KOMPAS.com - Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah seorang pemikir dan ulama terkemuka asal Suriah. Ia banyak menghasilkan karya dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, dakwah, psikologi, dll.
Salah satu pemikiran yang mencolok dari Abdullah Nashih Ulwan adalah konsep tentang tingkatan cinta. Ia membagi cinta menjadi tiga tingkatan. Berikut ini pembahasan tingkatan cinta menurut Abdullah Nashih Ulwan.
Baca juga: Kisah Cinta Salman Al Farisi yang Menginspirasi: Tak Ada Patah Hati
Al Mahabbatul Ula yaitu cinta yang utama atau cinta tertinggi. Cinta ini ditujukan kepada Allah dan Rasul-Nya. Cinta ini dimiliki oleh orang-orang yang beriman dan bertakwa serta mengharapkan perjumpaan dengan Allah SWT.
Orang yang ada pada tingkatan al mahabbatul ula mempunyai jiwa samawi. Menurut Ibnul Qayyim Al Jauziyyah jiwa samawi adalah jiwa yang menyertai orang-orang yang mempunyai al mahabbatul ula.
Hal-hal yang dicintainya adalah masalah-masalah yang berkait dengan pengetahuan, mencari keutamaan dan kesempurnaan yang memungkinkan bagi manusia serta menjauhi kehinaan. Jiwa ini menyenangi apa-apa yang mendekatkannya kepada Kekasih yang Maha Tinggi. Allah SWT berfirman:
وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّا لِّلَّهِ
Artinya: “…adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah…” (Q.S. Al Baqarah: 165).
Baca juga: Kisah Cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha
Al Mahabbatul Wustha, yaitu cinta kepada selain Allah dan Rasul-Nya yang dilandasi oleh Al Mahabbatul Ula. Cinta ini adalah fitrah yang dianugerahkan kepada manusia.
Untuk cinta yang kedua ini, manusia harus berhati-hati, jangan sampai cinta ini melebihi kecintaan kepada Allah dan Rasul-Nya karena akan menyebabkannya menjadi orang fasik. Allah SWT berfirman:
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Artinya: “Katakanlah: "Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan RasulNya dan dari berjihad di jalan nya, Maka tunggulah sampai Allah mendatangkan Keputusan-Nya". dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S. At Taubah: 24).
Baca juga: Menag Nasaruddin Umar: Semua Agama Ujungnya Cinta
Al Mahabbatul adna yaitu cinta terendah. Cinta ini merupakan kecintaan secara berlebihan kepada hal-hal yang bersifat duniawi dengan mengabaikan kecintaan kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Allah SWT berfirman:
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ
Artinya: “…Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah….” (Q.S. Al Baqarah: 165)
Yang dimaksud dengan sesembahan tandingan selain Allah bisa berupa berhala-berhala yang menjadi sesembahan seperti halnya yang dilakukan oleh orang-orang musyrikin atau bisa juga hal-hal lain seperti harta benda, pangkat, jabatan, wanita, dll yang menyebabkan seseorang menjadi gelap mata dan gelap hati serta menghalalkan segala cara untuk mencapainya.
Demikianlah pembagian cinta menurut Abdullah Nashih Ulwan. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang