Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Abu Darda, Dari Pedagang Berhala Menjadi Guru Umat Islam

Kompas.com, 27 Desember 2025, 14:40 WIB
Norma Desvia Rahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama Abu Darda dikenal dalam sejarah Islam sebagai sahabat Nabi Muhammad SAW yang zuhud, berilmu, dan tegas dalam menjaga jarak dari gemerlap dunia.

Namun, perjalanan hidupnya tidak serta-merta dimulai dari kesalehan. Ia pernah menjadi pedagang sukses di Madinah, bahkan menjadikan berhala sebagai bagian dari ritual kesehariannya, sebelum akhirnya mengalami titik balik yang menentukan arah hidupnya.

Awal Kehidupan dan Kedekatan dengan Dunia

Abu Darda yang bernama asli Uwaimir bin Malik Al-Khazarji, dikenal sebagai pedagang mapan.

Setiap pagi ia merapikan tokonya, mengenakan pakaian terbaik, dan memberi persembahan kepada berhala yang ia yakini sebagai pelindung usaha.

Kehidupan yang stabil secara ekonomi membuatnya merasa cukup dan aman, meski di sekelilingnya Islam mulai berkembang pesat pasca hijrah Nabi ke Madinah.

Kedekatannya dengan Abdullah bin Rawahah, sahabat Nabi yang telah lebih dahulu memeluk Islam, menjadi pintu awal perubahan.

Abdullah tak pernah memutus silaturahmi, meski Abu Darda masih bertahan dalam keyakinan lama.

Baca juga: Kisah Utsman bin Affan: Khalifah Dermawan yang Gugur Syahid

Hancurnya Berhala, Terbukanya Kesadaran

Dikutip dari buku 65 Kisah Teladan Sahabat Nabi karya Dr. Abdurrahman Ra'fat al-Basya, peristiwa penentu terjadi ketika Abdullah bin Rawahah memasuki rumah Abu Darda saat ia sedang tidak berada di rumah.

Berhala yang selama ini diagungkan dihancurkan. Sepulangnya ke rumah, Abu Darda mendapati berhalanya telah rusak.

Amarah sempat muncul, tetapi segera mereda, berganti dengan kesadaran mendalam: jika berhala itu benar memiliki kekuatan, tentu ia mampu melindungi dirinya sendiri.

Kesadaran rasional itu menuntunnya menemui Abdullah bin Rawahah dan kemudian menghadap Rasulullah SAW.

Abu Darda menyatakan keislamannya, menjadi salah satu sahabat terakhir dari kaumnya yang masuk Islam.

Menata Ulang Hidup, Ilmu di Atas Harta

Masuk Islam menjadi titik balik radikal. Abu Darda menyadari banyak waktu terbuang untuk dunia, sementara bekal akhirat nyaris tak disiapkan.

Ia pun memilih meninggalkan perdagangan dan memusatkan hidupnya pada ibadah dan pencarian ilmu. Baginya, dunia hanya sekadar alat, bukan tujuan.

Ia dikenal hidup sederhana, bahkan menolak kenyamanan yang berlebihan. Dalam satu kisah, Abu Darda memilih tidak menyediakan selimut bagi tamu-tamunya, mengajarkan bahwa beban dunia harus diringankan, bukan ditumpuk. Prinsip hidup ini ia jalani dengan konsisten, bukan sebagai simbol, melainkan keyakinan.

Baca juga: Keimanan yang Dibayar Mahal, Kisah Keteguhan Khalid bin Said Al Ash

Dakwah dan Ketegasan Moral

Abu Darda bukan hanya ahli ibadah, tetapi juga pendidik umat. Di Damaskus, ia memimpin majelis ilmu, mengajarkan Al-Qur’an, dan menasihati masyarakat dengan bahasa yang jujur dan tajam.

Ia tak segan mengingatkan penguasa dan masyarakat tentang bahaya cinta dunia yang berlebihan.

Ketegasan sikapnya tampak ketika ia menolak tawaran Umar bin Khattab untuk menjadi pejabat negara.

Abu Darda memilih peran sebagai guru dan pembimbing umat, karena baginya kekuasaan bukan jalan utama menuju keridaan Allah.

Baca juga: Kisah Nabi Sulaiman AS: Pemimpin Bijak dengan Karunia Besar

Warisan Keteladanan

Hingga akhir hayatnya, Abu Darda menetap di Damaskus, mengajar, menasihati, dan hidup dalam kesederhanaan.

Menjelang wafat, ia hanya mengkhawatirkan dosa-dosanya, bukan harta atau kedudukan. Kalimat tauhid menjadi penutup hidupnya.

Kisah Abu Darda menghadirkan potret transformasi moral yang kuat. Dari pedagang berhala menjadi guru umat, dari kenyamanan dunia menuju keteguhan iman. Sebuah teladan bahwa perubahan sejati selalu dimulai dari keberanian menata ulang orientasi hidup.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Kisah Abu Darda, Dari Pedagang Berhala Menjadi Guru Umat Islam
Kisah Abu Darda, Dari Pedagang Berhala Menjadi Guru Umat Islam
Aktual
Kisah Al Thufail, Penyair Masuk Islam karena Dengar Lantunan Al Quran
Kisah Al Thufail, Penyair Masuk Islam karena Dengar Lantunan Al Quran
Aktual
PBNU Gelar Doa untuk Negeri 'Satu NU Satu Bangsa' untuk Bantu Penyintas Bencana
PBNU Gelar Doa untuk Negeri "Satu NU Satu Bangsa" untuk Bantu Penyintas Bencana
Aktual
Pertemuan Lirboyo Disebut Sah dan Mengikat, Ketum PBNU Tetap Gus Yahya
Pertemuan Lirboyo Disebut Sah dan Mengikat, Ketum PBNU Tetap Gus Yahya
Aktual
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab 1447 H: Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niat
Puasa Ayyamul Bidh di Bulan Rajab 1447 H: Keutamaan, Jadwal, dan Bacaan Niat
Doa dan Niat
Doa Makbul Tes CPNS 2026 dan Daftar Kementerian Peluang Lolos Tinggi
Doa Makbul Tes CPNS 2026 dan Daftar Kementerian Peluang Lolos Tinggi
Doa dan Niat
Lima Keutamaan Sholat Dhuha, Dari Ampunan Dosa hingga Istana di Surga
Lima Keutamaan Sholat Dhuha, Dari Ampunan Dosa hingga Istana di Surga
Doa dan Niat
Puasa Sunah Rajab dan Niat di Siang Hari, Ini Penjelasan Fikihnya
Puasa Sunah Rajab dan Niat di Siang Hari, Ini Penjelasan Fikihnya
Doa dan Niat
PBNU Gelar Doa dan Ajak Masyarakat Bersatu Bantu Penyintas Bencana
PBNU Gelar Doa dan Ajak Masyarakat Bersatu Bantu Penyintas Bencana
Aktual
PBNU Masih Dipegang Pj Ketum, Rais Aam Minta Gus Yahya Tak Tersinggung
PBNU Masih Dipegang Pj Ketum, Rais Aam Minta Gus Yahya Tak Tersinggung
Aktual
Meski Islah di Lirboyo, Status Pj Ketum PBNU KH Zulfa Belum Berubah
Meski Islah di Lirboyo, Status Pj Ketum PBNU KH Zulfa Belum Berubah
Aktual
Bacaan Doa 4 Bulan Kehamilan Lengkap dengan Artinya
Bacaan Doa 4 Bulan Kehamilan Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Kalender 2026 Lengkap: Cek Tanggal Merah, Libur Nasional, hingga Penanggalan Hijriyah dan Jawa
Aktual
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Gagal Terbang di Jeddah, Jamaah Umrah Indonesia Dapat Pendampingan Kemenhaj
Aktual
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Kemenhaj Beri Relaksasi Pelunasan Bipih bagi Jamaah Haji Terdampak Bencana Sumatera
Aktual
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com