Editor
KOMPAS.com - Sholat dhuha menjadi salah satu amalan sunah yang banyak ditekankan Rasulullah SAW.
Ibadah yang dikerjakan di waktu pagi menjelang siang ini tidak hanya bernilai pahala, tetapi juga memiliki keutamaan besar bagi kehidupan spiritual seorang Muslim.
Berbagai hadis Nabi SAW menjelaskan keistimewaan sholat dhuha, mulai dari penghapus dosa, sedekah bagi seluruh persendian tubuh, hingga ganjaran istana di surga.
Dikutip dari MUIDigital, berikut keutamaan sholat dhuha dari literatur hadis yang otoritatif sebagai pengingat akan pentingnya menjaga ibadah ini secara istiqamah.
Baca juga: Sholat Dhuha: Pengertian, Hukum, Waktu Pelaksanaan, dan Dalil Kesunnahannya
Keutamaan sholat dhuha yang paling sering dikutip adalah ganjaran istana di surga bagi mereka yang menunaikannya sebanyak dua belas rakaat. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ صَلَّى الضُّحَى اِثْنَتَي عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اَللَّهُ لَهُ قَصْرًا فِي الْجَنَّةِ
Artinya: “Barang siapa sholat dhuha 12 rakaat, Allah akan membuatkan untuknya istana di surga.” (HR Tirmidzi)
Hadis ini menunjukkan betapa besar nilai ibadah sholat dhuha, meski tergolong sunah. Ganjaran tersebut menjadi motivasi bagi umat Islam untuk meluangkan waktu di pagi hari demi mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Selain pahala besar, sholat dhuha juga menjadi sarana pengampunan dosa, khususnya bagi mereka yang menjaganya secara rutin. Rasulullah SAW bersabda:
مَنْ حَافَظَ عَلَى شُفْعَةٍ الضُّحَى غُفِرَلَهُ ذُنُوْبَهُ وَ اِنْ كَانَتْ مِثْلُ زَبَدِ الْبَخْرِ
Artinya: “Barang siapa yang dapat mengamalkan sholat dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
Pesan ini menegaskan bahwa konsistensi dalam ibadah sering kali lebih utama daripada kuantitas sesaat.
Rasulullah SAW juga menjelaskan bahwa setiap persendian tubuh manusia memiliki kewajiban sedekah setiap pagi. Kewajiban tersebut dapat dipenuhi dengan dua rakaat sholat dhuha:
يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلاَمَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ. فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ، وَنَهْىٌ عَنِ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنَ الضُّحَى
Artinya: “Ada sedekah atas seluruh tulang (persendian) salah seorang dari kalian… dan dua rakaat sholat dhuha mencukupi semuanya itu.” (HR Muslim)
Dengan sholat dhuha, seorang Muslim telah menunaikan sedekah harian tanpa harus mengeluarkan harta.
Sholat dhuha juga dikenal sebagai sholatnya orang-orang awwâbîn, yaitu mereka yang senantiasa kembali kepada Allah SWT dengan taubat. Rasulullah SAW bersabda:
لَا يُحَافِظُ عَلَى صَلَاةِ الضُّحَى إِلَّا أَوَّابٌ. قَالَ: وَهِيَ صَلَاةُ الْأَوَّابِينَ
Artinya: “Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang yang kembali kepada Allah. Sholat dhuha adalah sholat orang-orang yang awwâbîn.” (HR Al-Hakim)
Hadis ini menunjukkan bahwa sholat dhuha bukan sekadar rutinitas, tetapi juga cerminan kesungguhan spiritual.
Keutamaan sholat dhuha juga berbeda sesuai jumlah rakaat yang dikerjakan. Hal ini dijelaskan dalam riwayat panjang berikut:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ: ... وَإِنْ صَلَّيْتَهَا ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللهِ لَكَ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ
Artinya: “…jika dua belas rakaat maka Allah membangunkan untukmu rumah di surga.” (HR Al-Baihaqi)
Baca juga: Shalat Syuruq vs Dhuha: Arti, Waktu, dan Perbedaannya
Riwayat ini memperlihatkan bahwa setiap tambahan rakaat membawa keutamaan tersendiri, dari tidak dicatat sebagai orang lalai hingga memperoleh balasan surga.
Melalui sholat dhuha, umat Islam diajak memulai hari dengan ibadah, zikir, dan pengharapan akan rahmat Allah SWT. Ibadah ringan namun sarat makna ini menjadi salah satu kunci menjaga keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang