Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhammadiyah Masuk Organisasi Keagamaan Terkaya Ke-4 di Dunia

Kompas.com - 24/10/2025, 08:05 WIB
Farid Assifa

Editor

KOMPAS.com - Media statistik dan visual data Asia Tenggara, Seasia Stats, baru saja merilis daftar 10 organisasi keagamaan terkaya di dunia untuk tahun 2025.

Dalam daftar tersebut, Muhammadiyah, organisasi keagamaan asal Indonesia, menempati posisi keempat dengan kekayaan mencapai ratusan triliun.

Daftar kekayaan yang dihimpun mencakup nilai aset serta investasi yang dimiliki oleh masing-masing organisasi.

Data ini mencerminkan peran lembaga keagamaan dalam berbagai aspek, tidak hanya dalam kegiatan dakwah, tetapi juga dalam kontribusi di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi untuk kepentingan umat.

Baca juga: Ma’ruf Amin Resmikan Formula Santri: Gerakan Baru Ulama dan Santri Hadapi Tantangan Zaman

1. The Church of Jesus Christ of Latter-Day Saints

Gereja ini memiliki kekayaan sekitar USD265 miliar atau setara dengan Rp4.404 kuadriliun, menempatkannya di posisi pertama.

2. Catholic Church in Germany

Gereja Katolik asal Jerman menempati posisi kedua dengan kekayaan berkisar antara USD47.24 hingga USD265.62 miliar, atau setara dengan Rp785.12 triliun hingga Rp4.414 kuadriliun.

3. Tirumala Tirupati Devasthanams (TTD)

Organisasi keagamaan Hindu asal India ini berada di posisi ketiga dengan kekayaan sekitar USD31.11 miliar atau setara dengan Rp517 triliun.

4. Muhammadiyah

Dengan total kekayaan sekitar USD27.96 miliar atau setara dengan Rp464.6 triliun, Muhammadiyah menempati posisi keempat.

Organisasi ini dikenal berperan besar dalam pendidikan, kesehatan, dan berbagai aspek lain yang menunjang kebutuhan umat.

5. Catholic Church in Australia

Gereja Katolik asal Australia menempati posisi kelima dengan kekayaan sebesar USD23.25 miliar atau setara dengan Rp386.33 triliun.

6. Catholic Church in France

 

Gereja Katolik di Perancis berada di posisi keenam dengan kekayaan sebesar USD23 miliar atau Rp382.13 triliun.

7. Seventh-day Adventist Church

Organisasi keagamaan asal Amerika Serikat ini memiliki kekayaan sekitar USD15.6 miliar atau setara dengan Rp259.19 triliun.

8. Church of England

Gereja resmi bagi umat Anglikan di Inggris ini menempati posisi kedelapan dengan kekayaan sekitar USD13.84 miliar atau Rp229.81 triliun.

9. Church of Sweden

Gereja di Swedia memiliki kekayaan sekitar USD11.41 miliar atau Rp189.57 triliun.

10. Trinity Church

Gereja Trinity asal Amerika Serikat menempati posisi terakhir dengan kekayaan sekitar USD6 miliar atau setara dengan Rp99.69 triliun.

Masuknya Muhammadiyah dalam daftar ini menunjukkan bahwa organisasi keagamaan umat Muslim mampu eksis di kancah global, sejajar dengan organisasi keagamaan lainnya yang lebih dahulu mendunia.

Muhammadiyah, yang didirikan pada 18 November 1912 oleh KH Ahmad Dahlan di Kauman, Yogyakarta, awalnya lahir dari pendirian sekolah rakyat bernama Madrasah Ibtidaiyah Diniyah Islamiyah.

Organisasi ini kini telah mengelola lebih dari 5.000 sekolah, 176 perguruan tinggi, serta ratusan rumah sakit dan klinik di seluruh Indonesia, sesuai laporan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tahun 2024.

Baca juga: Hitung Mundur Ramadhan 2026: Versi Muhammadiyah Jatuh pada 18 Februari, Ini Persiapan yang Disarankan

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan bahwa perhatian Muhammadiyah tidak hanya tertuju pada pengelolaan aset-aset besar.

"Lebih dari itu, organisasi ini berkomitmen untuk terus berkontribusi bagi kemajuan bangsa dan menghadirkan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat Indonesia melalui berbagai amal usaha yang dijalankannya," ungkapnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Ikuti terus update topik ini dan notifikasi penting di Aplikasi KOMPAS.com. Download sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke