KOMPAS.com – Menteri Agama RI Nasaruddin Umar menegaskan komitmennya dalam meningkatkan kualitas pendidikan pesantren dengan mengembangkan madrasah berstandar internasional di Pondok Pesantren Al Ikhlas Assalam, Tangerang.
Lembaga pendidikan ini ditargetkan mengadopsi kurikulum Cambridge sehingga para santri bisa meraih standar mutu global.
Menurut Menag, penerapan kurikulum internasional penting agar santri memiliki daya saing global.
Baca juga: Presiden Prabowo Tegaskan Percepatan Renovasi 1.400 Madrasah di 2025
Dengan standar Cambridge, lulusan pesantren tidak hanya unggul dalam ilmu agama, tetapi juga siap melanjutkan pendidikan ke universitas mancanegara tanpa kendala bahasa maupun akademik.
“Kami bercita-cita menjadikan Ponpes Al Ikhlas terbaik di Tangerang. Nantinya Madrasah Aliyah di sini akan berstandar Cambridge, sehingga santri tidak perlu lagi jauh-jauh tes bahasa Inggris hanya untuk sekolah ke luar negeri,” ujar Menag saat memberikan sambutan dalam Dzikir dan Doa Bersama untuk Negeri di Ponpes Al Ikhlas Assalam, Selasa (2/9/2025), sebagaimana dilansir dari Kemenag.go.id.
Dalam kesempatan itu, Menag juga menekankan perbedaan mendasar antara madrasah dan sekolah umum.
Menurutnya, sekolah adalah tempat mencari ilmu dari guru, sedangkan madrasah merupakan tempat mencari ilmu Allah dengan guru sebagai perantara.
“Kalau di sekolah, proses belajar hanya sekadar transfer ilmu. Tapi di madrasah, ada tazkiyah atau pembersihan diri sebelum ta’lim (belajar). Itulah sebabnya, ilmu yang diperoleh santri lebih barokah,” jelasnya.
Ia mencontohkan, guru madrasah sebelum mengajar terbiasa memulai dengan doa, shalat sunnah, membaca Al-Fatihah, dan niat tulus agar ilmu yang diberikan membawa keberkahan.
Menag juga mengapresiasi prestasi lulusan madrasah yang terbukti unggul di berbagai perguruan tinggi.
“Sarjana teladan di UGM, ITB, maupun Unisma Malang ternyata banyak dari kalangan anak madrasah yang hafal Al-Qur’an,” tuturnya.
Baca juga: Kemenag Siapkan “Guru Cinta” untuk Revolusi Pendidikan di Madrasah
Selain menyiapkan kurikulum internasional, Ponpes Al Ikhlas Assalam juga diharapkan menjadi pusat kaderisasi generasi berilmu dan berakhlak. Bahkan, pondok akan membuka peluang subsidi biaya bagi santri kurang mampu.
“Kehadiran pesantren ini adalah tiang penyangga langit. Selama masih ada orang yang berdzikir, *la ilaha illallah*, maka langit tidak akan runtuh. Mari kita perbanyak wirid dan doa agar anak-anak kita sukses dunia dan akhirat,” pungkas Menag.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini