KOMPAS.com-Dalam ajaran Islam, setiap aspek kehidupan telah diatur secara sempurna, termasuk tata cara makan dan minum.
Adab makan dan minum dalam Islam bukan sekadar etika, melainkan sunnah Rasulullah SAW yang mengandung hikmah besar bagi kesehatan jasmani serta keberkahan hidup.
Dengan mengamalkan adab makan dan minum sesuai tuntunan Nabi, seorang Muslim tidak hanya menjaga tubuh tetap sehat, tetapi juga memperoleh pahala dari setiap kebiasaan sederhana yang dilakukan.
Baca juga: 40 Pesantren Dirikan SPPG, Dukung Program Makan Bergizi Gratis
Dilansir dari laman Baznas, salah satu adab yang paling utama adalah mengucapkan “Bismillah” sebelum makan dan minum.
Rasulullah SAW menekankan pentingnya menyebut nama Allah sebagai bentuk pengakuan bahwa rezeki datang dari-Nya.
Membaca Bismillah juga menjadi penghalang setan untuk ikut menikmati makanan. Selain itu, doa ini menjadikan makanan penuh berkah, membawa manfaat, serta mengingatkan seorang Muslim untuk selalu bersyukur.
Kebiasaan ini melatih hati agar tidak lalai dan mengajarkan kesadaran bahwa aktivitas sehari-hari, bahkan sesederhana makan, dapat bernilai ibadah.
Baca juga: Cara Makan Rasulullah SAW yang Sehat dan Penuh Hikmah
Rasulullah SAW bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian makan, maka makanlah dengan tangan kanannya, dan jika minum, minumlah dengan tangan kanannya.”
Adab makan dan minum dalam Islam menganjurkan penggunaan tangan kanan karena dianggap lebih mulia dan bersih. Dengan membiasakan hal ini, seorang Muslim meneladani sunnah Nabi serta menghindarkan diri dari kebiasaan yang tidak sesuai dengan syariat.
Menggunakan tangan kanan juga memiliki dimensi sosial, karena dianggap lebih sopan dan mencerminkan tata krama universal.
Baca juga: Bolehkah Minum Kopi dalam Keadaan Panas? Ini Pandangan Ulama
Islam melarang perilaku berlebihan (israf) dalam segala hal, termasuk makan dan minum. Rasulullah SAW mengajarkan agar perut diisi sepertiga makanan, sepertiga minuman, dan sepertiga udara.
Prinsip ini menjaga kesehatan tubuh sekaligus mencegah penyakit akibat pola makan berlebih, seperti obesitas, diabetes, dan gangguan pencernaan.
Selain itu, adab makan dan minum dalam Islam melatih umat untuk hidup sederhana, tidak boros, dan menghargai nikmat Allah SWT. Sikap ini juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan dengan mencegah pemborosan makanan.
Rasulullah SAW mencontohkan makan dalam keadaan duduk dengan tenang. Cara ini tidak hanya sopan, tetapi juga bermanfaat bagi sistem pencernaan.
Makan dengan tergesa-gesa dapat menimbulkan gangguan kesehatan, sementara makan dengan tenang membuat tubuh lebih mudah mencerna makanan.
Selain aspek kesehatan, adab ini juga melatih kesantunan dan rasa hormat terhadap nikmat Allah SWT yang hadir dalam bentuk makanan dan minuman.
Setelah selesai makan atau minum, umat Islam dianjurkan mengucapkan “Alhamdulillah” sebagai tanda syukur.
Rasulullah SAW bersabda, siapa yang selesai makan lalu membaca hamdalah, maka dosanya akan diampuni. Ungkapan syukur ini menjadikan aktivitas sehari-hari bernilai ibadah.
Selain itu, kebiasaan mengucapkan hamdalah menumbuhkan kerendahan hati dan mengingatkan bahwa semua nikmat berasal dari Allah semata.
Mengamalkan adab makan dan minum dalam Islam bukan hanya persoalan etika, tetapi juga bentuk ketaatan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Sunnah yang sederhana ini memberi manfaat besar, mulai dari kesehatan jasmani, ketenangan jiwa, hingga keberkahan hidup. Dengan menjadikannya kebiasaan harian, setiap makanan yang dikonsumsi dapat menjadi jalan untuk meraih ridha Allah SWT.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini