Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Berbuat Zalim, Doa Orang Terzalimi Tak Tertutup dari Allah

Kompas.com - 13/08/2025, 20:46 WIB
Farid Assifa

Editor

Sumber NU Online

KOMPAS.com — Zalim adalah perbuatan tercela yang dilarang keras dalam ajaran Islam. Pelakunya akan mendapat balasan pedih, baik di dunia maupun di akhirat.

Zalim diartikan sebagai tindakan aniaya yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Lawan katanya adalah adil, yaitu memberikan hak kepada yang berhak atau berpihak kepada kebenaran.

Dilansir dari NU Online, kezaliman terbagi menjadi dua. Pertama, kezaliman yang bahayanya menimpa orang lain, seperti menyakiti, mengambil atau memakan harta orang lain tanpa hak, memakan harta anak yatim, menunda membayar utang padahal mampu, tidak memberi upah pekerja, atau memukul istri tanpa alasan yang dibenarkan.

Baca juga: Ketua MUI KH Cholil Nafis: AI Tak Bisa Gantikan Ulama dalam Fatwa

Kedua, kezaliman yang bahayanya menimpa diri sendiri, seperti meninggalkan shalat lima waktu tanpa uzur, atau meninggalkan puasa Ramadhan tanpa alasan syar’i.

Dalam sebuah hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah menjelaskan bahwa orang yang merugi pada hari kiamat adalah mereka yang datang membawa pahala shalat, puasa, zakat, dan ibadah lainnya, namun semasa hidupnya banyak berbuat zalim kepada orang lain.

Pahala kebaikan mereka akan diberikan kepada orang yang pernah mereka zalimi sesuai kadar kezalimannya.

Jika pahala habis sebelum semua kezalimannya terbayar, dosa-dosa korban akan dipindahkan kepada pelaku, lalu ia dilemparkan ke dalam neraka.

Karena itu, Rasulullah SAW bersabda:

وَاتَّقِ دَعْوَةَ الْمَظْلُوْمِ فَإِنَّهُ لَيْسَ بَيْنَهَا وَبَيْنَ اللهِ حِجَابٌ (رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ)

Artinya: "Takutlah dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi karena tidak ada antara ia dan Allah penghalang (mustajabah)" (HR al-Bukhari).

Kisah Nyata: Raja Zalim yang Ditelan Bumi

Dikisahkan seorang perempuan shalihah tinggal di rumah kecil di samping istana megah seorang raja.

Setiap kali diminta menjual rumahnya, ia menolak. Saat perempuan itu pergi dalam perjalanan, raja memanfaatkan kesempatan untuk merobohkan rumahnya.

Sekembalinya, perempuan itu berdoa:

إِلَهِيْ وَمَوْلَاي رَبَّ العَالـَمِيْنَ أَنَا الضَّعِيْفَةُ وَأَنْتَ القَاهِرُ، لِلضَّعِيْفِ مُعِيْنٌ وَلِلْمَظْلُوْمِ نَاصِرٌ

"Tuhanku Pemilik sekalian alam raya, aku-lah hamba yang lemah dan Engkau-lah Yang Maha Menguasai dan Maha Menundukkan. Hamba yang lemah dan teraniaya ini pasti memiliki penolong."

Tak lama kemudian, raja lewat dan bertanya apa yang ia lakukan. Perempuan itu menjawab:

“Aku sedang menunggu robohnya istanamu.”

Baca juga: 3 Bacaan Agar Doa Lebih Mudah Dikabulkan: Arab, Latin, dan Artinya

 

Raja menertawakannya. Namun malam harinya, kuasa Allah berlaku — raja dan istananya dibenamkan ke dalam tanah.

Kisah ini menjadi peringatan bahwa doa orang yang dizalimi sangat berbahaya bagi pelaku. Karena itu, setiap Muslim hendaknya berlaku adil dan bijak, apalagi jika memegang jabatan atau wewenang dalam mengambil keputusan.

 

Terangi negeri dengan literasi, satu buku bisa membuka ribuan mimpi. Lewat ekspedisi Kata ke Nyata, Kompas.com ingin membawa ribuan buku ke pelosok Indonesia. Bantu anak-anak membaca lebih banyak, bermimpi lebih tinggi. Ayo donasi via Kitabisa!


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke