Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan BI untuk Perkuat Literasi Ekonomi Syariah di Era Digital

Kompas.com - 17/11/2025, 09:42 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com – Penguatan literasi ekonomi syariah di era digital dinilai menghadapi tantangan besar dan membutuhkan strategi yang matang agar kampanye ekonomi syariah dapat diterima luas oleh masyarakat.

Hal itu disampaikan praktisi komunikasi sekaligus pegiat literasi ekonomi syariah, Erwin Dariyanto, dalam Training of Trainer (ToT) Ekonomi Syariah yang digelar Bank Indonesia bekerja sama dengan Forum Jurnalis Wakaf dan Zakat Indonesia (Forjukafi), Jumat–Sabtu (14–15/11) di Hotel Sari Pacific Jakarta.

Erwin menjelaskan bahwa media massa tetap menjadi medium penting dalam menyebarluaskan ekonomi syariah. Namun, ada dua tantangan utama di era digital saat ini, yakni rendahnya minat baca serta perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi informasi.

Baca juga: 1.500 SPPG Akan Disertifikasi Halal Desember 2025 Imbas Temuan Food Tray Lemak Babi

Menghadapi rendahnya minat baca, Erwin menekankan perlunya penyajian informasi yang sederhana dan memikat.

“Masyarakat suka dengan berita-berita ringan, menarik dan inspiratif. Mereka tidak suka dengan berita dengan bahasa, katakanlah terlalu tinggi yang sulit dipahami,” ujar Erwin yang juga Managing Editor salah satu portal berita online.

BI Diminta Gandeng Jurnalis dan Akademisi

Menurut Erwin, Bank Indonesia maupun kementerian dan lembaga yang berkaitan dengan literasi ekonomi syariah perlu menjalin kolaborasi erat dengan jurnalis serta praktisi komunikasi. Ia menilai banyak istilah ekonomi syariah masih sulit dipahami masyarakat umum karena hanya familiar di kalangan akademisi atau pelaku industri syariah.

“BI (Bank Indonesia) bersama kementerian dan lembaga terkait ekonomi syariah harus duduk bareng dengan jurnalis, praktisi dan akademisi untuk merumuskan kampanye ekonomi syariah dengan bahasa ringan yang mudah dipahami masyarakat,” jelas Erwin yang juga salah satu Ketua Departemen di Forjukafi.

Peran Visual untuk Tarik Minat Baca

Erwin juga menekankan pentingnya penggunaan elemen visual dalam penyajian informasi ekonomi syariah. Artikel yang dilengkapi infografis, tabel, foto, atau video dinilai mampu menarik perhatian masyarakat yang sebelumnya tidak tertarik membaca.

“Orang yang awalnya gak tertarik (membaca) namun karena fotonya menarik, infografisnya bagus, ada video jadi tertarik untuk membaca,” ungkapnya.

Adaptasi dengan Perilaku Digital

Tantangan kedua adalah perubahan perilaku masyarakat dalam mendapatkan informasi. Saat ini, mayoritas publik menerima informasi dari media sosial. Karena itu, kampanye ekonomi syariah harus menyasar seluruh platform digital populer.

“Apakah itu YouTube, Twitter, Instagram, TikTok atau Facebook,” kata Erwin.

Baca juga: BI dan Forjukafi Kolaborasi Wujudkan Indonesia Sebagai Pusat Ekonomi Syariah 2029

Seruan untuk Terus Kampanyekan Ekonomi Syariah

Menutup pemaparannya, Erwin mengajak para jurnalis serta peserta ToT dari kementerian dan lembaga untuk terus mengampanyekan literasi ekonomi syariah secara kolaboratif dan inovatif.

“Kolaboratif, dan inovatif. Dalam melakukan penguatan literasi ekonomi syariah, jangan ragu untuk melakukan ATM, amati, tiru dan modifikasi,” tutup Erwin.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Beli dan kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Tentang

Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com melalui donasi.

Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama akun kamu.

Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan yang berisi konten ofensif, diskriminatif, melanggar hukum, atau tidak sesuai etika dapat dihapus tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com