Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teguran Allah SWT kepada Nabi Musa AS Berujung 'Dipermalukan' Nabi Khidir

Kompas.com, 23 Desember 2025, 22:01 WIB
Agus Susanto

Penulis

KOMPAS.com - Nabi Musa AS merupakan salah satu Nabi terbesar Bani Israil. Nabi Musa mendapat anugerah luar biasa bisa berbicara langsung dengan Allah SWT saat berada di Gunung Sinai.

Dikutip dari Kisah Para Nabi karya Ibnu Katsir, suatu hari Nabi Musa pernah berkhutbah di hadapan Bani Israil. Saat itu ada seseorang yang bertanya, 'siapa orang paling berilmu?'. Nabi Musa kemudian menjawab 'Aku'. Jawaban Nabi Musa AS ini membuatnya mendapat teguran Allah SWT.

Allah SWT yang paling tahu siapa hamba-Nya yang paling berilmu. Allah SWT kemudian menyebutkan seorang hamba yang berada di pertemuan dua lautan. Hamba ini lebih berilmu dibandingkan Nabi Musa AS.

Baca juga: Kisah Nabi Shaleh AS: Unta Betina Awal Kehancuran Kaum Tsamud

Nabi Musa AS Mencari Nabi Khidir

Pemberitahuan dari Allah SWT ini membuat Nabi Musa AS penasaran dengan sosok yang disebutkan Allah SWT. ia bersama pembantunya, Yusya' bin Nun kemudian melakukan perjalanan untuk menemukan sosok yang disebutkan Allah SWT.

وَإِذْ قَالَ مُوسَىٰ لِفَتَىٰهُ لَآ أَبْرَحُ حَتَّىٰٓ أَبْلُغَ مَجْمَعَ ٱلْبَحْرَيْنِ أَوْ أَمْضِىَ حُقُبًا

Artinya: "Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada muridnya: "Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan; atau aku akan berjalan sampai bertahun-tahun"." (Q.S. Al Kahfi: 60).

فَلَمَّا بَلَغَا مَجْمَعَ بَيْنِهِمَا نَسِيَا حُوتَهُمَا فَٱتَّخَذَ سَبِيلَهُۥ فِى ٱلْبَحْرِ سَرَبًا

Artinya: "Maka tatkala mereka sampai ke pertemuan dua buah laut itu, mereka lalai akan ikannya, lalu ikan itu melompat mengambil jalannya ke laut itu." (Q.S. Al Kahfi: 61).

Setelah beberapa jauh melangkah, Yusya' bin Nun baru menerangkan kalau ikan yang dibawanya sudah lepas. Itulah tempat yang dituju, dimana Nabi Khidir berada di sana.

Baca juga: Perjuangan dan Bakti Tanpa Batas kepada Ibu, Kisah Uwais al-Qarni

Nabi Musa Bertemu Nabi Khidir

Di tempat bertemuanya dua lautan tersebut, Nabi Musa AS kemudian bertemu Nabi Khidir.

فَوَجَدَا عَبْدًا مِّنْ عِبَادِنَآ ءَاتَيْنَٰهُ رَحْمَةً مِّنْ عِندِنَا وَعَلَّمْنَٰهُ مِن لَّدُنَّا عِلْمًا

Artinya: "Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah Kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami." (Q.S. Al Kahfi: 65).

Nabi Musa AS kemudian meminta izin kepada Nabi Khidir untuk belajar darinya.

قَالَ لَهُۥ مُوسَىٰ هَلْ أَتَّبِعُكَ عَلَىٰٓ أَن تُعَلِّمَنِ مِمَّا عُلِّمْتَ رُشْدًا

Artinya: "Musa berkata kepada Khidhr: "Bolehkah aku mengikutimu supaya kamu mengajarkan kepadaku ilmu yang benar di antara ilmu-ilmu yang telah diajarkan kepadamu?" (Q.S. Al Kahfi: 66).

Baca juga: Syahid yang Berjalan di Bumi, Kisah Pengorbanan Thalhah bin Ubaidillah

Awalnya Nabi Khidir menolak permintaan Nabi Musa AS.

قَالَ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًاوَكَيْفَ تَصْبِرُ عَلَىٰ مَا لَمْ تُحِطْ بِهِۦ خُبْرًا

Artinya: "Dia menjawab: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersama aku." Dan bagaimana kamu dapat sabar atas sesuatu, yang kamu belum mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?" (Q.S. Al Kahfi: 67-68).

Nabi Musa Belajar dengan Nabi Khidir

Nabi Musa kemudian meyakinkan Nabi Khidir bahwa ia akan bersabar dengan apa yang dilakukan Nabi Khidir.

قَالَ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ صَابِرًا وَلَآ أَعْصِى لَكَ أَمْرًا

Artinya: "Musa berkata: "Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, dan aku tidak akan menentangmu dalam sesuatu urusanpun"." (Q.S. Al Kahfi: 69).

Nabi Khidir mensyaratkan Nabi Musa untuk tidak bertanya mengenai suatu apapun sampai Nabi Khidir menerangkannya sendiri.

قَالَ فَإِنِ ٱتَّبَعْتَنِى فَلَا تَسْـَٔلْنِى عَن شَىْءٍ حَتَّىٰٓ أُحْدِثَ لَكَ مِنْهُ ذِكْرًا

Artinya: "Dia berkata: "Jika kamu mengikutiku, maka janganlah kamu menanyakan kepadaku tentang sesuatu apapun, sampai aku sendiri menerangkannya kepadamu"." (Q.S. Al Kahfi: 70).

Baca juga: Kisah Nabi Hud AS: Azab Orang Sombong dan Awal Kehancuran Kaum ‘Ad

Tiga Peristiwa yang Dialami Nabi Musa AS dan Nabi Khidir

Kedua Nabi tersebut kemudian melakukan perjalanan. Dalam perjalanan tersebut, ada tiga peristiwa penting yang terjadi.

1. Nabi Khidir Melubangi Perahu yang Ditumpanginya

Ketika sampai di suatu tempat, keduanya menumpang sebuah kapal. Saat berada di atas kapal, Nabi Khidir melubangi kapal tersebut.

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا رَكِبَا فِى ٱلسَّفِينَةِ خَرَقَهَا ۖ قَالَ أَخَرَقْتَهَا لِتُغْرِقَ أَهْلَهَا لَقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا إِمْرًا

Artinya: "Maka berjalanlah keduanya, hingga tatkala keduanya menaiki perahu lalu Khidhr melobanginya. Musa berkata: "Mengapa kamu melobangi perahu itu akibatnya kamu menenggelamkan penumpangnya?" Sesungguhnya kamu telah berbuat sesuatu kesalahan yang besar." (Q.S. Al Kahfi: 71).

Nabi Khidir kembali meningatkan bahwa Nabi Musa tidak akan bisa bersabar bersamanya.

قَالَ أَلَمْ أَقُلْ إِنَّكَ لَن تَسْتَطِيعَ مَعِىَ صَبْرًا

Artinya: "Dia (Khidhr) berkata: "Bukankah aku telah berkata: "Sesungguhnya kamu sekali-kali tidak akan sabar bersama dengan aku"." (Q.S. Al Kahfi: 72).

Baca juga: Kisah Nabi Musa AS Menurut Al Quran yang Penuh Hikmah

2. Nabi Khidir Membunuh Anak Kecil

Nabi Musa masih meminta Nabi Khidir untuk terus mengikutinya. Nabi Khidir pun mengizinkan. Dalam perjalanan selanjutnya, Nabi Khidir membunuh seorang anak kecil.

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَا لَقِيَا غُلَٰمًا فَقَتَلَهُۥ قَالَ أَقَتَلْتَ نَفْسًا زَكِيَّةًۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ لَّقَدْ جِئْتَ شَيْـًٔا نُّكْرًا

Artinya: "Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: "Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar"." (Q.S. Al Kahfi; 74).

Nabi Musa kembali memprotes apa yang dilakukan Nabi Khidir.

3. Membangun Rumah Anak Yatim Piatu

Keduanya melanjutkan perjalanan setelah peristiwa pembunuhan tersebut. Nabi Musa dan Nabi Khidir kemudian sampai di sebuah kampung. Keduanya meminta dijamu, tetapi tidak ada yang peduli.

Baca juga: Kisah Hijrah Nabi Muhammad SAW dari Mekah ke Madinah

Meskipun diperlakukan tidak baik, Nabi Khidir justru membangun sebuah rumah yang sudah roboh di tempat tersebut.

فَٱنطَلَقَا حَتَّىٰٓ إِذَآ أَتَيَآ أَهْلَ قَرْيَةٍ ٱسْتَطْعَمَآ أَهْلَهَا فَأَبَوْا۟ أَن يُضَيِّفُوهُمَا فَوَجَدَا فِيهَا جِدَارًا يُرِيدُ أَن يَنقَضَّ فَأَقَامَهُۥ ۖ قَالَ لَوْ شِئْتَ لَتَّخَذْتَ عَلَيْهِ أَجْرًا

Artinya: "Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau, niscaya kamu mengambil upah untuk itu"." (Q.S. Al Kahfi: 77).

Nabi Musa kembali memprotes apa yang dilakukan Nabi Khidir.

Perpisahan Nabi Musa dan Nabi Khidir

Setelah tiga kali melakukan protes terhadap apa yang dilakukan Nabi Khidir, keduanya akhirnya berpisah. Namun sebelum berpisah, Nabi Khidir akan menerangkan apa yang telah dilakukannya.

قَالَ هَٰذَا فِرَاقُ بَيْنِى وَبَيْنِكَ ۚ سَأُنَبِّئُكَ بِتَأْوِيلِ مَا لَمْ تَسْتَطِع عَّلَيْهِ صَبْرًا

Artinya: "Khidhr berkata: "Inilah perpisahan antara aku dengan kamu; kelak akan kuberitahukan kepadamu tujuan perbuatan-perbuatan yang kamu tidak dapat sabar terhadapnya." (Q.S. Al Kahfi: 78).

Baca juga: Kisah Salman Al Farisi: Perjalanan Mencari Kebenaran

Nabi Khidir menjelaskan bahwa ia melubangi kapal yang ditumpangi agar tidak dirampas oleh oleh raja yang zalim (Q.S. Al Kahfi: 79). Nabi Khidir membunuh anak kecil itu karena nantinya ia akan membawa orang tuanya yang alim kepada kekafiran dan kesesatan (Q.S. Al Kahfi: 80).

Sementara Nabi Khidir membangun rumah yang sudah roboh karena di dalamnya ada harta anak yatim piatu (Q.S. Al Kahfi: 82).

Itulah tiga peristiwa yang membuat Nabi Musa tidak bersabar sehingga keduanya harus berpisah. Dari sini dapat digambarkan bahwa Nabi Musa tidak mempunyai pengetahuan sebagaimana yang telah diberikan kepada Nabi Khidir AS.

Kesimpulan

Teguran Allah SWT atas perkataan Nabi Musa AS yang menganggap dirinya paling berilmu membuatnya dipertemukan dengan Nabi Khidir.

Dalam perjalanannya, Nabi Musa tidak mengetahui hakikat dari perbuatan Nabi Khidir AS. Padahal apa yang dilakukan Nabi Khidir semata-mata atas ilmu yang dikaruniakan Allah SWT.

Maka tersadarlah Nabi Musa AS bahwa ada orang yang diberikan ilmu melebihi dirinya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com