Editor
KOMPAS.com-Dalam perjalanan hidup, setiap orang pasti dihadapkan dengan berbagai ujian dan kesulitan.
Bagi seorang mukmin, terdapat beberapa faktor mendasar yang dapat menjadi penopang utama untuk tetap sabar dan teguh dalam menghadapi tantangan hidup.
Dilansir dari MUI, menurut Sirah an-Nabawiyah karya Syekh Shafiyyurrahman Al-Mubarakfuri, terdapat enam faktor yang menguatkan kesabaran dan keteguhan hati pada masa Rasulullah yang tetap relevan hingga hari ini.
Baca juga: Doa Saat Sakit Hati agar Diberi Ketenangan dan Kesabaran
Fondasi utama dari keteguhan hati adalah iman yang kokoh kepada Allah. Iman yang kuat ibarat gunung yang tidak tergoyahkan.
Dengan pemahaman yang benar tentang Allah, seseorang akan merasa tenang dan bahagia meskipun menghadapi kesulitan.
Sebagaimana dalam QS Ar-Ra'd ayat 17 yang menggambarkan bahwa segala sesuatu yang tidak berguna akan sirna, sedangkan iman yang bermanfaat akan tetap ada di bumi.
اَنْزَلَ مِنَ السَّمَاۤءِ مَاۤءً فَسَالَتْ اَوْدِيَةٌ ۢ بِقَدَرِهَا فَاحْتَمَلَ السَّيْلُ زَبَدًا رَّابِيًاۗ وَمِمَّا يُوْقِدُوْنَ عَلَيْهِ فِى النَّارِ ابْتِغَاۤءَ حِلْيَةٍ اَوْ مَتَاعٍ زَبَدٌ مِّثْلُهٗۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْحَقَّ وَالْبَاطِلَ ەۗ فَاَمَّا الزَّبَدُ فَيَذْهَبُ جُفَاۤءًۚ وَاَمَّا مَا يَنْفَعُ النَّاسَ فَيَمْكُثُ فِى الْاَرْضِۗ كَذٰلِكَ يَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَۗ ١٧
anzala minas-samâ'i mâ'an fa sâlat audiyatum biqadarihâ faḫtamalas-sailu zabadar râbiyâ, wa mimmâ yûqidûna ‘alaihi fin-nâribtighâ'a ḫilyatin au matâ‘in zabadum mitsluh, kadzâlika yadlribullâhul-ḫaqqa wal-bâthil, fa ammaz-zabadu fa yadz-habu jufâ'â, wa ammâ mâ yanfa‘un-nâsa fa yamkutsu fil-ardl, kadzâlika yadlribullâhul-amtsâl
Artinya; Dia telah menurunkan air dari langit, lalu mengalirlah air itu di lembah-lembah sesuai dengan ukurannya. Arus itu membawa buih yang mengambang. Dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buih seperti (buih arus) itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan tentang hak dan batil. Buih akan hilang tidak berguna, sedangkan yang bermanfaat bagi manusia akan menetap di dalam bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan.
Nabi Muhammad adalah contoh pemimpin yang sempurna. Dia memiliki akhlak dan kepribadian luar biasa, yang diakui bahkan oleh musuh-musuhnya.
Cinta dan keyakinan kepada Nabi menjadi pengikat yang menyatukan umat, sehingga mereka tetap teguh dan bersatu dalam menghadapi berbagai tantangan, meskipun ancaman datang dari orang-orang terdekat seperti kaum Quraisy.
Baca juga: 3 Doa Nabi Daud AS: Meminta Kesabaran, Cinta, dan Meluluhkan Hati
Kesadaran akan tanggung jawab yang besar membuat para sahabat Nabi tidak menghindar dari kesulitan. Mereka memahami bahwa menghindar dari tantangan hanya akan membawa kerugian lebih besar.
Dengan kesadaran ini, mereka tetap teguh dan rela berkorban dalam menegakkan ajaran Islam.
Keyakinan akan adanya kehidupan setelah mati memberikan kekuatan besar bagi umat. Mereka menyadari bahwa kehidupan dunia ini hanyalah sementara, dan ada kehidupan abadi di akhirat.
Iman ini memberi kekuatan untuk menghadapi segala cobaan, karena mereka berharap akan mendapatkan ganjaran surga dan terhindar dari siksa neraka.
Baca juga: Doa Nabi Ayub AS saat Sakit, Teladan Kesabaran Hadapi Ujian Hidup
Dalam masa-masa penuh kesulitan, Alquran menjadi sumber kekuatan bagi kaum mukmin. Ayat-ayat Alquran bukan hanya berisi peringatan, tetapi juga janji kemenangan dan pertolongan dari Allah.
Alquran mengingatkan umat bahwa cobaan adalah bagian dari takdir Allah untuk membedakan iman sejati, serta memberikan teladan kesabaran melalui kisah-kisah para nabi.
Janji kemenangan yang diwahyukan dalam Alquran, seperti kemenangan atas Persia dan Romawi, menjadi kabar gembira yang menyemangati umat.
Meskipun menghadapi penderitaan, mereka tetap yakin akan pertolongan Allah dan terus maju tanpa menyerah, karena mereka percaya pada janji kemenangan dari-Nya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang