Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Para Penentang Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah

Kompas.com - 18/09/2025, 21:16 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Perkembangan islam menemukan harapan baru di Madinah. Masyarakat Madinah menerima Nabi Muhammad SAW beserta kaum Muhajirin dengan tangan terbuka.

Meskipun demikian, tetap ada ganjalan yang terjadi. Ada beberapa kelompok yang tetap menentang dakwah Nabi Muhammad SAW, meskipun tidak frontal seperti halnya yang terjadi di Mekkah.

Berikut ini beberapa kelompok yang menjadi penentang dakwah Nabi Muhammad SAW di Mekkah.

Baca juga: Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW di Madinah

Orang-orang Munafik 

Kedatangan Nabi Muhammad SAW di Madinah disambut dengan gegap gempita oleh masyarakat Madinah. Namun ada satu sekelompok orang yang tidak suka pengaruh mereka tergeser oleh kedatangan Nabi Muhammad SAW.

Mereka membenci Nabi Muhammad SAW dan agama Islam, tetapi tidak mampu melawan gelombang islamisasi di Madinah, akhirnya mereka berpura-pura menerima Islam. Inilah yang disebut dengan orang-orang munafik.

Orang-orang munafik ini dipimpin oleh seorang pembesar dari suku Khazraj bernama Abdullah bin Ubay bin Salul. Ia adalah salah satu pembesar suku Khazraj yang semula akan dijadikan pemimpin untuk menyatukan suku Aus dan Khazraj yang selama ini bertikai.

Namun kedatangan Nabi Muhammad SAW dan kaum Muhajirin ke Madinah membawa perubahan yang sangat signifikan. Orang-orang Madinah rela dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW. Bahkan Nabi Muhammad SAW akhirnya berhasil mempersatukan suku Aus dan Khazraj.

Baca juga: Kisah Perjalanan Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Orang-orang Munafik ini sama dengan musuh dalam selimut. Apabila bersama Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam, mereka seakan-akan sama seperti orang-orang Islam lainnya. Namun di belakang, mereka menjelek-jelekkan Nabi Muhammad SAW dan orang-orang Islam.

Beberapa upaya untuk menghambat dakwah Islam adalah:

1. Membangun masjid tandingan (masjid dhirar) untuk memecah belah umat

2. Menyebarkan fitnah, termasuk fitnah terhadap istri Nabi Muhammad SAW, Aisyah yang dituduh selingkuh

3. Melemahkan mental umat Islam dengan berbagai hasutan

4. Menyakiti hati Nabi Muhammad SAW dengan mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mempercayai dan menerima semua yang didengarnya.

Orang-orang Yahudi Madinah

Kedatangan Nabi Muhammad SAW ke Madinah membuat kaum Yahudi resah. Meskipun sudah menantikan kedatangan Nabi akhir zaman, mereka kecewa karena Nabi tersebut bukan berasal dari kalangan mereka. Disamping itu, kedatangan Nabi Muhammad SAW dapat mengancam kedudukan mereka di Madinah.

Orang-orang Yahudi Madinah terdiri dari beberapa kabilah, tiga yang terbesar adalah Bani Nadhir, Bani Qainuqa', dan Bani Quraidzah. 

Orang-orang Yahudi terikat perjanjian dengan Nabi Muhammad SAW sehingga mereka tidak secara terang-terangan memusuhi umat Islam. Namun suatu saat, terjadi peristiwa pelecehan terhadap wanita dan pembunuhan seorang laki-laki dari kalangan Islam dan oleh kaum Bani Qainuqa'.

Baca juga: Kisah Baiat Aqabah Pertama dan Kedua: Janji Kesetiaan Penduduk Madinah

Peristiwa tersebut menandai pelanggaran terhadap perjanjian damai yang telah dilakukan. Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin kemudian melakukan pengepungan terhadap kaum Bani Qainuqa' selama dua pekan hingga akhirnya mereka menyerah.

Laki-laki dari kaum Bani Qainuqa' yang terlibat dalam pelecehan dan pembunuhan tersebut kemudian dihukum mati.

Pengkhianatan kaum Yahudi juga dilakukan saat perang Ahzab atau perang Khandaq. Kaum Yahudi Bani Nadhir membantu kaum Musyrikin Mekkah dalam perang tersebut. Pada perang ini kaum Muslimin memperoleh kemenangan hingga akhirnya kaum Yahudi Bani Nadhir terusir dari Madinah.

Puncak perselisihan dengan orang-orang Yahudi terjadi pada peristiwa perang Khaibar. Pada perang ini, orang-orang Yahudi akhirnya benar-benar dikalahkan oleh kaum Muslimin.

Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke