KOMPAS.com-Sholat merupakan kewajiban utama bagi umat Islam dan disebut sebagai tiang agama.
Namun, terdapat waktu-waktu tertentu yang dilarang untuk melaksanakan sholat sunnah mutlak atau sholat tanpa sebab.
Meski demikian, sholat yang memiliki sebab khusus, seperti sholat qadha, sholat gerhana, atau sholat jenazah, tetap diperbolehkan dilakukan pada waktu-waktu tersebut.
Baca juga: Panduan Sholat Safar: Pengertian, Syarat, Tata Cara, Niat, dan Waktu Terbaik
Dalam mazhab Syafi’i, hukum melaksanakan sholat pada waktu yang dilarang adalah haram dan tidak sah. Sementara sebagian mazhab lain menilainya makruh.
Ketentuan ini berlandaskan hadis Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim:
صَلِّ صَلَاةَ الصُّبْحِ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ حَتَّى تَرْتَفِعَ، فَإِنَّهَا تَطْلُعُ حِينَ تَطْلُعُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ، ثُمَّ صَلِّ فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ، حَتَّى يَسْتَقِلَّ الظِّلُّ بِالرُّمْحِ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ، فَإِنَّ حِينَئِذٍ تُسْجَرُ جَهَنَّمُ، فَإِذَا أَقْبَلَ الْفَيْءُ فَصَلِّ، فَإِنَّ الصَّلَاةَ مَشْهُودَةٌ مَحْضُورَةٌ، حَتَّى تُصَلِّيَ الْعَصْرَ، ثُمَّ أَقْصِرْ عَنِ الصَّلَاةِ حَتَّى تَغْرُبَ الشَّمْسُ، فَإِنَّهَا تَغْرُبُ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ، وَيُسْجُدُ لَهَا الْكُفَّارُ
“Tunaikanlah sholat Subuh, kemudian berhentilah sholat sampai matahari terbit dan meninggi. Karena ia terbit di antara dua tanduk setan dan orang-orang kafir bersujud kepadanya. Kemudian sholatlah sampai bayangan lurus seperti tombak. Lalu berhentilah sholat, karena saat itu neraka Jahim dinyalakan. Setelah itu, sholatlah sampai sholat Asar. Kemudian berhentilah sholat sampai matahari terbenam, karena ia terbenam di antara dua tanduk setan dan orang-orang kafir bersujud kepadanya.” (HR. Muslim)
Dilansir dari laman Kemenag, Syekh Nawawi Al-Bantani dalam Kasyifatus Saja Syarah Safinatun Naja menjelaskan bahwa ada lima waktu utama yang dilarang untuk melaksanakan sholat sunnah tanpa sebab.
Baca juga: Lupa Rakaat Sholat? Ini Panduan dan Tata Cara Sujud Sahwi Menurut Ulama
Larangan berlaku sejak selesai melaksanakan shalat Subuh hingga matahari terbit. Pada waktu ini tidak dianjurkan sholat Ba’diyah Subuh.
Hikmahnya adalah menjaga akidah umat Islam, karena waktu tersebut identik dengan penyembahan matahari.
Setelah matahari terbit, larangan berlanjut hingga matahari meninggi kira-kira satu tumbak atau sekitar 15 menit. Waktu ini dikenal dengan istilah waktu syuruq.
Berdasarkan hadis, matahari saat itu berada di antara dua tanduk setan, sehingga orang kafir bersujud kepadanya.
Baca juga: Sahkah Sholat yang Dilakukan dengan Cepat? Simak Penjelasan Lengkapnya
Waktu istiwa adalah ketika matahari tepat berada di atas kepala sehingga bayangan benda tidak terlihat. Umat Islam dilarang melaksanakan sholat pada waktu ini hingga masuknya waktu Zuhur. Larangan ini juga dikaitkan dengan kondisi neraka Jahim yang sedang dinyalakan.
Setelah melaksanakan sholat Ashar, umat Islam dilarang melakukan sholat sunnah hingga matahari benar-benar tenggelam. Sama seperti setelah Subuh, larangan ini bertujuan menjaga akidah dari praktik penyembahan matahari saat terbenam. Karena itu, tidak ada sholat Ba’diyah setelah Asar.
Larangan terakhir berlaku saat matahari mulai menguning hingga terbenam di ufuk barat. Dalam hadits disebutkan bahwa matahari terbenam di antara dua tanduk setan dan menjadi momen orang kafir bersujud kepadanya.
Di saat situasi tidak menentu, Kompas.com tetap berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update terkini dan notifikasi penting di Aplikasi Kompas.com. Download di sini