Editor
KOMPAS.com-Bulan Rajab merupakan salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah, termasuk dalam empat bulan haram yang memiliki keistimewaan tersendiri.
Umat Islam dianjurkan untuk meningkatkan berbagai amal kebajikan sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, dan puasa sunnah adalah salah satu ibadah yang banyak dilaksanakan di bulan ini.
Dalam melaksanakan ibadah, niat memegang peranan sangat penting. Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap amal perbuatan yang dilakukan harus didasari oleh niat yang ikhlas.
Baca juga: Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab 1447 H: Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niat
Dilansir dari MUI, niat menjadi penentu sahnya ibadah, baik itu yang bersifat wajib maupun sunnah. Pada puasa wajib, seperti Ramadan, niat harus dilakukan sejak malam hari sebelum terbit fajar.
Namun, berbeda dengan puasa wajib, puasa sunnah memiliki kelonggaran waktu untuk niat. Meskipun begitu, masih banyak yang belum memahami hukum niat puasa sunnah Rajab, terutama ketika niat tidak dilakukan pada malam hari karena kelalaian atau alasan lainnya.
Lalu, timbul pertanyaan: sahkah niat puasa sunnah Rajab jika dilakukan pada siang atau sore hari?
Menurut ketentuan fikih, niat untuk puasa sunnah Rajab dapat dilakukan pada siang hari, asalkan dilakukan sebelum matahari tergelincir (zawal).
Hal ini berdasarkan praktik yang dilakukan oleh Rasulullah SAW yang diriwayatkan dalam sebuah hadis:
"Dari Aisyah Ummul Mukminin RA, ia berkata: Suatu hari Rasulullah SAW bersabda kepadaku: Wahai Aisyah, apakah kalian memiliki sesuatu (untuk dimakan)? Aku menjawab: Wahai Rasulullah, kami tidak memiliki apa pun. Maka beliau bersabda: Kalau begitu, aku berpuasa." (HR. Muslim)
Baca juga: Doa Memohon Keberkahan di Bulan Rajab Lengkap dengan Terjemahannya
Hadis ini menjadi dasar diperbolehkannya niat puasa sunnah pada siang hari. Dalam hal ini, Syekh Mulla Ali Al-Qari mengutip pendapat Imam Ibn Hajar yang menyatakan bahwa niat puasa sunnah sah dilakukan sebelum tergelincirnya matahari, namun tidak setelahnya.
Jika niat dilakukan setelah zawal, sebagian besar waktu ibadah sudah terlewati tanpa niat, sehingga tidak memenuhi syarat yang ditetapkan.
"Imam Ibn Hajar berkata: Dari sini, Imam Asy-Syafi’i berpendapat bahwa puasa sunnah hanya boleh dilakukan dengan niat sebelum zawal, bukan setelahnya, karena sebagian besar waktu ibadah sudah berlalu tanpa disertai niat." (Mirqah Al-Mafatih Syarh Misykah Al-Masabih [Beirut: Dar Al-Fikr], vol 4, h 1430)
Namun, Syekh Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad-Dimyathi dalam komentarnya mengutip pendapat terbaru Imam Asy-Syafi’i yang menyatakan bahwa niat puasa sunnah tetap sah jika dilakukan sebelum matahari terbenam.
Jika seseorang lupa berniat sebelum zawal, ia dapat mengikuti pendapat ini, sehingga niat setelah zawal tetap sah dan puasa tetap diterima.
Namun, perlu diingat bahwa seluruh syarat puasa harus terpenuhi sejak fajar. Artinya, seseorang baru bisa dihukumi berpuasa dari awal siang dan mendapatkan pahala penuh apabila ia tidak melakukan hal-hal yang membatalkan puasa seperti makan dan minum sejak terbit fajar.
"Niat sebelum zawal dikaitkan dengan sahnya puasa atau niat itu sendiri. Dalam kitab Al-Ī‘āb disebutkan bahwa Imam Syafi’i memiliki pendapat baru, yaitu bahwa niat puasa sunnah sah dilakukan sebelum matahari terbenam." (Hasyiyah I’anah At-Thalibin [Beirut: Dar Al-Kutub Al-Ilmiyah], vol 2, h 371)
Baca juga: Hadits-hadits Lemah dan Palsu Seputar Puasa Rajab yang Populer di Masyarakat
Dari sini dapat disimpulkan bahwa niat puasa sunnah Rajab yang dilakukan pada siang hari tetap sah jika dilakukan sebelum matahari tergelincir.
Berdasarkan pendapat Imam Asy-Syafi’i, niat puasa sunnah tetap diterima hingga matahari terbenam, dengan catatan syarat puasa lainnya sudah terpenuhi sejak fajar.
Islam memberikan kemudahan dalam pelaksanaan ibadah sunnah sebagai wujud kasih sayang dan keluasan syariat.
Oleh karena itu, umat Islam dapat melaksanakan puasa sunnah Rajab dengan lebih tenang, penuh harap akan pahala, serta menjadikannya sarana untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang