Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MUI: Dirjen Pesantren Momentum Pesantren Indonesia Naik Kelas di Panggung Global

Kompas.com, 30 Desember 2025, 09:10 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com — Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Informasi, Komunikasi, dan Digital (Infokomdigi) KH Masduki Baidlowi menilai pembentukan Direktorat Jenderal Pesantren menjadi momentum penting bagi pesantren Indonesia untuk memainkan peran strategis, tidak hanya di tingkat nasional, tetapi juga global.

Menurut Kiai Masduki, terdapat dua peristiwa besar yang menjadi titik balik penguatan pesantren di Indonesia.

Pertama, lahirnya Undang-undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren, dan kedua, kebijakan Presiden yang menaikkan kelembagaan pesantren menjadi setingkat direktorat jenderal.

“Yang pertama adalah lahirnya Undang-Undang Pesantren. Yang kedua adalah kebijakan Presiden yang menaikkan pesantren menjadi Dirjen. Ini ibarat mobil yang sekarang sudah punya roda,” ujar Kiai Masduki dalam program Dinamika Pesantren Nusantara, hasil kolaborasi MUITV dan Kementerian Agama, dikutip dari MUI Digital, Senin (29/12/2025).

Baca juga: LTM PBNU Luncurkan Program “Terima Kasih Muadzin”, Siapkan Apresiasi hingga Umrah

Ia menegaskan, regulasi tanpa dukungan kelembagaan yang kuat tidak akan berdampak signifikan.

Menurutnya, kehadiran Dirjen Pesantren menjadi instrumen penting agar amanat undang-undang dapat dijalankan secara efektif.

“Undang-undang itu tanpa kaki dan tangan tidak ada artinya. Dengan adanya Dirjen, pesantren sekarang punya kendaraan untuk berjalan,” kata dia.

Penjaga Islam Moderat

Kiai Masduki menilai pesantren memiliki peran strategis dalam menjaga dan mewariskan nilai Islam moderat (wasathiyah) di Indonesia.

Menurutnya, keberhasilan Islam moderat tumbuh dan berkembang di Tanah Air tidak lepas dari peran dakwah pesantren yang berlangsung lintas generasi.

“Mengapa Islam moderat berkembang baik di Indonesia? Salah satunya karena fungsi dakwah pesantren yang mewariskan Islam wasathiyah dari generasi ke generasi,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menilai pesantren Indonesia seharusnya tidak hanya berorientasi pada kepentingan lokal dan nasional, tetapi juga mampu mengambil peran di tingkat internasional.

“Indonesia ini negara dengan jumlah umat Islam terbesar dan kekuatan kelas menengah yang besar. Pesantren punya modal untuk memainkan peran global,” kata Kiai Masduki.

Dorong Internasionalisasi Pesantren

Kiai Masduki mengingatkan, secara historis ulama Nusantara memiliki jejaring internasional yang kuat, termasuk dengan dunia Timur Tengah. Bahkan, karya-karya ulama lokal pernah menjadi rujukan di pusat-pusat keilmuan Islam dunia.

“Kajian-kajian menunjukkan ulama Nusantara dulu punya peran internasional. Bahkan karya ulama lokal pernah menjadi rujukan di Al-Azhar,” ujarnya.

Karena itu, ia mendorong agar pesantren Indonesia ke depan dapat berkembang menjadi pusat rujukan studi Islam dunia.

“Ke depan, orang tidak hanya belajar Islam ke Al-Azhar atau ke Timur Tengah, tetapi juga datang ke Indonesia,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran negara dalam mendesain internasionalisasi pesantren, baik melalui forum akademik maupun peningkatan kualitas sumber daya manusia.

“Ini harus by design. Negara harus mendesain agar karya-karya pesantren dikenal secara internasional dan diterjemahkan ke bahasa Arab serta bahasa asing lainnya,” katanya.

Selain dukungan kebijakan, Kiai Masduki menyoroti pentingnya adaptasi pesantren terhadap perkembangan teknologi dan digitalisasi.

Baca juga: UIII Buka Fakultas Sains dan Teknologi, Tawarkan Program Master of Data Science

“Perubahan zaman harus diikuti. Ada AI, media sosial, dan teknologi digital. Ini semua harus dimanfaatkan pesantren untuk memperkuat jejaring internasional,” ujarnya.

Kiai Masduki menutup dengan optimisme bahwa pesantren Indonesia memiliki modal besar untuk naik kelas dan menjadi kekuatan Islam global berbasis Indonesia.

“Pesantren punya modal besar. Tinggal bagaimana potensi itu diaktifkan, dan Dirjen Pesantren ini adalah momentum yang sangat tepat,” kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kapan Puasa Ramadhan 2026? Ini Perkiraan Tanggal dan Penjelasannya
Kapan Puasa Ramadhan 2026? Ini Perkiraan Tanggal dan Penjelasannya
Aktual
Kumpulan Doa Nabi Sulaiman dalam Islam dan Penjelasannya
Kumpulan Doa Nabi Sulaiman dalam Islam dan Penjelasannya
Doa dan Niat
Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah yang Penuh Kesabaran
Kisah Cinta Ali bin Abi Thalib dan Fatimah yang Penuh Kesabaran
Aktual
10 Hal yang Membatalkan Sholat, Umat Islam Wajib Mengetahuinya
10 Hal yang Membatalkan Sholat, Umat Islam Wajib Mengetahuinya
Doa dan Niat
Nabi Luth AS dan Kaum Sodom, Moral yang Menjemput Kehancuran
Nabi Luth AS dan Kaum Sodom, Moral yang Menjemput Kehancuran
Aktual
Dingin Ekstrem Kembali Hantam Arab Saudi, Riyadh Terancam Beku
Dingin Ekstrem Kembali Hantam Arab Saudi, Riyadh Terancam Beku
Aktual
Lebaran 2026 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan Pemerintah
Lebaran 2026 Berapa Hari Lagi? Ini Jadwal Idul Fitri Versi Muhammadiyah dan Pemerintah
Aktual
Perkuat Ekonomi Kader, GP Ansor Bangun Usaha Ayam Broiler 30.000 Ekor
Perkuat Ekonomi Kader, GP Ansor Bangun Usaha Ayam Broiler 30.000 Ekor
Aktual
MUI: Dirjen Pesantren Momentum Pesantren Indonesia Naik Kelas di Panggung Global
MUI: Dirjen Pesantren Momentum Pesantren Indonesia Naik Kelas di Panggung Global
Aktual
LTM PBNU Luncurkan Program “Terima Kasih Muadzin”, Siapkan Apresiasi hingga Umrah
LTM PBNU Luncurkan Program “Terima Kasih Muadzin”, Siapkan Apresiasi hingga Umrah
Aktual
UIII Buka Fakultas Sains dan Teknologi, Tawarkan Program Master of Data Science
UIII Buka Fakultas Sains dan Teknologi, Tawarkan Program Master of Data Science
Aktual
Sedekah atau Bayar Utang, Mana yang Lebih Utama Menurut Islam?
Sedekah atau Bayar Utang, Mana yang Lebih Utama Menurut Islam?
Doa dan Niat
Obati Rindu Tanah Air, Produk Pangan Indonesia Hadir di Dapur Haji 2026
Obati Rindu Tanah Air, Produk Pangan Indonesia Hadir di Dapur Haji 2026
Aktual
Wamenag Serahkan Bantuan Rp 2 M untuk Gereja Katolik Terdampak Banjir di Sumut
Wamenag Serahkan Bantuan Rp 2 M untuk Gereja Katolik Terdampak Banjir di Sumut
Aktual
Gelombang Udara Dingin Landa Arab Saudi, Suhu Turun hingga Minus 1 Derajat
Gelombang Udara Dingin Landa Arab Saudi, Suhu Turun hingga Minus 1 Derajat
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com