KOMPAS.com - Salah satu syair puji-pujian yang sering dilantunkan di masjid-masjid atau surau-surau kampung berjudul Al I'tiraf atau Pengakuan. Syair tersebut dinisbatkan kepada Abu Nawas.
Abu Nawas merupakan salah seorang sastrawan yang hidup di masa pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid dari Dinasti Abbasiyah. Ia dianggap orang yang lucu dan cerdik. Salah satu karya terbesarnya adalah Kisah Seribu Satu Malam dan Syair Pengakuan.
Baca juga: Lirik Lagu Ya Lal Wathon Lengkap dengan Teks Arab, Latin, dan Terjemahannya
Nama asli Abu Nawas adalah Abu Ali Hasan bin Hani’ Al Hakami. Ia adalah salah seorang sastrawan terkenal di masa Dinasti Abbasiyah, khususnya di masa pemerintahan Khalifah Harun Ar Rasyid.
Syair-syair ciptaan Abu Nawas banyak digemari masyarakat sehingga ia dianggap sebagai pemimpin penyair di zamannya.
Beberapa ulama menganggap Abu Nawas seorang yang menyimpang dari ajaran Islam dengan syair-syairnya, meskipun sebagian lain tidak menganggap demikian. Salah satu yang menganggap Abu Nawas tidak menyimpang adalah Ibnu Katsir dalam kitab Al Bidayah Wa Nihayah.
Meskipun dianggap menyimpang, para ulama menyampaikan bahwa diakhir hidupnya, Abu Nawas melakukan taubatan nasuha. Ibnu Khalikan dalam kitab Wafyatul A’yan menceritakan kesaksian Muhammad bin Nafi tentang Abu nawas.
Muhammad bin Nafi pernah berkata, “Abu Nuwas adalah temanku, namun terjadi sesuatu yang menyebabkan antara aku dengan dia tidak saling berhubungan sampai aku mendengar berita kematiannya.
Pada suatu malam aku bermimpi bertemu dengannya, kukatakan, ‘Wahai Abu Nuwas, apa balasan Allah terhadapmu?’ Dia menjawab, ‘Allah mengampuni dosaku karena beberapa bait syair yang kututlis saat aku sakit sebelum wafat, syair itu berada di bawah bantalku.’
Syair yang dimaksud adalah syair Al I'tiraf atau Syair Pengakuan yang masyhur.
Baca juga: Lirik Sholawat Nariyah Lengkap Arti dan Keutamaannya
إِلهِي لَسْتُ لِلْفِرْدَوْسِ أَهْلاً
Ilaahii lastulil firdausi ahlaa
وَلاَ أَقْوَى عَلىَ النَّارِ الجَحِيْمِ
Walaa aqwa alanaaril jahiimi
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً وَاغْفِرْ ذُنُوْبيِ
Fahab lii taubatan waghfir dzunuubi
فَإِنَّكَ غَافِرُ الذَّنْبِ العَظِيْم
Fainnaka ghaafirudz dzambil adziimi
ذُنُوْبيِ مِثْلُ أَعْدَادِ الرِّمَالِ
Dzunuubii mitslu a'daadir rimaali
فَهَبْ ليِ تَوْبَةً يَاذاَالجَلاَلِ
Fa hablii taubatan yaa dzaal jalaali
وَعُمْرِي نَاقِصٌ فيِ كُلِّ يَوْمٍ
Wa 'umrii naaqishun fii kulli yaumin
وَذَنْبيِ زَئِدٌ كَيْفَ احْتِمَالِ
Wa dzambii zaa-idun kaifah timaali
إِلهِي عَبْدُكَ العَاصِي أَتَاكَ
Ilaahii 'abdukal 'aashii ataaka
مُقِرًّا بِالذُّنُوْبِ وَقَدْ دَعَاكَ
Muqirram bidzdzunuubi wa qad da'aaka
فَإِنْ تَغْفِرْ فَأَنْتَ لِذَا أَهْلٌ
Fain taghfir fa anta lidzaaka ahlun
فَإِنْ تَطْرُدْ فَمَنْ نَرْجُو سِوَاكَ
Fain tathrud faman narjuu siwaaka.
Baca juga: Lirik Sholawat Tibbil Qulub Lengkap dengan Arti dan Keutamaannya
Ya Tuhanku, hamba tidak pantas menjadi penghuni surga
Namun hamba juga tidak kuat menahan panas api neraka
Maka berilah aku tobat (ampunan) dan ampunilah dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dosa yang besar
Dosaku bagaikan pasir di lautan
Maka berilah aku tobat wahai Tuhanku yang memiliki keagungan
Umurku ini setiap hari berkurang
Sedang dosaku selalu bertambah, bagaimana aku menanggungnya
Wahai, Tuhanku! Hamba-Mu yang berbuat dosa telah datang kepada-Mu
Dengan mengakui segala dosa dan telah memohon kepada-Mu
Maka jika Engkau mengampuni, maka Engkaulah yang berhak mengampuni
Jika Engkau menolak, kepada siapakah lagi aku mengharap selain kepada Engkau?
Demikianlah syair Pengakuan dari Abu Nawas. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang