Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Doa dan Kesabaran Nabi Ishaq Menjaga Warisan Iman

Kompas.com, 28 Desember 2025, 16:00 WIB
Norma Desvia Rahman,
Khairina

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Nama Nabi Ishaq kerap hadir sekilas dalam kisah para nabi. Ia dikenal sebagai putra Nabi Ibrahim dan ayah Nabi Ya’qub, tetapi perannya sering berada di antara dua figur besar tersebut.

Padahal, sejarah mencatat Nabi Ishaq sebagai sosok penting dalam kesinambungan tauhid, meski jalannya lebih tenang dan jauh dari konflik terbuka.

Kelahiran yang Datang di Usia Senja

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, salah satu sisi Nabi Ishaq yang jarang disorot adalah konteks kelahirannya. Ia lahir dari rahim Sarah, istri Nabi Ibrahim, ketika keduanya telah lanjut usia.

Al-Qur’an menggambarkan kehadirannya sebagai kabar gembira yang mengejutkan, bahkan nyaris tak dipercaya oleh Sarah sendiri.

Kelahiran Ishaq bukan sekadar peristiwa keluarga, melainkan simbol kesinambungan janji Tuhan.

Setelah ujian berat pengorbanan Ismail, Allah menghadirkan Ishaq sebagai tanda bahwa risalah Ibrahim tidak terputus.

Dalam tradisi tafsir, kelahiran ini dipahami sebagai peneguhan bahwa kenabian bukan hasil kekuatan manusia, melainkan kehendak ilahi.

Baca juga: Kisah Nabi Ibrahim AS Mencari Tuhan

Jalan Dakwah yang Tidak Riuh

Berbeda dengan ayahnya yang berhadapan langsung dengan penguasa zalim dan penyembahan berhala, Nabi Ishaq menjalani dakwah dalam suasana yang relatif lebih stabil. Ia melanjutkan ajaran tauhid di wilayah Kan’an (Syam) tanpa banyak catatan konflik besar.

Ketenangan ini bukan berarti ketiadaan peran. Nabi Ishaq dikenal sebagai figur pendidik dan penjaga nilai.

Ia menanamkan tauhid melalui keluarga dan komunitas kecil, memastikan ajaran Ibrahim tetap hidup dalam generasi berikutnya. Dari jalur inilah lahir Nabi Ya’qub dan kemudian dua belas suku Bani Israil.

Kesabaran dalam Ujian Keluarga

Salah satu aspek yang jarang dibahas adalah peran Nabi Ishaq dalam dinamika keluarga besar Ibrahim.

Ia hidup berdampingan dengan tradisi dan keturunan Ismail yang kelak berkembang di wilayah Hijaz. Dalam konteks ini, Ishaq menjadi simbol keberlanjutan spiritual, bukan dominasi genealogis.

Kitab-kitab tafsir klasik menggambarkan Nabi Ishaq sebagai pribadi yang lembut, sabar, dan konsisten.

Ia tidak digambarkan sebagai orator atau pemimpin politik, melainkan sebagai penjaga amanah kenabian dalam ruang domestik dan sosial yang terbatas.

Baca juga: Kisah Nabi Hud AS: Azab Orang Sombong dan Awal Kehancuran Kaum ‘Ad

Doa, Bukan Pedang

Jika banyak nabi dikenang melalui perlawanan terbuka, Nabi Ishaq justru dikenang melalui doa dan keteladanan hidup.

Ia mengajarkan bahwa kesinambungan iman sering kali dijaga melalui pendidikan keluarga, bukan konfrontasi.

Dalam riwayat-riwayat Islam, Nabi Ishaq disebut sebagai nabi yang saleh, ahli ibadah, dan istiqamah.

Ia mewariskan kepada Nabi Ya’qub bukan hanya nasab, tetapi juga nilai kesabaran dan ketundukan kepada Allah.

Posisi Strategis dalam Sejarah Kenabian

Meski jarang disorot, posisi Nabi Ishaq sangat strategis. Ia menjadi jembatan antara generasi Ibrahim dan generasi para nabi Bani Israil. Tanpa peran Ishaq, sejarah kenabian akan kehilangan mata rantai penting.

Alquran menyebut Ishaq bersama Ibrahim dan Ya’qub sebagai figur pilihan yang diberkahi. Penyebutan ini menegaskan bahwa ketenangan jalan hidup tidak mengurangi bobot kenabian.

Dalam logika wahyu, kesetiaan yang konsisten sama berharganya dengan perjuangan yang heroik.

Baca juga: Kisah Nabi Shaleh AS: Unta Betina Awal Kehancuran Kaum Tsamud

Keteladanan yang Relevan Sepanjang Zaman

Kisah Nabi Ishaq mengajarkan bahwa tidak semua peran besar harus disertai sorotan besar. Ada perjuangan yang berlangsung dalam kesenyapan, tetapi dampaknya melintasi generasi.

Di tengah budaya yang sering memuja kegaduhan, kisah Ishaq menjadi pengingat bahwa kesetiaan pada nilai sering kali bekerja dalam diam.

Ia mungkin tidak banyak disebut dalam narasi konflik, tetapi jejaknya hidup dalam sejarah panjang tauhid sebuah warisan yang dijaga dengan sabar, doa, dan keteladanan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com