kemalaman di jalan dan ingin istirahat di tempat yang aman untuk sementara waktu. Mari kita hadirkan masjid sebagai tempat yang aman dan memberi ketenangan untuk semua orang.

بارك الله لي ولكم في القرآن العظيم، ونفعني وإياكم بما فيه من الآيات والذكر الحكيم
. أقول قولي هذا وأستغفر الله العظيم لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا اِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إِلَى رِضْوَانِهِ.

اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا،
أَمَّا بَعْدُ فَيَا أَيُّهَا المُسْلِمُوْنَ اِتَّقُوْا اللّٰهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللّٰهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَّى بِمَلَآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعَالَى إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ يَآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلَآئِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّٰهُمَّ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيِّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِيْ التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ الأَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتِ اَللّٰهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ الْمُوَحِّدِيْنِ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ. اَللّٰهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَالْمِحَنَ وَسُوْءَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خَآصَّةً وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَآمَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَا وَ اِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

عِبَادَ اللّٰهِ، إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِيْ الْقُرْبٰى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوْا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ وَ اللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke