KOMPAS.com - Ulul albab sering diartikan sebagai orang yang berpikir atau mempunyai akal. Tetapi sesungguhnya makna ulul albab lebih dalam dan lebih tinggi dari semua itu.
Ulul Albab terdiri dari dua kata, yaitu ulu yang artinya pemilik dan albab, bentuk jamak dari lubb yang artinya akal.
Imam Al Asfahani menjelaskan bahwa setiap lubb adalah akal, akan tetapi tidak semua akal itu lubb, dan tidak akan mencapai lubb kecuali akal yang bersih. Artinya, tidak setiap orang yang menggunakan akalnya dapat masuk ke dalam golongan ulul albab.
Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun
Ulul albab adalah orang yang mampu menggunakan akalnya secara sempurna untuk memahami petunjuk Allah secara murni, memegang teguh dan mengamalkannya secara konsisten serta terus-menerus berpikir tentang keagungan Allah sehingga mampu mengambil manfaat dari setiap ciptaan-Nya dan memberi kemanfaatan kepada sesama makhluk.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan: “Wahai manusia, segala sesuatu mempunyai wahana, dan wahana terbaik seseorang adalah akal. Dan yang paling baik petunjuk dan pengetahuannya diantara kamu adalah yang paling sempurna akalnya.”
Untuk lebih jelasnya, dalam al Quran surat Ali Imran ayat 190-194, Allah SWT menjelaskan:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal.
(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.
Ya Tuhan kami, sesungguhnya barangsiapa yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka sungguh telah Engkau hinakan ia, dan tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun. Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami mendengar (seruan) yang menyeru kepada iman, (yaitu): "Berimanlah kamu kepada Tuhanmu", maka kamipun beriman.
Ya Tuhan kami, ampunilah bagi kami dosa-dosa kami dan hapuskanlah dari kami kesalahan-kesalahan kami, dan wafatkanlah kami beserta orang-orang yang banyak berbakti. Ya Tuhan kami, berilah kami apa yang telah Engkau janjikan kepada kami dengan perantaraan rasul-rasul Engkau. Dan janganlah Engkau hinakan kami di hari kiamat. Sesungguhnya Engkau tidak menyalahi janji."
Baca juga: Al Muflis: Golongan Orang-orang yang Bangkrut di Akhirat
Ayat-ayat dalam surat Ali Imron ayat 191-194 memberikan penjelasan secara gamblang tentang karakteristik ulul albab.
1. Ulul albab adalah orang-orang yang mampu melihat tanda-tanda kebesaran Allah SWT dalam ciptaan-Nya dan mampu mengambil hikmah dari setiap apa yang terjadi.
2. Ulul Albab selalu ingat kepada Allah dan memuji-Nya dalam segala kondisi atau keadaan.
3. Ulul Albab beriman dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
4. Ulul Albab yakin dengan apa yang dijanjikan oleh Allah SWT.
Profil ulul albab merupakan sosok manusia ideal dan sempurna. Dalam dirinya telah tercapai keselarasan antara hawa nafsu dan nurani yang dipimpin oleh akal untuk mengabdi dan tunduk sepenuhnya kepada Rabb-Nya.
Ulul albab mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi, baik intelektual, emosi, maupun spiritual. Hal ini terbukti dari kemampuan mereka mengeksplor alam semesta, menemukan kemanfaatan darinya, dan mampu mengambil pelajaran dan hikmah dari setiap peristiwa yang terjadi. Dengan pencapaiannya itu, mereka mampu mengatakan bahwa semua ciptaan Allah itu tidak ada yang sia-sia.
Baca juga: Kisah Dua Orang Masuk Surga Tanpa Sekalipun Mengerjakan Sholat
Disamping itu, ulul albab juga memahami bahwa berbuat dzalim, baik terhadap diri, sesama makhluk, maupun kepada Allah hanyalah akan menghasilkan kehinaan dan kesengsaraan.
Pemahaman ini menunjukan tingginya kecerdasan emosi sehingga mereka mampu memahami sesama makhluk dan bertindak bijak terhadap sesama makhluk lain.
Hal terpenting dari ulul albab adalah keteguhan iman dan keyakinannya yang tinggi akan kebenaran berita yang dibawa oleh Rasulullah SAW sehingga mereka berusaha seoptimal mungkin untuk menjaga kemurnian iman dan menjalankan syariat dengan sungguh-sungguh.
Dalam sebuah riwayat dijelaskan: “Yang paling sempurna akalnya diantara kamu adalah yang paling besar rasa takutnya kepada Allah SWT dan paling memperhatikan apa yang diperintahkan dan dilarang oleh-Nya, meskipun ia termasuk yang paling sedikit tatawwu’nya (mengerjakan amal-amalan sunnah).”
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang