KOMPAS.com-Menteri Agama Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Kementerian Agama telah menyiapkan jaringan Universitas Islam Negeri (UIN) serta pesantren di Indonesia untuk menerima anak-anak Palestina yang buta huruf dan telah lama putus sekolah.
Langkah tersebut disampaikan sebagai tindak lanjut amanat Presiden Prabowo Subianto yang meminta adanya akses pendidikan bagi korban konflik kemanusiaan di Palestina.
“Pak Prabowo akan mengundang orang-orang yang buta huruf, yang putus sekolah sekian lama di Palestina. Kami sudah menginventaris UIN atau pesantren mana anak-anak itu seandainya akan datang,” ujar Menag saat menghadiri acara Indonesia’s Contribution to Contemporary Global Peace and Conflict Resolution di Auditorium UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis (27/11/2025), dilansir dari laman Kemenag.
Baca juga: Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Nasaruddin menegaskan kesiapan Kemenag menjalankan amanat tersebut.
“Kami siap untuk menampung anak-anak Palestina. Anak-anak tidak boleh buta huruf, tidak boleh menderita. Pak Presiden berkali-kali menyampaikan bahwa pemerintah siap memastikan keamanan dan kelancaran program ini,” jelasnya.
Acara tersebut dihadiri Diplomat yang juga Wakil Menlu RI 2014–2019 Abdurrahman M. Fachir, Delegasi International IDEA Rizal Sukma, Akademisi dan International Observer Dinna Prapto Raharja, serta Delegasi Indianapolis University USA Malika Ouacha.
Nasaruddin menambahkan bahwa Kemenag saat ini menunggu instruksi lanjutan dari Presiden sebelum memulai proses penempatan anak-anak Palestina.
“Kita menunggu perintah Bapak Presiden. Kami sudah dalam tahap pendataan apa saja yang perlu dipersiapkan,” ucapnya.
Baca juga: Angka Perceraian Tembus 35 Persen, Menag Minta BP4 Perkuat Pendampingan Keluarga Muda
Indonesia, kata Menag, memiliki pengalaman serupa dalam membantu pelajar dari negara yang tengah berkonflik.
“Kita pernah mengirim sekitar 300 anak-anak Afghanistan ke sejumlah pesantren di Pulau Jawa saat negara mereka berkonflik. Jika anak Palestina ingin menuntut ilmu di Indonesia, kami sudah siap,” ungkapnya.
Nasaruddin memastikan kapasitas pendidikan tinggi Islam di Indonesia sangat memadai untuk mendukung rencana tersebut.
“Kita punya 58 UIN yang siap menjalankan rencana tersebut. Ini akan menjadi nama besar Bapak Prabowo, nama besar Indonesia, dan bentuk nyata kebersamaan kemanusiaan,” tambahnya.
Baca juga: Menag Tegaskan Tak Toleransi Kekerasan dan Pelecehan di Lembaga Keagamaan
Ia menutup pernyataannya dengan ajakan memperkuat solidaritas kemanusiaan.
“Kita tidak boleh membiarkan saudara kita terpuruk dalam penderitaan sementara kita hidup berkecukupan. Berbagi itu perintah agama dan nilai budaya kita,” pungkas Menag.
Editor:
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang