Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nabi Muhammad dan Jalan Panjang Meraih Gelar Al-Amin

Kompas.com, 28 Desember 2025, 15:00 WIB
Norma Desvia Rahman,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jauh sebelum diangkat menjadi nabi, Muhammad bin Abdullah telah dikenal masyarakat Makkah sebagai pribadi yang dapat dipercaya.

Gelar Al-Amin yang berarti “orang yang terpercaya”, bukanlah sebutan simbolik, melainkan hasil dari perjalanan panjang yang dibangun melalui kejujuran, konsistensi moral, dan keteguhan sikap dalam kehidupan sosial yang keras.

Tumbuh di Tengah Masyarakat Jahiliah

Muhammad tumbuh di Makkah, pusat perdagangan Jazirah Arab yang juga lekat dengan praktik penyembahan berhala, manipulasi dagang, dan konflik antarkabilah.

Sejak muda, ia telah yatim piatu dan hidup dalam keterbatasan. Namun, kondisi itu justru membentuk karakter mandiri dan empatik.

Berbeda dari kebiasaan pemuda Quraisy pada masanya, Muhammad tidak pernah dikenal terlibat dalam pesta mabuk, perjudian, atau perbuatan tercela lainnya.

Ia menjaga lisannya dari dusta dan sikapnya dari pengkhianatan. Integritas inilah yang perlahan membuatnya menonjol di tengah masyarakat Makkah.

Baca juga: Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah

Kejujuran dalam Dunia Perdagangan

Gelar Al-Amin semakin melekat ketika Muhammad terjun ke dunia perdagangan. Ia dipercaya membawa barang dagangan Khadijah binti Khuwailid ke Syam.

Dalam perjalanan itu, Muhammad menunjukkan etika dagang yang jarang ditemui, jujur dalam timbangan, terbuka dalam transaksi, dan menepati janji.

Keuntungan yang diperoleh bukan hanya materi, tetapi juga reputasi. Khadijah mendengar kesaksian tentang kejujuran Muhammad dari Maisarah, pembantunya.

Kesaksian itulah yang kemudian mengantarkan pada pernikahan mereka. Dalam konteks masyarakat Arab kala itu, kepercayaan adalah modal sosial paling berharga, dan Muhammad memilikinya.

Penengah Sengketa Peletakan Hajar Aswad

Dikutip dari buku Sejarah Hidup Muhammad karya Muhammad Husain Haekal, salah satu peristiwa penting yang mengukuhkan gelar Al-Amin terjadi saat renovasi Ka’bah. Perselisihan antarkabilah pecah ketika tiba pada persoalan siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Konflik hampir berubah menjadi pertumpahan darah.

Muhammad yang saat itu berusia sekitar 35 tahun, dipercaya menjadi penengah. Solusi yang ia tawarkan sederhana namun adil, Hajar Aswad diletakkan di atas kain, lalu setiap pemimpin kabilah memegang ujung kain tersebut.

Muhammad sendiri yang meletakkan batu itu pada tempatnya. Keputusan ini diterima semua pihak, menegaskan posisi Muhammad sebagai sosok yang dipercaya lintas kabilah.

Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman AS: Pemimpin Bijak dengan Karunia Besar

Konsistensi Moral dalam Kehidupan Sosial

Gelar Al-Amin bukan hanya lahir dari satu peristiwa, tetapi dari konsistensi sikap dalam kehidupan sehari-hari.

Masyarakat Makkah menitipkan harta mereka kepada Muhammad, bahkan setelah ia mulai berdakwah dan mendapat penentangan.

Kepercayaan itu menunjukkan bahwa perbedaan keyakinan tidak menghapus reputasi moralnya.

Bahkan ketika hijrah ke Madinah, Muhammad masih meninggalkan Ali bin Abi Thalib di Makkah untuk mengembalikan titipan harta orang-orang Quraisy. Sebuah ironi yang menegaskan, mereka memusuhinya, tetapi tetap mempercayainya.

Baca juga: Kisah Nabi Ayub AS, Ujian Panjang dan Doa Penuh Keyakinan

Makna Gelar Al-Amin

Gelar Al-Amin menjadi fondasi penting dalam dakwah Islam. Kepercayaan publik membuat pesan yang dibawa Muhammad tidak lahir dari ruang hampa.

Integritas personal mendahului otoritas kenabian. Dalam konteks ini, Al-Amin bukan sekadar julukan, melainkan legitimasi moral yang lahir dari praktik hidup nyata.

Kisah ini menunjukkan bahwa perjuangan Nabi Muhammad tidak hanya berlangsung di medan dakwah, tetapi juga dalam keseharian yang penuh ujian etika.

Kejujuran, amanah, dan konsistensi moral menjadi jalan sunyi yang mengantarkannya pada kepercayaan umat jauh sebelum wahyu pertama turun di Gua Hira.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com