KOMPAS.com-Hajar Aswad merupakan salah satu simbol paling dihormati dalam Islam. Batu hitam yang terletak di sudut timur laut Ka’bah ini menjadi titik awal tawaf dan memiliki makna spiritual mendalam bagi umat Muslim.
Menurut riwayat Ibn Abbas, Hajar Aswad berasal dari surga. Batu ini awalnya berwarna putih dan berubah menjadi hitam karena dosa-dosa manusia. Keistimewaan itu membuatnya menjadi bagian penting dalam rangkaian ibadah haji dan umrah.
Namun, sebagian jemaah masih belum memahami tata cara yang benar dalam menghormati Hajar Aswad.
Baca juga: Kisah Pemugaran Kabah dan Peletakan Hajar Aswad
Padahal, memahami hadits serta aturan-aturannya bukan hanya tuntutan ibadah, tetapi juga bentuk ketaatan terhadap ajaran Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dilansir dari BPKH, berikut keutamaan Hajar Aswad dalam Hadits
Dalam hadits riwayat Bukhari, Sayyidina Umar radhiyallahu anhu berkata:
“Sungguh, aku tahu kamu hanyalah batu yang tidak bisa memberi manfaat atau mudarat. Andai aku tidak melihat Rasulullah SAW menciummu, aku tidak akan menciummu.”
Hadits ini menegaskan bahwa mencium atau mengusap Hajar Aswad merupakan sunah Rasulullah, bukan karena batu tersebut memiliki kekuatan gaib. Tindakan ini dilakukan sebagai ekspresi cinta dan ketaatan kepada Nabi Muhammad SAW.
Menyentuh Hajar Aswad diyakini membawa nilai spiritual besar, menjadi saksi di Hari Kiamat, dan dapat menghapus dosa bagi yang melakukannya dengan niat tulus.
Dalam hadits riwayat Ibnu Majah, Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa bersalaman dengannya (Hajar Aswad), seolah-olah ia bersalaman dengan Allah Yang Maha Pengasih.”
Makna ini bersifat simbolis. Mengusap Hajar Aswad diibaratkan sebagai pembaharuan baiat dan komitmen kepada Allah SWT. Rasulullah juga menyebut batu ini turun dari surga dalam keadaan putih bersinar, kemudian menghitam akibat dosa manusia.
Baca juga: Arab Saudi Perketat Syarat Medis Haji 2026, Wajib Vaksin Lengkap dan Sehat Fisik
Riwayat dari At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani menyebutkan, Hajar Aswad akan menjadi saksi pada Hari Kiamat bagi siapa pun yang menyentuhnya dengan penuh keimanan. Hal ini menunjukkan kedudukan mulia batu tersebut dalam ibadah haji dan umrah.
Menurut riwayat Ahmad dan At-Tirmidzi, Hajar Aswad memiliki cahaya sangat terang, tetapi Allah SWT menutupi sinarnya agar manusia tidak terpesona secara berlebihan. Ini menegaskan bahwa keagungan Hajar Aswad berasal dari kehendak Allah, bukan dari zat batu itu sendiri.
Baca juga: Tak Hanya Bahasa Arab, Petugas Haji Juga Perlu Kuasai Bahasa Daerah
Setelah memahami keutamaannya, umat Islam juga perlu mengetahui adab dan tata cara yang benar ketika menyentuh atau mencium Hajar Aswad.
Mencium Hajar Aswad harus dilakukan karena mengikuti sunah Nabi, bukan karena kepercayaan mistis. Rasulullah SAW mencontohkan bahwa setiap tindakan ibadah harus dilandasi niat yang ikhlas.
Jika kondisi di sekitar Hajar Aswad sangat padat, jemaah disarankan tidak memaksakan diri. Cukup dengan melambaikan tangan ke arah batu sebagai tanda penghormatan. Islam mengajarkan untuk menghindari bahaya dan menjaga keselamatan diri serta orang lain.
Desakan untuk menyentuh Hajar Aswad sering kali menyebabkan ketidaknyamanan bagi jemaah lain. Karena itu, penting untuk bersabar dan menjaga akhlak selama ibadah. Hadits menegaskan agar tidak menimbulkan mudarat kepada orang lain saat beribadah.
Saat ini, area sekitar Hajar Aswad sudah dikelola dengan sistem antrian oleh petugas Masjidil Haram. Jemaah diimbau mematuhi arahan agar pelaksanaan tawaf berjalan tertib dan khusyuk.
Mencium Hajar Aswad adalah sunah, bukan kewajiban. Jangan sampai upaya menyentuhnya justru menyebabkan kekacauan atau menyakiti orang lain. Rasulullah SAW menekankan pentingnya moderasi dalam beribadah dan menjaga ketenangan selama tawaf.
Hajar Aswad bukan sekadar batu yang dicium saat tawaf, tetapi simbol pengingat bagi umat Islam tentang kesucian, pengampunan, dan ketaatan kepada Allah SWT. Melalui batu ini, manusia diingatkan akan asalnya yang suci serta tanggung jawab untuk menjaga diri dari dosa.
Dengan memahami hadits dan adab menyentuh Hajar Aswad, jemaah dapat menjalankan ibadah haji dan umrah dengan benar, penuh makna, dan sesuai tuntunan Rasulullah SAW.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang