KOMPAS.com - Iman adalah nikmat terbesar yang diberikan Allah SWT kepada manusia. Dengan iman, manusia akan mendapat petunjuk jalan keselamatan baik di dunia maupun di akhirat.
Iman akan menuntun manusia meniti jalan lurus yang telah digariskan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, yaitu agama Islam. Semakin kuat imannya, semakin taat dalam menjalankan agama Islam. Sebaliknya, semakin lemah iman, semakin jauh dari ketaatan.
Bagi orang yang sedang lemah imannya, harus waspada terhadapnya. Karena dengan lemahnya iman, manusia akan mudah terjerumus ke dalam kemaksiatan dan kedurhakaan kepada Allah SWT. Jika lemahnya iman tidak diperbaiki, lama-lama iman akan terkikis hingga habis.
Baca juga: Kumpulan Doa Agar Diberi Iman yang Kokoh Lengkap dengan Artinya
Untuk memahami tentang lemahnya iman seseorang, berikut ini beberapa tanda iman seseorang sedang lemah.
Tanda pertama dari lemahnya iman adalah malas untuk beribadah. Ketika mendengarkan adzan, ia malas-malasan untuk mengerjakan shalat, bahkan merasa terganggu dengan suara adzan, berarti itu tanda imannya lemah.
وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَىٰ
Artinya: “Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas.” (QS. An-Nisa’: 142).
Sementara orang yang imannya kuat, ia sangat bersemangat dalam menjalankan ibadah dan ketaatan.
اِنَّهُمْ كَانُوْا يُسٰرِعُوْنَ فِى الْخَيْرٰتِ وَيَدْعُوْنَنَا رَغَبًا وَّرَهَبًاۗ وَكَانُوْا لَنَا خٰشِعِيْنَ
Artinya: “...Sungguh, mereka selalu bersegera dalam mengerjakan kebaikan, dan mereka berdoa kepada Kami dengan penuh harap dan cemas. Dan mereka orang-orang yang khusyuk kepada Kami.” (QS. Al-Anbiya: 90)
Ayat ini menceritakan tentang Nabi Zakaria dan istrinya. Keduanya orang yang sangat kuat imannya sehingga sangat bersemangat dalam menjalankan ibadah dan kebaikan.
Baca juga: 3 Syarat yang Membuat Orang Bisa Merasakan Manisnya Iman
Iman yang kuat akan menjaga seseorang dari berbuat dosa dan kemaksiatan. Sedangkan iman yang lemah akan kalah oleh hawa nafsu dan godaan setan sehingga ia mudah terjerumus ke dalam dosa dan maksiat.
Bahkan mereka bangga dengan dosa dan kemaksiatan sehingga menceritakan apa yang telah mereka lakukan.
كُلُّ أُمَّتِى مُعَافًى إِلاَّ الْمُجَاهِرِينَ، وَإِنَّ مِنَ الْمُجَاهَرَةِ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلاً، ثُمَّ يُصْبِحَ وَقَدْ سَتَرَهُ اللَّهُ، فَيَقُولَ يَا فُلاَنُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا، وَقَدْ بَاتَ يَسْتُرُهُ رَبُّهُ وَيُصْبِحُ يَكْشِفُ سِتْرَ اللَّهِ عَنْهُ
Artinya: “Semua umatku dimaafkan kecuali orang-orang yang melakukan dosa dengan terang-terangan. Dan sesungguhnya termasuk melakukan dosa dengan terang-terangan adalah seseorang melakukan suatu dosa di waktu malam hari, kemudian ketika pagi dia berkata (kepada orang lain), ‘Hai Fulan, tadi malam aku melakukan ini dan itu!’, padahal di waktu malam Rabbnya telah menutupinya (yaitu tidak ada orang yang mengetahuinya), namun di waktu pagi dia membongkar tirai Allah terhadapnya (yaitu menyampaikan kepada orang lain).” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Baca juga: Hadits tentang Islam, Iman, dan Ihsan
Orang yang lemah imannya tidak risih melihat kemaksiatan, bahkan terkadang justru menikmatinya. Sementara bagi orang yang imannya kuat, ia pasti risih melihat kemaksiatan dan ingin mengubahnya atau minimal menolaknya dalam hati.
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ الخُدْرِيِّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ ﷺ يَقُوْلُ: «مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِلِسَانِهِ، فَإِنْ لَمْ يَستَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيْمَانِ
Artinya: "Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Barangsiapa dari kalian melihat kemungkaran, ubahlah dengan tangannya. Jika tidak bisa, ubahlah dengan lisannya. Jika tidak bisa, ingkarilah dengan hatinya, dan itu merupakan selemah-lemahnya iman.” (H.R. Muslim).
Sementara dalam hadits lain dijelaskan:
إِذَا عُمِلَتْ الْخَطِيئَةُ فِي الْأَرْضِ كَانَ مَنْ شَهِدَهَا فَكَرِهَهَا وَقَالَ مَرَّةً أَنْكَرَهَا كَانَ كَمَنْ غَابَ عَنْهَا وَمَنْ غَابَ عَنْهَا فَرَضِيَهَا كَانَ كَمَنْ شَهِدَهَا
Artinya: “Jika ada satu kemaksiatan dikerjakan di muka bumi, maka orang yang melihat lalu membencinya,” dalam riwayat lain, “Lalu ia mengingkarinya, ia seperti orang yang tidak melihatnya. Sedangkan bagi orang yang tidak melihatnya, namun ia ridha dengan kemaksiatan tersebut, maka ia seperti orang yang melihatnya.” (H.R. Abu Daud).
Baca juga: Mengenal 6 Rukun Iman dan Penjelasannya Lengkap
Orang yang kuat imannya kuat senantiasa ingat kepada Allah SWT dengan cara membaca Al Quran dan berdzikir. Kedua aktivitas tersebut akan memberikan rasa tenang dalam hati dan lebih kuat dalam menjalani kehidupan.
Sementara orang yang imannya lemah, membaca Al Quran dalam waktu sebentar saja sudah merasa lelah dan ingin segera mengakhirinya. Sedangkan ketika melihat film, media sosial, maupun aktivitas menyenangkan lainnya, mereka bisa betah berjam-jam tanpa terasa.
Umat Islam pada dasarnya satu jiwa dimanapun ia berada. Ketika seorang atau sekelompok kaum muslimin mendapat masalah, ia turut merasakannya.
Sementara orang yang imannya lemah, ia tidak peduli dengan urusan kaum Muslimin. Bahkan terkadang malah mencibir saudara-saudara seimannya ketika peduli dengan kaum muslimin di belahan dunia lain.
إِنَّ الْمُؤْمِنَ مِنْ أَهْلِ الْإِيمَانِ بِمَنْزِلَةِ الرَّأْسِ مِنَ الْجَسَدِ يَأْلَمُ الْمُؤْمِنُ لِأَهْلِ الْإِيمَانِ كَمَا يَأْلَمُ الْجَسَدُ لِمَا فِي الرَّأْسِ
Artinya: “Sesungguhnya kedudukan orang mukmin dalam bagian orang-orang beriman itu laksana kedudukan kepala pada badan, ia akan merasakan penderitaan yang menimpa orang-orang beriman sebagaimana jasad yang ikut menderita karena rasa sakit di bagian kepala.” (H.R. Ahmad).
Baca juga: Inilah 77 Cabang Iman yang Harus Diketahui
Orang yang lemah imannya, mereka sibuk mengejar dunia. Harta, jabatan, kehormatan, dan hal-hal yang bersifat duniawi menjadi prioritas utamanya. Sementara ketika diseru untuk urusan akhirat, mereka enggan dan malas untuk melaksanakan.
إِيَّاكَ وَالتَّنَعُّمَ، فَإِنَّ عِبَادَ اللهِ لَيْسُوا بِالْمُتَنَعِّمِينَ
Artinya: “Jauhilah hidup mewah, karena hamba-hamba Allah itu bukanlah orang-orang yang hidup mewah!” (H.R. Ahmad).
Itulah beberapa tanda lemahnya iman. Semoga bermanfaat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang