SURABAYA, KOMPAS.com - Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) menggelar pertemuan di hotel Novotel Samator Surabaya, Sabtu (22/11/2025) malam.
Berdasarkan surat undangan yang beredar sejak Jumat (21/11/2025) kemarin, undangan untuk Rapat Koordinasi itu ditujukan kepada Ketua Pengurus Wilayah Nahdatul Ulama (PWNU) tingkat provinsi se-Indonesia.
Surat undangan berkop resmi PBNU itu ditandatangani Wakil Ketua Umum PBNU Amin Said Husni dan Wakil Sekretaris Jenderal PBNU Faisal Salmima.
Baca juga: Dinamika PBNU, Gus Ipul Minta Warga NU Tenang dan Jaga Kondusifitas
Pantauan Kompas.com di lokasi acara, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) tampak hadir di lokasi acara pukul 19.33 WIB. Beberapa pengurus NU dari sejumlah daerah juga terlihat hadir.
Kepada wartawan, Gus Yahya belum banyak memberikan komentar. Dia hanya menyebut kedatangannya untuk menghadiri rapat koordinasi.
"Ini acara rapat koordinasi," katanya.
Dia belum bisa menjelaskan apakah acara tersebut berkaitan dengan risalah Syuriah PBNU yang memintanya mundur dari posisi Ketua PBNU.
Sebelumnya, beredar hasil risalah rapat harian Syuriyah PBNU yang isinya meminta agar Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf agar mengundurkan diri dari kursi ketua umum.
Risalah rapat harian Syuriyah PBNU ditandatangani oleh Ketua Dewan Syuro PBNY KH Miftahul Akhyar pada 20 November 2025.
Ada beberapa poin latar belakang alasan permintaan agar Gus Yahya mengundurkan diri, diantaranya terkait hadirnya akademisi asal Amerika Serikat, Peter Berkowitz sebagai narasumber dalam Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).
Baca juga: Hadiri Acara di Katedral, Wasekjen PBNU: Negara Harus Dekat dengan Agama agar Berumur Panjang
Sedangkan Peter Berkowitz selama ini dianggap tokoh dalam jaringan Zionisme Internasional. Hal itu dianggap melanggar nilai dan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU.
Gus Yahya sendiri pada 28 Agustus 2025 sudah meminta maaf kepada publik atas hadirnya narasumber tersebut.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang