Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Elegan Membalas Caci Maki Menurut Islam

Kompas.com - 21/11/2025, 11:23 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Meningkatnya pengaruh media sosial membuat orang lebih agresif dan mudah menumpahkan kata-kata sebebas-bebasnya. Hal ini berdampak bagi mudahnya orang untuk mencaci maki orang lain baik secara langsung maupun melalui media sosial.

Ketika seseorang membalas cacian dengan cacian, maka yang terjadi adalah permusuhan yang lebih besar dan kebencian yang semakin mendalam. Islam telah mengajarkan cara elegan untuk membalas cacian. Berikut uraian selengkapnya.

Baca juga: Kisah Bilal bin Rabah: Sang Muadzin Rasulullah SAW

Larangan Mencaci Maki

Nabi Muhammad SAW melarang umatnya untuk mencaci maki, hal ini disampaikan dalam hahdits berikut;

قَالَ جَابرٌ بن سليْم رَضيَ اللهُ عَنْه : قُلْتُ: اعْهَدْ إِلَيَّ يَا رَسُوْلَ اللهِ، قَالَ: «لَا تَسُبَّنَّ أَحَدًا» قَالَ: فَمَا سَبَبْتُ بَعْدَهُ حُرًّا، وَلَا عَبْدًا، وَلَا بَعِيرًا، وَلَا شَاةً،

Artinya: "Jabir Bin Salim RA bercerita, “Aku berkata, “Buatlah ikatan perjanjian denganku Ya Rasulallah!” beliau lalu menjawab, “Janganlah sekali-kali engkau memaki orang lain”. Kata Jabir, “Sejak itulah aku tidak pernah memaki seorang pun, baik ia berstatus orang merdeka atau hamba sahaya, termasuk tidak memaki unta dan kambing”." (H.R. Abu Daud).

Sementara dalam riwayat lain dijelaskan:

اَلْمُسْتَبَّانِ شَيْطَانَانِ يَتَهَاتَرَانِ وَيَتَكَاذَبَانِ

Artinya: “Dua orang yang saling memaki adalah seperti dua setan yang saling menjatuhkan dan mendustakan lawannya.”

Baca juga: Kumpulan Hadits Pendek tentang Akhlak Mulia Lengkap dengan Artinya

Cara Elegan Membalas Caci Maki

Cara elegan membalas caci maki dicontohkan oleh Hasan Al Bashri. Dalam buku Butir-butir Hikmah Sufi karya K.H. M.A. Fuad Hasyim, dikisahkan suatu hari Hasan Al Bashri mendapat kabar bahwa ada seseorang yang mencaci maki dan menjelek-jelekkan dirinya.

Ketika mendengar hal tersebut, Hasan Al Bashri hanya tersenyum dan tetap tenang. Ia kemudian memerintahkan seseorang untuk mengirimkan hadiah kurma sepenuh nampan untuk orang tersebut.

Orang yang menjelek-jelekkan Hasan Al Bashri terkejut dengan apa yang terjadi. Ia tidak menyangka bahwa apa yang ia lakukan justru berdampak sebaliknya. Kejelekan yang dilakukan justru dibalas dengan kebaikan.

Orang tersebut kemudian mendatangi Hasan Al Bashri dan bertanya, "Aku berkata jelek tentang anda, kenapa anda mengirimkan hadiah kepadaku?”

Hasan Al Bashri menjawab, “Anda telah menceritakan kejelekanku, berarti anda telah menghadiahkan pahala kebaikan anda kepadaku, maka aku ingin memberikan balasan kepada anda.”

Baca juga: 7 Keutamaan Akhlak Mulia dalam Pandangan Islam

Dampak Membalas Caci Maki dengan Caci Maki

Dalam sebuah riwayat yang terdapat dalam Musnad Imam Ahmad, Suatu hari Nabi Muhammad SAW bertamu ke rumah Abu Bakar Ash Shiddiq. Ketika sedang bercengkerama dengan Nabi Muhammad SAW, tiba-tiba datang seorang Arab badui menemui Abu Bakar dan langsung mencaci maki Abu Bakar. Makian dan kata-kata kotor keluar keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya.

Ia melanjutkan perbincangan dengan Nabi Muhammad SAW. Melihat hal ini, Nabi Muhammad SAW tersenyum. Kemudian orang Arab badui itu kembali mencaci maki Abu Bakar. Kali ini makian dan hinaannya lebih kasar.

Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah SAW kembali memberikan senyum. Semakin marahlah orang Arab badui ini.

Untuk ketiga kalinya, si badui mencerca Abu Bakar dengan makian yang jauh lebih menyakitkan. Kali ini, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab badui itu dengan makian pula.

Saat itu terjadilah perang mulut antara Abu Bakar dengan orang Badui tersebut. Seketika itu Nabi Muhammad SAW beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.

Baca juga: Doa Agar Mempunyai Akhlak Mulia Lengkap dengan Terjemahannya

Melihat hal ini, selaku tuan rumah Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Nabi Muhammad SAW yang sudah sampai halaman rumah.

Kemudian Abu Bakar memanggil beliau. "Wahai Nabi Muhammad SAW, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku," pintanya.

Nabi Muhammad SAW menjawab, "Sewaktu ada seorang Arab badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak Malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan Allah.

Begitu pun, yang kedua kali ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para Malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum.

Namun, ketika kali yang ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh Malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah Iblis di sisimu.

Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."

Baca juga: Doa Nabi Yusuf AS: Wajah Bercahaya, Akhlak Mulia, dan Perlindungan dari Maksiat

Hikmah Tidak Membalas Caci Maki dengan Caci Maki

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, ketika seseorang dicaci maki kemudian membalasnya dengan caci maki, sesungguhnya setan hadir untuk memperkeruh suasana dan membuat permusuhan antara kedua orang yang saling mencaci semakin bertambah.

Maka cara terbaik untuk meredam permasalahan tersebut adalah dengan mendiamkannya saja. Diam bukan berarti kalah, tetapi dengan diam, justru malaikatlah yang akan membalaskan caci maki tersebut.

Seseorang tidak perlu mengotori hati dan mulutnya dengan kata-kata kotor dan tercela. Hal itu tentu lebih selamat dan menenangkan dibanding dengan membalas caci makian.

Sementara cara terbaik membalas caci maki adalah dengan memaafkannya, bahkan memberikannya hadiah. Itu termasuk perbuatan yang sangat mulia.

Baca juga: Adab-adab Bertetangga dalam Islam Lengkap dengan Dalilnya

Ketika seseorang tidak membalas caci maki dengan caci maki, maka Allah SWT akan memberikan pertolongan kepadanya.

يَا رَسُول اللَّه، إِنَّ لِي قَرابَةً أَصِلُهُمْ وَيَقْطَعُوني، وَأُحْسِنُ إِلَيْهِم وَيُسِيئُونَ إِليَّ، وأَحْلُمُ عنهُمْ وَيَجْهَلُونَ علَيَّ، فَقَالَ: لَئِنْ كُنْتَ كَمَا قُلْتَ فَكَأَنَّمَا تُسِفُّهُمُ المَلَّ، وَلا يَزَالُ معكَ مِنَ اللَّهِ ظَهِيرٌ عَلَيْهِمْ مَا دُمْتَ عَلَى ذَلكَ

Artinya: “Wahai Rasulullah, sama memiliki kerabat, saya sambung tapi mereka malah meutuskan, mereka berbuat buruk kepada saya tapi saya berusaha untuk berbuat baik kepada mereka. Mereka berbuat jahil kepada saya tapi saya sabar tidak ingin membalas dengan yang sama. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, ‘jika yang kamu katakan itu benar, maka seakan-akan kamu menaburkan debu panas ke wajahnya dan senantiasa Allah akan menolong kamu selama kamu terus berbuat seperti itu'.” (H.R. Muslim).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Cara Elegan Membalas Caci Maki Menurut Islam
Cara Elegan Membalas Caci Maki Menurut Islam
Doa dan Niat
Tafsir Surat Ar Ra'du Ayat 11: Manusia Harus Berusaha Mengubah Nasibnya Sendiri
Tafsir Surat Ar Ra'du Ayat 11: Manusia Harus Berusaha Mengubah Nasibnya Sendiri
Doa dan Niat
Agar Kekayaan Tak Dinikmati Segelintir Orang, MUI Dukung Prabowo Laksanakan Pasal 33 UUD
Agar Kekayaan Tak Dinikmati Segelintir Orang, MUI Dukung Prabowo Laksanakan Pasal 33 UUD
Aktual
Keistimewaan Hari Jumat: Sayyidul Ayyam dan Keutamaannya bagi Umat Islam
Keistimewaan Hari Jumat: Sayyidul Ayyam dan Keutamaannya bagi Umat Islam
Aktual
Pendaftaran Petugas Haji 2026 Dimulai, Kemenhaj Tegaskan Proses Bebas Biaya
Pendaftaran Petugas Haji 2026 Dimulai, Kemenhaj Tegaskan Proses Bebas Biaya
Aktual
Doa Agar Istiqomah dalam Beribadah Lengkap dengan Artinya
Doa Agar Istiqomah dalam Beribadah Lengkap dengan Artinya
Doa dan Niat
DPRD Jabar Soroti Penurunan Kuota Haji 2026 dan Minta Kemenhaj Gencarkan Sosialisasi
DPRD Jabar Soroti Penurunan Kuota Haji 2026 dan Minta Kemenhaj Gencarkan Sosialisasi
Aktual
Kemenag Gelar Uji Publik Penyempurnaan Tafsir Al Qur'an, Himpun Masukan dari Ulama dan Akademisi
Kemenag Gelar Uji Publik Penyempurnaan Tafsir Al Qur'an, Himpun Masukan dari Ulama dan Akademisi
Aktual
Presiden Tak Hadiri Munas MUI, Ma’ruf Amin: Kita Tidak Boleh Lemas
Presiden Tak Hadiri Munas MUI, Ma’ruf Amin: Kita Tidak Boleh Lemas
Aktual
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Wamen Haji: Pembagian Kuota Tidak Sesuai Aturan Picu Ketidakadilan Sejak 2012
Aktual
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Hadiri Munas XI MUI, Ketua MPR Ahmad Muzani: Ulama adalah Denyut Nadi Umat
Aktual
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Sholat Istikharah: Waktu Terbaik, Tata Cara, Doa Lengkap, dan Keutamaannya
Doa dan Niat
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
KH Anwar Iskandar Tegaskan Peran Ulama dalam Menjaga Stabilitas Nasional di Munas XI MUI
Aktual
Khutbah Jumat: Tips untuk Shalat Khusyuk
Khutbah Jumat: Tips untuk Shalat Khusyuk
Doa dan Niat
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Istiqomah Lebih Baik dari Seribu Karomah, Begini Penjelasannya
Doa dan Niat
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com