KOMPAS.com - Konflik perebutan wilayah antara Israel dan Palestina masih terus berlanjut hingga kini. Berbagai upaya telah ditempuk untuk mendamaikan kedua negara, namun hasilnya masih nihil.
Bahkan saat ini, agresi militer Israel masih terus berlanjut, meskipun gencatan senjata sudah ditandatangani. Skalanya juga semakin meluas, melibatkan negara-negara teluk lainnya, seperti Iran dan Libanon.
Baca juga: Para Penentang Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Pada masa kuno, kawasan Palestina dan sekitarnya disebut dengan Kana'an, kawasan ini meliputi sebagian besar wilayah Palestina, Israel, Suriah, Yordania, dan Libanon. Dikutip dari kitab Dirasatun Fil Adyan karya Suud Al Khalaf, penduduk yang menempati negeri Kanaan adalah suku-suku Arab, yaitu suku Finiqqiyin yang menetap di wilayah utara sekitar tahun 3000 SM.
Di sebelah selatannya, ada suku Kan'aniyyun yang berdiam di wilayah tersebut sejak tahun 2500 SM. Dan di selatannya lagi, ada suku Falestin yang menetap di Gaza dan Yafa. Nama suku terakhir inilah yang kemudian dinisbatkan menjadi nama Palestina sampai saat ini.
Adapun Bani Israel, mereka masuk ke Kana'an atau Palestina sekitar tahun 1300 SM di bawah pimpin Yusya' bin Nun, pengganti Nabi Musa AS yang meninggal dunia. Bangsa Israel kemudian mendiami kawasan Palestina hingga mereka terusir kembali dari sana.
Pengusiran pertama terjadi setelah Nebukadnezar, Raja Babilonia menghancurkan Yerusalem pada 585 sebelum Masehi. Sementara Pengusiran kedua terjadi ketika Titus, komandan tentara Romawi, menghancurkan Yerusalem pada 70 M. Orang-orang Yahudi atau Israel kemudian berdiaspora ke berbagai negeri.
Baca juga: Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah
Pengusiran Bani Israel dijelaskan dalam Al Quran surat Al Isra' atau Surat Bani Israel ayat 4-7.
وَقَضَيْنَا إِلَىٰ بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الْأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيرًا
فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ أُولَاهُمَا بَعَثْنَا عَلَيْكُمْ عِبَادًا لَنَا أُولِي بَأْسٍ شَدِيدٍ فَجَاسُوا خِلَالَ الدِّيَارِ ۚ وَكَانَ وَعْدًا مَفْعُولًا
ثُمَّ رَدَدْنَا لَكُمُ الْكَرَّةَ عَلَيْهِمْ وَأَمْدَدْنَاكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَجَعَلْنَاكُمْ أَكْثَرَ نَفِيرًا
إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ ۖ وَإِنْ أَسَأْتُمْ فَلَهَا ۚ فَإِذَا جَاءَ وَعْدُ الْآخِرَةِ لِيَسُوءُوا وُجُوهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوهُ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَلِيُتَبِّرُوا مَا عَلَوْا تَتْبِيرًا
Artinya:
4. “Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: “Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar”.
5. “Maka apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) pertama dari kedua (kejahatan) itu, Kami datangkan kepadamu hamba-hamba Kami yang mempunyai kekuatan yang besar, lalu mereka merajalela di kampungkampung, dan itulah ketetapan yang pasti terlaksana.”
6. “Kemudian Kami berikan kepadamu giliran untuk mengalahkan mereka kembali dan Kami membantumu dengan harta kekayaan dan anak-anak dan Kami jadikan kamu kelompok yang lebih besar.”
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Diracun Wanita Yahudi
7. “Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam masjid, sebagaimana musuh-musuhmu mema - sukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai.”
Setelah sekian lama berdiaspora ke berbagai belahan dunia, kaum Yahudi kemudian dikumpulkan kembali. Hal ini diprakarsai oleh Theodore Herlz pada tahun 1897 dengan menyelenggarakan kongres Zionis Pertama.
Dalam kongres tersebut, mereka bersepakat untuk mendirikan negara Israel yang wilayahnya ada di Palestina yang saat itu dikuasai Kekhilafahan Turki Utsmani. Orang-orang Yahudi Israel menganggap Palestina dalah Tanah yang dijanjikan untuk mereka (The Promise Land).
Dengan sumber dana yang kuat dari Orang-orang Yahudi Eropa, imigran-imigran Yahudi mulai membeli tanah di Palestina. Kehancuran Turki Utsmani dan dikuasainya Palestina oleh Inggris pada tahun 1918 membuat jalan kaum Yahudi mendirikan negara Israel semakin mulus.
Melalui Walter Rothschild, kaum Yahudi melobi Menteri Luar Negeri Inggris Arthur Balfour untuk mendirikan negara Israel. Inggris kemudian mendukung pendirian negara Israel di Palestina melalui Deklarasi Balfaour.
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Terkena Sihir Orang Yahudi
Imigrasi besar-besaran kaum Yahudi terjadi setelah Inggris menguasai Palestina. Pada tahun 1919, kaum Yahudi mulai mengkampanyekan pengusiran bangsa Arab Palestina. Sejak saat itu, bentrokan antara bangsa Arab Palestina dengan kaum Yahudi Israel mulai sering terjadi.
Dengan dalih genosida orang-orang Yahudi oleh Nazi Jerman, gelombang imigrasi semakin besar masuk ke Palestina hingga akhirnya kaum Yahudi Israel menjadi semakin kuat, apalagi mendapat dukungan dari negara-negara Barat.
Puncak dari usaha kaum Yahudi untuk mempunyai negara sendiri terwujud ketika PBB mengeluarkan Resolusi 181 (II) yang membagi Palestina menjadi dua negara, yaitu Palestina dan Israel.
Akhir-akhir ini, konflik Israel dan Palestina kembali memanas, khususnya di daerah Gaza. Serangan rudal-rudal Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 memicu kembali perang terbuka antara kedua negara.
Bahkan konflik terakhir ini tidak hanya melibatkan kedua negara, tetapi juga melibatkan Iran dan Hizbullah di Libanon. Gencatan senjata sudah disepakati, tetapi agresi tetap tidak berhenti.
Korban-korban sipil dari bangsa Palestina berjatuhan, Gaza diblokade dan juga dihancurkan melalui serangan-serangan udara.
Baca juga: Kisah Nabi Muhammad SAW Lupa Mengucapkan Insya Allah
Konflik Palestina dan Israel bukan sekedar konflik biasa. Kaum Yahudi Israel memang sudah di-nash-kan dalam Al Quran bahwa mereka akan membuat kerusakan di muka bumi.
Akhir dari konflik Palestina dan Israel disampaikan dalam Al Quran surat Al Isra' ayat 104.
وَقُلْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ ٱسْكُنُوا۟ ٱلْأَرْضَ فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا
Menurut Asy Sya'rawi dalam Tafsir Asy Sya'rawi, وَقُلْنَا مِنۢ بَعْدِهِۦ لِبَنِىٓ إِسْرَٰٓءِيلَ artinya 'Dan Kami berfirman sesudah itu kepada Bani Israil' maksudnya adalah sesudah masa Nabi Musa, bukan kelanjutan dari kisah Firaun. Masa ini adalah setelah masa Nabi Muhammad SAW, yaitu di masa modern ini.
ٱسْكُنُوا۟ ٱلْأَرْضَ artinya diamlah di negeri ini, maksudnya Bani Israil atau orang Yahudi akan mendiami suatu wilayah setelah berdiaspora, yaitu di wilayah Israel saat ini.
فَإِذَا جَآءَ وَعْدُ ٱلْءَاخِرَةِ artinya menurut Asy Sya'rawi adalah apabila datang janji terakhir, yaitu kerusakan kedua.
جِئْنَا بِكُمْ لَفِيفًا artinya niscaya Kami kumpulkan kalian dalam keadaan bercampur baur (dengan musuhmu), maksudnya kaum Yahudi Israel akan bercampur baur dengan kaum muslimin sebagai musuh mereka.
Pada saat hal ini terjadi, maka saat itulah hukuman kedua akan terjadi, yaitu hancurnya kaum Yahudi Israel.
Menurut Asy Sya'rawi, hancurnya kaum Yahudi Israel hanya menunggu waktu saja, yaitu saat kaum Muslimin kembali kepada agama yang lurus, saat itulah kaum Muslimin menjadi kuat dan dapat mengalahkan kaum Yahudi Israel. Wallahu a'lam.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang
Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com melalui donasi.
Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama akun kamu.