Penulis
KOMPAS.com - Bulan Ramadhan menjadi bulan paling mulia dalam kalender hijriyah. Di bulan ini, umat Islam mendapat perintah untuk melaksanakan salah satu kewajiban dalam rukun iman, yaitu berpuasa.
Puasa mempunyai arti penting bagi umat Islam. Puasa adalah latihan selama sebulan untuk memperbaiki diri dari segi iman dan ibadah. Bagi yang sukses menjalankan ibadah puasa, ia akan diampuni dosanya dan diangkat derajatnya menjadi orang yang bertakwa.
Baca juga: Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026, Berapa Hari Lagi?
Puasa Ramadhan 2026 diperkirakan akan dimulai di pertengahan bulan Februari 2026. Menurut perhitungan Muhammadiyah, awal Ramadhan 1447 H ditetapkan pada Rabu, 18 Februari 2026.
Pada Ramadhan tahun 2026, Muhammadiyah mulai menerapkan Kalender Hijriah Global Tunggal (KGHT). KHGT merupakan metode hisab modern yang dirancang agar umat Islam di seluruh dunia memiliki kalender Hijriah yang seragam dan terintegrasi.
Sementara untuk Pemerintah Indonesia, awal bulan puasa Ramadhan menunggu sidang isbat penetapan tanggal 1 Ramadhan yang dilakukan pada tanggal 29 Sya'ban 1447 hijriyah atau sekitar tanggal 17 Februari 2026.
Jika hasil sidang isbat penetapan tanggal 1 Ramadhan berbeda dengan perhitungan Muhammadiyah, diperkirakan tanggal 1 Ramadhan versi Pemerintah akan jatuh pada tanggal 19 Februari 2026.
Baca juga: Tata Cara Qadha Puasa Ramadhan Bagi Ibu Hamil dan Menyusui
Tujuan mengetahui awal puasa Ramadhan adalah untuk mempersiapkan diri menyambut bulan suci Ramadhan. Dengan mempersiapkan diri sebelum masuk bulan Ramadhan, seorang muslim dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya, sehingga di bulan Ramadhan dapat beribadah secara optimal dan sukses mencapai tujuan puasa Ramadhan, yaitu menjadi orang yang bertakwa.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (Q.S. Al Baqarah: 183).
Abu Bakr Al Balkhi dalam kitab Latha’iful Ma’arif sebagaimana dikutip Ibnu Rajab mengatakan bahwa bulan Rajab adalah masa menanam. Dan Sya’ban saatnya menyiram tanaman. Maka Ramadhan adalah waktu menuai hasil panen.
Baca juga: Masih Punya Utang Puasa? Ini Niat Puasa Qadha Ramadhan
Bulan Rajab sebagai bulan menanam. Pada bulan Rajab, umat Islam hendaknya mulai mempersiapkan diri untuk memasuki bulan Ramadhan. Persiapan yang dapat dilakukan adalah membersihkan hati dengan memperbanyak bertaubat dan meminta ampunan.
Langkah selanjutnya adalah mulai intensif dalam beribadah sehingga dalam dua bulan kedepan, ibadah sudah menjadi kebiasaan yang puncaknya akan dilaksanakan pada bulan Ramadhan.
Sementara pada Bulan Sya'ban, merupakan saat memupuk. Artinya, di bulan Sya'ban umat Islam harus semakin menguatkan ibadahnya, tidak hanya sekedar kuantitas yang ditingkatkan, tetapi juga kualitasnya.
Baca juga: Puasa Rajab Sekaligus Qadha Ramadhan, Bolehkah Digabung? Ini Penjelasan Hukumnya
Ibadah yang berkualitas akan memberikan dampak positif dalam diri seseorang. Ia akan semakin dekat dengan Allah SWT dan semakin menjauhkan diri dari maksiat. Sehingga ketika tiba bulan Ramadhan, seseorang sudah siap sepenuhnya untuk menangguk pahala.
Akhir yang diharapkan adalah di bulan Ramadhan dapat mencapai tujuan berpuasa yaitu menjadi orang bertakwa dan diampuni seluruh dosa sehingga kembali suci seperti bayi baru dilahirkan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang