KOMPAS.com - Berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban seorang anak. Berbakti kepada orang tua tidak hanya dilakukan saat keduanya masih hidup, tetapi juga ketika keduanya sudah meninggal.
Berbakti kepada orang tua menjadi salah satu amalan yang utama. Hal ini disampaikan Nabi Muhammad SAW dalam haditsnya:
أَفْضَلُ الْأَعْمَالِ أَوْ الْعَمَلِ الصَّلَاةُ لِوَقْتِهَا وَبِرُّ الْوَالِدَيْنِ
Artinya: "Amalan-amalan yang paling utama (atau amal) adalah shalat pada waktunya dan berbakti kepada orang tua." (H.R. Muslim).
Baca juga: Doa untuk Kedua Orang Tua: Arab, Latin, Arti Beserta Keutamaannya
Perintah untuk berbakti kepada kedua orang tua diperintahkan Allah SWT dalam firman-Nya:
وَٱعْبُدُوا۟ ٱللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا۟ بِهِۦ شَيْـًٔا ۖ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua.” (Q.S. An-Nisa: 36)
Dalam ayat lain Allah SWT berfirman:
وَقَضَى رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا إِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” (QS. Al-Isra: 23)
يَا رَسُولَ اللهِ، هَلْ بَقِيَ عَلَيَّ مِنْ بِرِّ أَبَوَيَّ شَيْءٌ بَعْدَ مَوْتِهِمَا أَبَرُّهُمَا بِهِ؟ قَالَ: " نَعَمْ خِصَالٌ أَرْبَعَةٌ: الصَّلَاةُ عَلَيْهِمَا، وَالِاسْتِغْفَارُ لَهُمَا، وَإِنْفَاذُ عَهْدِهِمَا، وَإِكْرَامُ صَدِيقِهِمَا، وَصِلَةُ الرَّحِمِ الَّتِي لَا رَحِمَ لَكَ إِلَّا مِنْ قِبَلِهِمَا، فَهُوَ الَّذِي بَقِيَ عَلَيْكَ مِنْ بِرِّهِمَا بَعْدَ مَوْتِهِمَا
Artinya: “...‘Ya Rasul, apakah saya bisa berbaik budi kepada kedua orang tua saya yang sudah meninggal?’ Rasul lalu menjawab, ‘Iya, ada empat hal, yaitu (1) mendoakan mereka, (2) memohonkan ampunan untuk keduanya, (3) menunaikan janji mereka dan memuliakan teman mereka, dan (4) menjalin silaturahim dengan orang-orang yang tidak akan menjadi saudaramu kecuali melalui perantara ayah-ibumu. Itulah budi baik yang harus kamu lakukan setelah mereka meninggal’.” (H.R. Ahmad).
Baca juga: Doa untuk Orangtua yang Sudah Meninggal: Arab, Latin, dan Artinya
Berikut ini cara berbakti kepada kedua orang tua yang sudah meninggal.
Cara pertama berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal adalah dengan mendoakan keduanya. Doa anak untuk orang tua yang sudah meninggal menjadi amalan yang tidak akan terputus saat orang tua meninggal.
إِذَا مَاتَ الإنْسَانُ انْقَطَعَ عنْه عَمَلُهُ إِلَّا مِن ثَلَاثَةٍ: إِلَّا مِن صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو له
Artinya: “Jika anak Adam meninggal dunia, terputuslah amalnya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (H.R. Muslim).
Memohonkan ampun bagi orang tua yang sudah meninggal akan meninggikan derajat orang tua di akhirat.
إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ لَيَرْفَعُ الدَّرَجَةَ لِلْعَبْدِ الصَّالِحِ فِي الْجَنَّةِ، فَيَقُولُ: يَا رَبِّ! أَنَّى لِي هَذِهِ؟! فَيَقُولُ: بِاسْتِغْفَارِ وَلَدِكَ لَكَ
Artinya: “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat hamba yang saleh di surga, lalu dia bertanya, ‘Ya Tuhanku, dari mana aku dapatkan ini?’ Dikatakan kepadanya, ‘Itu karena permohonan ampunan dari anakmu untukmu.” (H.R. Ahmad dan Ibnu Majah)
Salah satu doa yang bisa diamalkan berasal dari Al Quran surat Ibrahim ayat 41.
Arab:
رَبَّنَا اغْفِرْ لِي وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ يَقُومُ الْحِسَابُ
Latin:
Rabbanagh firlii waliwaalidayya walil mu'miniina yauma yaquumul hisaab.
Artinya:
Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari perhitungan.
Baca juga: 7 Manfaat Istighfar Nabi Ibrahim, Doa Ampunan untuk Diri, Orangtua, dan Mukminin
Ketika orang tua meninggal dan masih mempunyai janji-janji yang belum tertunaikan, maka kewajiban anak menunaikan janji-janji tersebut. Hal ini merupakan salah satu bentuk berbakti kepada keduanya.
Janji-janji orang tua yang sudah meninggal bisa jadi ganjalan bagi keduanya jika tidak tertunaikan. Oleh karena itu, kewajiban anak untuk memenuhi janji-janji tersebut untuk menghilangkan beban keduanya di akhirat.
Janji-janji orang tua ini termasuk hutang, nadzar, atau janji-janji lain yang sudah terucap dari orang tua sebelum meninggal.
أَنَّ امْرَأَةً مِنْ جُهَيْنَةَ جَاءَتْ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَتْ إِنَّ أُمِّي نَذَرَتْ أَنْ تَحُجَّ فَلَمْ تَحُجَّ حَتَّى مَاتَتْ أَفَأَحُجُّ عَنْهَا قَالَ نَعَمْ حُجِّي عَنْهَا أَرَأَيْتِ لَوْ كَانَ عَلَى أُمِّكِ دَيْنٌ أَكُنْتِ قَاضِيَةً اقْضُوا اللَّهَ فَاللَّهُ أَحَقُّ بِالْوَفَاءِ
Artinya: "Ada seorang wanita dari Juhainah yang mendatangi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bertanya : “Ibuku pernah bernadzar melakukan ibadah haji, namun beliau tidak melaksanakannya sampai meninggal, apakah saya boleh menghajikannya ?” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Ya, hajikanlah ia ! Bagaimana pendapatmu, jika ibumu memiliki tanggungan hutang, apakah engkau akan membayarnya, Allah lebih berhak untuk dilunasi.” (H.R. Ahmad)
Menyambung silaturahmi dengan teman-teman orang tua menjadi satu bentuk berbakti kepada orang tua yang utama. Hal ini disampaikan dalam hadits Nabi Muhammad SAW:
إِنَّ أَبَرَّ الْبِرِّ صِلَةُ الْوَلَدِ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ
Artinya: “Sesungguhnya bakti yang paling utama adalah seorang anak yang menyambung hubungan dengan teman-teman dekat ayahnya.” (H.R. Muslim).
Baca juga: Tata Cara Menghadiahkan Surat Al Fatihah untuk Orang Meninggal
Sementara dalam hadits lain disebutkan:
مَنْ أحَبَّ أنْ يَصِلَ أَبَاهُ فِي قَبْرِهِ؛ فَلْيَصِلْ إِخْوَانَ أَبِيهِ بَعْدَهُ
Artinya: “Barang siapa yang ingin menyambung hubungan dengan ayahnya di kuburnya, maka sambunglah hubungan dengan teman-teman ayahnya setelahnya.” (H.R. Ibnu Hibban).
يا رَسولَ اللَّهِ إنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ وَأَنَا غَائِبٌ عَنْهَا، أَيَنْفَعُهَا شيءٌ إنْ تَصَدَّقْتُ به عَنْهَا؟ قالَ: نَعَمْ، قالَ: فإنِّي أُشْهِدُكَ أنَّ حَائِطِيَ المِخْرَافَ صَدَقَةٌ عَلَيْهَا
Artinya: “Ya Rasulullah, ibuku meninggal saat saya tidak bersamanya. Apakah akan bermanfaat jika saya bersedekah atas namanya?” Beliau menjawab, “Ya.” Sa’ad berkata, “Saksikanlah, kebun kurma saya adalah sedekah untuknya.” (H.R. Bukhari)
Demikianlah beberapa cara berbakti kepada orang tua yang sudah meninggal. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang