Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha

Kompas.com - 03/10/2025, 23:49 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Salah satu kisah cinta yang banyak menjadi pembicaraan adalah kisah cinta Nabi Yusuf dan Zulaikha. Kisah cinta ini begitu rumit karena berawal dari cinta sepihak yang melibatkan nafsu sebelum akhirnya bersatu.

Nabi Yusuf sendiri pada awalnya berstatus sebagai anak angkat Zulaikha yang dibeli di pasar budak. Namun akhirnya Zulaikha jatuh cinta kepada Nabi Yusuf setelah melihat ketampanannya yang tiada tara.

Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Terkena Sihir Orang Yahudi

Untuk mengetahui kisah selengkapnya, simak penuturannya di bawah ini.

Awal Pertemuan Nabi Yusuf dan Zulaikha

Kisah ini berawal ketika Yusuf menjadi budak di Mesir karena dijual oleh rombongan kafilah yang menemukannya di dasar sumur. Hal ini terjadi karena kedengkian saudara-saudaranya kepada Nabi Yusuf sehingga mereka berusaha untuk melenyapkan Nabi Yusuf dengan cara dimasukkan ke dalam sumur.

Singkat cerita, Nabi Yusuf yang berstatus sebagai budak dibeli oleh seorang pembesar Mesir yang mempunyai isteri bernama Zulaikha. Pada saat berada di rumah seorang pembesar Mesir inilah Nabi Yusuf bertemu dengan Zulaikha. Karena wajahnya yang sangat tampan, diam-diam Zulaikha menyukai Nabi Yusuf.

Pada suatu hari, ketika suaminya sedang tidak ada di rumah, Zulaikha mengundang Nabi Yusuf ke kamarnya. Setelah Nabi Yusuf masuk, pintu ruangan itu segera dikunci. Kisah ini diceritakan dalam Al Quran.

“Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, ‘Marilah ke sini’. Yusuf berkata, ‘Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik’. Sesungguhnya orang-orang yang zhalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (Q.S. Yusuf: 23-24).

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan

Cerita tersebut dilanjutkan:

“Dan keduanya berlomba-lomba menuju pintu dan wanita itu menarik baju gamis Yusuf dari belakang hingga koyak dan kedua-duanya mendapati suami wanita itu di muka pintu. wanita itu berkata: "Apakah pembalasan terhadap orang yang bermaksud berbuat serong dengan isterimu, selain dipenjarakan atau (dihukum) dengan azab yang pedih?"
Setelah peristiwa tersebut, Yusuf dipenjara untuk menghilangkan aib. Dan Nabi Yusuf berkata: “Wahai Tuhanku, penjara lebih Aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu Aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah Aku termasuk orang-orang yang bodoh.” (Q.S. Yusuf: 33)

Nabi Yusuf Dipenjara

Ketika Nabi Yusuf berada dalam penjara, terdengar kabar bahwa sang Raja bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk-gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus-kurus dan tujuh bulir (gandum) yang hijau dan tujuh bulir lainnya yang kering.

Semua ahli tafsir mimpi tidak ada yang mengetahui arti dari mimpi tersebut. Kemudian seorang pelayan yang pernah ditakwilkan mimpinya oleh Nabi Yusuf berkata: “Aku akan memberitakan kepadamu tentang (orang yang pandai) mena'birkan mimpi itu, Maka utuslah Aku (kepadanya).”

Sang Raja merasa puas dengan takwil mimpi Nabi Yusuf, bahkan sang Raja mengangkat Nabi Yusuf sebagai pejabat negara. Dalam Q.S. Yusuf ayat 55 dijelaskan:

“Berkata Yusuf: "Jadikanlah Aku bendaharawan negara (Mesir); Sesungguhnya Aku adalah orang yang pandai menjaga, lagi berpengetahuan.”

Beberapa tahun telah berlalu, takwil mimpi yang disampaikan oleh Nabi Yusuf. menjadi kenyataan. Musim paceklik tiba, rakyat dalam keadaan kekurangan makanan sehingga negara membagikan jatah makanan dari gudang-gudang makanan yang telah disiapkan sebelumnya di bawah pengawasan Nabi Yusuf.

Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun

Pertemuan Kembali Nabi Yusuf dan Zulaikha

Pada saat terjadi pembagian jatah makanan, Nabi Yusuf mendapati Zulaikha ada diantara barisan orang-orang yang mengantri makanan. Setelah sekian lama berpisah dengan Nabi Yusuf, kondisi Zulaikha telah berbeda jauh.

Ia bukan lagi sebagai seorang bangsawan dan telah berpisah dengan suaminya. Cinta di antara mereka pun tumbuh kembali. Akhirnya, Nabi Yusuf menikahi Zulaikha. Nabi Yusuf pun mengatakan kepada Zulaikha, “Ini sungguh lebih baik daripada apa yang dulu engkau inginkan.”

Dalam kitab Qashashul Anbiya' karya Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa Nabi Yusuf menikahi Zulaikha yang ternyata masih perawan karena suaminya tidak punya keinginan terhadap wanita. Dari pernikahan tersebut, lahirlah dua anak yang bernama Afrayim dan Mansa.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Fatwa Pajak Berkeadilan MUI: Pajak Rumah dan Sembako Dinilai Tidak Adil
Fatwa Pajak Berkeadilan MUI: Pajak Rumah dan Sembako Dinilai Tidak Adil
Aktual
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam
Hitung Mundur Puasa Ramadhan 2026: Sisa 87 Hari, Ini yang Perlu Dipersiapkan Umat Islam
Aktual
Merebaknya Jasa Nikah Siri, Bagaimana Islam Memandang Fenomena Ini?
Merebaknya Jasa Nikah Siri, Bagaimana Islam Memandang Fenomena Ini?
Doa dan Niat
Fenomena Nikah Siri Dalam Pandangan Islam
Fenomena Nikah Siri Dalam Pandangan Islam
Doa dan Niat
Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Menag: PPG Kini Dibuka untuk Semua Guru Lintas Agama, Tidak Hanya Guru Islam
Aktual
Kembali Pimpin MUI, Kiai Anwar Tegaskan Misi Besar Ulama Selamatkan Umat dari Penyimpangan, Kebodohan, dan Kemiskinan
Kembali Pimpin MUI, Kiai Anwar Tegaskan Misi Besar Ulama Selamatkan Umat dari Penyimpangan, Kebodohan, dan Kemiskinan
Aktual
Risalah Pemakzulan hingga Penegasan Gus Yahya Tak Mundur dari Ketum PBNU
Risalah Pemakzulan hingga Penegasan Gus Yahya Tak Mundur dari Ketum PBNU
Aktual
6 Tanda Lemah Iman yang Harus Diwaspadai
6 Tanda Lemah Iman yang Harus Diwaspadai
Doa dan Niat
Susunan Lengkap Pimpinan MUI Periode 2025-2030 Hasil Munas XI
Susunan Lengkap Pimpinan MUI Periode 2025-2030 Hasil Munas XI
Aktual
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niat Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU
Gus Yahya Tegaskan Tak Ada Niat Mundur dari Jabatan Ketua Umum PBNU
Aktual
Seleksi Tenaga Kesehatan Haji 2026 Segera Dibuka, Ini Daftar Formasi dan Jadwalnya
Seleksi Tenaga Kesehatan Haji 2026 Segera Dibuka, Ini Daftar Formasi dan Jadwalnya
Aktual
KH Anwar Iskandar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI 2025-2030
KH Anwar Iskandar Terpilih Menjadi Ketua Umum MUI 2025-2030
Aktual
Milad ke-113 Muhammadiyah Jadi Gerakan Kemanusiaan, Lingkungan, dan Penguatan Wakaf
Milad ke-113 Muhammadiyah Jadi Gerakan Kemanusiaan, Lingkungan, dan Penguatan Wakaf
Aktual
Nama KH Ma’ruf Amin dan KH Anwar Iskandar Menguat di Munas XI MUI
Nama KH Ma’ruf Amin dan KH Anwar Iskandar Menguat di Munas XI MUI
Aktual
Soal Risalah Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Belum Terima
Soal Risalah Desakan Mundur dari Ketum PBNU, Gus Yahya: Saya Belum Terima
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com