KOMPAS.com — Pusat Dakwah dan Perbaikan Akhlak Bangsa (PDPAB) Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menghadirkan program pembinaan generasi muda berbasis nilai-nilai Islam. Salah satunya melalui Seminar Pra-Nikah Akhlak Bangsa angkatan kedua yang digelar di Kantor MUI, Jakarta, Ahad (21/9/2025).
Kegiatan ini ditujukan untuk membekali calon pengantin agar lebih siap menghadapi kehidupan rumah tangga, sekaligus memperkuat fondasi akhlak sejak dini.
Sekretaris Pusat PDPAB, KH Nurul Badruttamam, menjelaskan bahwa program unggulan PDPAB mencakup dua fokus pembinaan, yakni Training Akhlak Bangsa bagi pelajar setingkat SMP dan SMA, serta bimbingan khusus bagi calon pengantin.
Baca juga: Kisah Orang Badui Masuk Surga tanpa Hisab
“Program ini adalah penguatan bagi adik-adik dan sahabat-sahabat kita yang mau menikah. Kami sengaja mengundang pasangan calon suami istri agar sejak dini dibekali ilmu. Dengan begitu, ketika memasuki rumah tangga, mereka sudah siap menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan rahmah,” ujarnya.
Kiai Nurul menyoroti persoalan meningkatnya angka perceraian di Indonesia. Menurutnya, faktor komunikasi kerap menjadi penyebab dominan retaknya rumah tangga.
“Masalah perceraian kebanyakan berawal dari komunikasi. Kadang sebelum menikah, pasangan belum terbuka sepenuhnya,” tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kejujuran dan sikap positif dalam kehidupan rumah tangga.
“Jujur itu mudah diucapkan, tetapi praktiknya berat. Lebih baik banyak melihat kebaikan pasangan dibandingkan terus mencari-cari keburukannya,” tambahnya.
Selain komunikasi, rasa syukur juga dinilai penting sebagai fondasi keharmonisan keluarga.
“Perbanyak syukur, kurangi mengeluh. Dengan sikap ini, insya Allah keluarga akan lebih tenang dan harmonis,” ucapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa pernikahan tidak harus mahal. Akad nikah di Kantor Urusan Agama (KUA) justru gratis, kecuali jika digelar di luar kantor yang dikenakan biaya Rp600 ribu.
“Jangan pernah memberikan sesuatu kepada penghulu, karena hal itu termasuk gratifikasi,” tegasnya.
Fenomena sebagian generasi muda, khususnya Gen Z, yang memandang pernikahan sebagai beban juga disorot dalam seminar ini.
PDPAB, kata Kiai Nurul, berkomitmen meluruskan persepsi tersebut melalui edukasi yang intensif.
“Kita harus kuatkan bahwa nikah itu adalah pintu jalan menuju surga Allah,” jelasnya.
Baca juga: Mengenal Nama-nama Hari dalam Bahasa Arab dan Nama-nama Bulan Kalender Hijriyah
Ia menutup dengan penegasan bahwa rumah tangga yang harmonis hanya bisa dibangun di atas nilai dasar Islam: komunikasi yang sehat, kejujuran, dan sikap menerima kekurangan pasangan.
“Kalau itu semua dijalankan, insya Allah rumah tangga bisa menjadi titik tolak terwujudnya keluarga sakinah, mawaddah, warahmah,” pungkasnya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini