KOMPAS.com - Abu Bakar Ash Shiddiq merupakan orang terbaik kedua setelah Nabi Muhammad SAW. Abu Bakar Ash Shiddiq adalah pribadi yang sangat lembut dan peduli dengan sesama manusia.
Kedudukan Bakar Ash Shiddiq sebagai manusia terbaik setelah Nabi Muhammad SAW disampaikan dalam sebuah percakapan antara Ali bin Abi Thalib dan putranya Muhammad Al Hanafiyah:
Baca juga: Kisah Tsabit bin Ibrahim: Tidak Mau Memakan Barang Haram Sedikitpun
قُلْتُ لِأَبِي أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ بَعْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ؟ قَالَ : أَبُو بَكْرٍ،قُلْتُ: ثُمَّ مَنْ؟ قَالَ : ثُمَّ عُمَرُ،وَخَشِيتُ أَنْ يَقُولَ عُثْمَانُ، قُلْتُ: ثُمَّ أَنْتَ؟ قَالَ: مَا أَنَا إِلَّا رَجُلٌ مِنَ المُسْلِمِينَ.
Artinya: “Aku (Muhammad Al hanafiyah) bertanya kepada ayahku, siapa orang terbaik setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka ia (Ali bin Abi Thalib) menjawab, ‘Abu Bakar’. Aku pun bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi setelah itu?’ Ia menjawab, ‘Kemudian ‘Umar.’ Aku khawatir bila ia akan menjawab ‘Utsman setelah itu. Aku pun segera memotongnya dengan bertanya, ‘Kemudian engkau?’ Ia menjawab, ‘Aku hanyalah seseorang dari kaum muslimin.’” (H.R. Bukhari).
Sebagai manusia terbaik, Abu Bakar Ash Shiddiq tetap memiliki sisi-sis manusiawi. Hal ini tergambar dari sikap Abu Bakar Ash Shiddiq ketika dicaci maki oleh seorang Badui.
Berikut Kisah Lengkapnya:
Baca juga: Kisah Orang Badui Masuk Surga tanpa Hisab
Suatu hari Nabi Muhammad SAW bertamu ke rumah Abu Bakar Ash Shiddiq. Ketika sedang bercengkerama dengan Nabi Muhammad SAW, tiba- tiba datang seorang Arab badui menemui Abu Bakar dan langsung mencela Abu Bakar. Makian dan kata-kata kotor keluar keluar dari mulut orang itu. Namun, Abu Bakar tidak menghiraukannya.
Ia melanjutkan perbincangan dengan Nabi Muhammad SAW. Melihat hal ini, Nabi Muhammad SAW tersenyum. Kemudian orang Arab badui itu kembali memaki-maki Abu Bakar. Kali ini makian dan hinaannya lebih kasar.
Namun, dengan keimanan yang kokoh serta kesabarannya, Abu Bakar tetap membiarkan orang tersebut. Rasulullah SAW kembali memberikan senyum. Semakin marahlah orang Arab badui ini.
Untuk ketiga kalinya, si badui mencerca Abu Bakar dengan makian yang jauh lebih menyakitkan. Kali ini, Abu Bakar tidak dapat menahan amarahnya. Dibalasnya makian orang Arab badui itu dengan makian pula.
Saat itu terjadilah perang mulut antara Abu Bakar dengan orang Badui tersebut. Seketika itu Nabi Muhammad SAW beranjak dari tempat duduknya. Ia meninggalkan Abu Bakar tanpa mengucapkan salam.
Melihat hal ini, selaku tuan rumah Abu Bakar tersadar dan menjadi bingung. Dikejarnya Nabi Muhammad SAW yang sudah sampai halaman rumah.
Kemudian Abu Bakar memanggil beliau. "Wahai Nabi Muhammad SAW, janganlah Anda biarkan aku dalam kebingungan yang sangat. Jika aku berbuat kesalahan, jelaskan kesalahanku," pintanya.
Baca juga: Kisah Dua Orang Masuk Surga Tanpa Sekalipun Mengerjakan Sholat
Nabi Muhammad SAW menjawab, "Sewaktu ada seorang Arab badui datang lalu mencelamu, dan engkau tidak menanggapinya, aku tersenyum karena banyak Malaikat di sekelilingmu yang akan membelamu di hadapan Allah.
Begitu pun, yang kedua kali ketika ia mencelamu dan engkau tetap membiarkannya, maka para Malaikat semakin bertambah banyak jumlahnya. Oleh sebab itu, aku tersenyum.
Namun, ketika kali yang ketiga ia mencelamu dan engkau menanggapinya, dan engkau membalasnya, maka seluruh Malaikat pergi meninggalkanmu. Hadirlah Iblis di sisimu.
Oleh karena itu, aku tidak ingin berdekatan dengannya, dan aku tidak memberikan salam kepadanya."
Demikian Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita untuk bersabar menahan amarah, dengan tidak membalas keburukan dengan hal-hal yang buruk pula.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini